Selama Dua Pekan Terakhir, Positivity Rate Jakarta Turun Menjadi 0,5 Persen
Satu pekan kemudian, 18-24 Oktober persentase turun menjadi 0,5 persen, dengan jumlah orang yang dilakukan tes PCR sebanyak 146.380 orang. Sementara jumlah orang dites PCR per satu juta penduduk per minggu sebanyak 13.751 orang.
Selama dua pekan, persentase positivity rate penularan Covid-19 di Jakarta mengalami penurunan. Data terakhir, pada Minggu 24 Oktober 2021, persentase positivity rate sebesar 0,5 persen.
Mengutip dari akun twitter resmi Pemprov DKI Jakarta @DKIJakarta, pada periode 11-17 Oktober positivity rate sebesar 0,8 persen, dengan jumlah orang yang dilakukan tes PCR sebanyak 134.460 orang. Sementara jumlah orang dites PCR per satu juta penduduk per minggu sebanyak 12.631 orang.
-
Apa yang diuji coba oleh Pemprov DKI Jakarta? Penjelasan Pemprov DKI Uji Coba TransJakarta Rute Kalideres-Bandara Soekarno Hatta Dikawal Patwal Selama uji coba dengan menggunakan Bus Metro TransJakarta dikawal dengan petugas Patwal hingga ada penutupan sementara di beberapa persimpangan Penjabat Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono bersama jajaran Pemprov DKI Jakarta menjajal langsung TransJakarta menuju Bandara Internasional Soekarno-Hatta yang dimulai dari Terminal Kalideres.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Kapan peningkatan kasus Covid-19 terjadi di Jakarta? Adapun kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Kapan kasus Covid-19 pertama di Indonesia diumumkan? Presiden Jokowi mengumumkan hal ini pada 2 Maret 2020, sebagai kasus Covid-19 pertama di Indonesia.
-
Bagaimana virus Covid-19 pertama kali masuk ke Indonesia? Kasus ini terungkap setelah NT melakukan kontak dekat dengan warga negara Jepang yang juga positif Covid-19 saat diperiksa di Malaysia pada malam Valentine, 14 Februari 2020.
Satu pekan kemudian, 18-24 Oktober persentase turun menjadi 0,5 persen, dengan jumlah orang yang dilakukan tes PCR sebanyak 146.380 orang. Sementara jumlah orang dites PCR per satu juta penduduk per minggu sebanyak 13.751 orang.
Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti menyampaikan kasus aktif per 26 Oktober menunjukan capaian positif yaitu 927 kasus. Berdasarkan data Dinas Kesehatan, angka terendah kasus aktif selama pandemi Covid-19 sebanyak 964 kasus.
Perlu diketahui, kasus aktif merupakan istilah yang digunakan bagi pasien Covid-19 yang masih menjalani perawatan.
"Kasus aktif menurun dan kini berada di bawah 1.000 kasus, tepatnya 927 kasus aktif, pada hari ini. Terakhir kali kasus aktif Jakarta di bawah 1.000 kasus yakni pada 5 April 2020 sebanyak 964 kasus aktif," ucap Widya, Selasa (26/10).
Widya mengatakan, penurunan kasus aktif didorong pelacakan kasus secara masif yang dilakukan di sekolah, perkantoran, asrama, panti asuhan, pusat perbelanjaan, dan lain-lain.
Dari upaya pelacakan masif, ucap Widya, terjadi penurunan dari semula 4,4 persen per 24 September 2021, turun menjadi 3 persen per 25 Oktober 2021.
Selain itu, Widya menuturkan, salah satu yang menjadi sorotan publik adalah pelacakan yang dilakukan di sekolah untuk mencegah laju penularan dan melihat efektivitas Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di tengah pandemi.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan, temuan kasus di sekolah turut mengalami penurunan, dari semula 4 persen pada 25 September menjadi 2,3 persen pada 25 Oktober.
"Pelaksanaan ACF di sekolah tersebut telah sesuai instruksi Kementerian Kesehatan RI, yang mana ACF dilakukan pada minimal 10 persen dari sekolah yang melakukan PTM, mencakup 10 persen pendidik dan tenaga kependidikan, dan 10 persen peserta didik. Kaidah 10 persen ini sebagai upaya menguatkan surveilans untuk mencegah lonjakan kasus yang tidak terkendali," jelasnya.
Lebih lanjut, Widyastuti menjelaskan, Dinas Kesehatan juga meningkatkan ratio tracing. Per 24 Oktober 2021, ratio tracing di Jakarta sebesar 15,72, yang mana berarti satu kasus positif dilacak dan dilakukan PCR kepada rata-rata 15-16 orang yang berkontak erat. Dalam melakukan tracing atau pelacakan, Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta meningkatkan kerja sama dengan berbagai pihak, seperti kader Dasawisma, TNI/Polri, dan lain-lain.
“Untuk persentase kasus positif atau positivity rate mingguan masih jauh di bawah 5 persen yang menjadi standar WHO, di Jakarta sebesar 0,4 persen,” imbuhnya.
Pada 18-24 Oktober 2021, testing PCR dilakukan sebanyak 146.380, dengan kasus mingguan sebanyak 710. Meskipun terjadi kenaikan testing PCR sebanyak 9 persen dari minggu sebelumnya, tetapi kasus yang ditemukan menurun sebesar 32 persen.
Penurunan jumlah kasus positif ini tentu tak lepas dari manfaat vaksinasi COVID-19. Adapun cakupan vaksinasi COVID-19 KTP DKI Jakarta per 25 Oktober 2021 untuk dosis 1 sebanyak 7.187.310 (86 persen) dan dosis 2 sebanyak 5.718.827 (68 persen) dari total penduduk DKI Jakarta.
Selain vaksinasi, Widyastuti mengimbau agar masyarakat tetap waspada terhadap penularan virus ini dan melakukan deteksi dini. Vaksinasi dan deteksi dini berperan penting dalam mencegah timbulnya keparahan dan kematian.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, kematian positif COVID-19 seminggu terakhir meningkat, dari yang semula persentase kematian sebesar 0,4 persen pada 17 Oktober 2021 menjadi 0,7 persen pada 24 Oktober 2021.
“Jika ada gejala, masyarakat harus segera berobat dan melakukan pemeriksaan PCR untuk mencegah kefatalan dan dpt dipantau segera oleh petugas kesehatan. Apalagi, COVID-19 pada anak seringkali tidak menunjukkan gejala atau justru gejala lain, seperti diare/keluhan saluran pencernaan,” tuturnya.
Baca juga:
Update Pasien Covid-19 di RSD Wisma Atlet Kemayoran Per 27 Oktober 2021
Pemerintah Hapus Cuti Bersama Natal dan Tahun Baru, Warga Diminta Tak Pulang Kampung
Pemerintah Diminta Tiru India Terkait Harga Tes PCR
Dokter Paru Ungkap Penyebab Long Covid: Adanya Peradangan Akibat Badai Sitokin
Ganjar Minta Masyarakat Jaga Prokes Ketat Antisipasi Gelombang Ketiga Covid-19
Antisipasi Gelombang Ketiga Covid-19, Pemprov Kepri Buka Destinasi Wisata Terbatas