Tim Pramono-Rano Karno Sindir Ridwan Kamil: Mau Bikin Jakarta Jadi Bandung Agak Susah
Meskipun, kata Beno, Jakarta sudah tak lagi menjadi ibu kota, namun kultur jangan sampai hilang.
Tim Pemenangan meyakini bahwa pasangan bakal calon gubernur dan wakil gubernur Jakarta dari PDIP, Pranomo Anung-Rano Karno mampu melanjutkan pembangunan mantan Gubernur Jakarta Anies Baswedan.
Wakil Sekretaris Tim Pemenangan Pramono-Rano, Beno Muhamad Ibnu menyinggung kubu sebelah yang akan membuat Jakarta seperti Bandung agak sulit akan terwujud. Diketahui Ridwan Kamil yang menjadi lawan mereka pernah menjadi Wali Kota Bandung dan Gubernur Jawa Barat.
- Pramono Anung Pastikan Anies Tak Masuk Timses Pilkada Jakarta
- Ada Kirab Pengembalian Duplikat Bendera ke Monas, Pengendara Diminta Hindari Rute Ini
- PDIP Ungkap Alasan Batal Usung Anies di Pilkada Jakarta, Sebut Ada Tarik Menarik Dua Kultur
- Momen Berbalas Pantun Ridwan Kamil-Suswono Usai Resmi Maju Pilkada Jakarta
"Karena posisi yang Mas Pram dan Nang Doel yang bisa meneruskan pembangunan yang dibangun oleh Pak Anies. Kalau posisi sebelah tidak mungkin, karena mau bikin Jakarta jadi Bandung agak susah," kata Beno, saat sambutan di Warung Si Doel, Jakarta, Jumat (6/9).
Bahkan, dia menegaskan, anak asli Betawi adalah Rano Karno. Sehingga, akan lebih mudah membangun Jakarta dengan baik.
"Yang anak Jakarta, yang anak Betawi, si Doel. Kalau putra daerah membangun kotanya sendiri, otomatis relate tuh emosionalnya," ujar dia.
"Beda kalau orang dari sebelah mau coba membangun, nah saya khawatirnya bukan terbangun, tapi mengubah tradisi dan kultur, itu yang bahaya," sambungnya.
Meskipun, kata Beno, Jakarta sudah tak lagi menjadi ibu kota, namun kultur jangan sampai hilang.
"Jakarta memang ibu kota, walaupun sekarang mau pindah ke IKN, Jakarta memang semua kaum urban di sana. Tetapi soal kebudayaan, soal kultur, itu tidak boleh dihilangkan. Jangan sampai Jakarta menjadi Singapura nanti. Atau seperti Australia, yang justru orang-orang asli Jakartanya justru terpikirkan malah bisa dihilangkan. Ini bukan soal politik identitas, ini bukan soal politik primordial," tegas Beno.
"Di Jakarta, suku terbesarnya Jawa. Makanya Mas Pram tidak kita ganti menjadi Bang Pram, tetap saja menjadi Mas Pram. Tidak seperti Kang menjadi Bang," imbuhnya.
- Pestapora Pertamina Fastron 2024 Bakal Hadirkan Pengalaman Tiga Hari yang Tak Terlupakan
- Diduga Disadap Israel dan Dipasangi Peledak, Ahli Ungkap Bagaimana Pager Meledak Secara Bersamaan di Lebanon
- Ini Alasan Mengapa Banyak Orang Percaya Pseudoscience, Bahkan Orang Pintar Juga Bisa Mempercayainya
- Beda Keterangan KPK dengan Jubir Kaesang soal Nebeng Jet Pribadi, Jumlah Penumpang dan Teman Tak Ikut
- Gunung Telomoyo Terbakar, Dipicu Warga Bakar Rumput
Berita Terpopuler
-
Jokowi Tak Mau Buru-Buru Teken Kepres Pemindahan IKN, Ternyata Ini Alasannya
merdeka.com 18 Sep 2024 -
Bahlil Minta Jokowi Naikkan Gaji PNS Kementerian ESDM, Ini Alasannya
merdeka.com 18 Sep 2024 -
Presiden Jokowi Heran Urus Izin PLTP Memakan Waktu 6 Bulan: Saya Sendiri Tidak Kuat Menunggu Selama Itu
merdeka.com 18 Sep 2024 -
Jokowi soal Belum Terbitkan Keppres Pemindahan Ibu Kota ke IKN: Ini Bukan Pindah Rumah
merdeka.com 18 Sep 2024 -
Jokowi: Lamanya Waktu Perizinan Memulai Konstruksi Energi Panas Bumi, Jadi Problem Investor
merdeka.com 18 Sep 2024