Suara pekerja JLNT Casablanca setelah proyek disetop Jokowi
"Kalau distop kasihan pengguna jalan, karena macetnya jadi diperpanjang," ujar Chairul (50), salah satu pekerja proyek.
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo dan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama meminta agar pembangunan proyek jalan layang non tol (JLNT) Casablanca segera dihentikan. Ahok menilai ada masalah teknis penganggaran dalam proyek era Gubernur Fauzi Bowo itu sehingga proyek harus terhenti.
Chairul (50), salah satu pekerja proyek PT Istaka yang mengerjakan pembangunan jalan layang Casablanca mengatakan, dirinya tidak setuju jika kebijakan tersebut nantinya akan terealisasi. Menurutnya jika nantinya proyek tersebut jadi diberhentikan maka akan terjadi dampak yang tidak baik bagi para pengguna jalan yang biasa melintas.
"Pembangunan ini kan sudah ditargetkan pada bulan Juli nanti bisa dipakai. Nanti kalau distop kasihan pengguna jalan, karena macetnya jadi diperpanjang," ujar pria yang sejak awal ikut membangun JLNT Casablanca, saat ditemui merdeka.com, Selasa (23/4) malam.
Dampak lain yang lebih membahayakan lagi menurut Chairul adalah, kondisi alat penyangga besi coran yang sudah terpasang saat ini tidak bisa dijamin kekuatannya. Menurutnya jika penyangga rapuh, sangatlah berbahaya jika nantinya roboh dan menimpa pengguna jalan yang berada di bawah.
"Penyangganya itu kalau dibiarkan sampai lama bisa tidak kuat. Parahnya kalau ada gempa kecil saja ini bisa roboh dan menimpa pengendara motor dan mobil yang berada di bawah," jelasnya.
Chairul menjelaskan, meski sudah mengetahui pernyataan Ahok dari media cetak pada senin (22/4) lalu, hingga saat ini ia dan teman-temanya masih melakukan pekerjaannya dalam membangun jalan tersebut.
"Teman-teman dan saya masih bekerja, karena kan belum ada pemberitahuan resmi dari perusahaan, sebelum ada pengumuman dari manajemen yah kerja aja. Yang bertanggung jawab ke kita kan perusahaan," tandasnya.