Mahasiswa UGM Ciptakan Jaket Pengatur Suhu Otomatis, Nyaman Digunakan saat Cuaca Panas Maupun Dingin
Pengguna dapat mengatur batas suhu sesuai tingkat kenyamanan yang diinginkan.
pengguna dapat mengatur batas suhu sesuai tingkat kenyamanan yang diinginkan.
Mahasiswa UGM Ciptakan Jaket Pengatur Suhu Otomatis, Nyaman Digunakan Saat Cuaca Panas Maupun Dingin
Suhu udara akhir-akhir ini sering berubah dan perubahannya begitu drastis. Kalau siang suhunya panas, kalau malam suhunya dingin.
-
Bagaimana cara alat pemanen air hujan yang dipasang mahasiswa UGM bekerja? Tim KKN UGM yang berjumlah 30 orang berencana memasang alat pemanen air hujan pada salah satu lokasi dusun sebagai instalasi percontohan yang dilengkapi alat penyaring. “Kita akan memasang kapasitas dengan volume 1.200 liter. Alat ini langsung menyaring air hujan yang sebelumnya asam menjadi air yang bersih sehingga kebutuhan air tawar bisa terpenuhi. Sebab jika mengandalkan air sumur, pada umumnya air di sini payau,” kata Ardy dikutip dari ANTARA.
-
Kenapa mahasiswa UGM memasang alat pemanen air hujan di Pulau Karampuang? Kormanit KKN-PPM UGM Unit Karampuang, Ardy Madi Nugroho, mengatakan bahwa teknologi itu dibuat untuk memenuhi kebutuhan masyarakat pada dua dusun di Pulau Karampuang yang masih kesulitan air bersih. “Dari 11 dusun, ada dua dusun yang kita survei masih belum dialiri PDAM. Di dusun yang sudah teraliri PDAM kadang air hanya mengalir seminggu sekali,” kata Ardy dikutip dari ANTARA pada Kamis (11/7).
-
Apa yang dilakukan mahasiswa UGM dalam KKN mereka di Sulawesi Barat? Mahasiswa adalah agen perubahan. Tak sedikit mahasiswa yang melakukan inovasi untuk memberikan perubahan di tengah masyarakat. Bentuk inovasi itu bisa dilakukan melalui berbagai cara, salah satunya saat program Kuliah Kerja Nyata atau KKN. Melalui program KKN, Mahasiswa Universitas Gadjah Mada bakal memasang teknologi pemanen air hujan, tepatnya di Pulau Karampuang, Mamuju, Sulawesi Barat.
-
Siapa mahasiswa UGM yang ingin membantu para petani buah salak? Saat skripsi, ia mengangkat topik penelitian soal lalat buah yang menjadi hama dan menghambat ekspor pada buah salak. Rencananya saat tesis nanti, ia akan melanjutkan topik tentang lalat buah dan dampaknya pada produksi buah salak. "Dari penelitian itu, kita ingin membantu petani khususnya para petani buah salak," imbuhnya.
-
Apa yang dibuat mahasiswa UGM dari kotoran sapi? Mahasiswa merupakan agen perubahan. Mereka telah menciptakan berbagai inovasi yang memberi dampak perubahan di tengah masyarakat. Terbaru, mereka melakukan inovasi dengan menyulap kotoran sapi menjadi batako untuk bahan bangunan.
-
Siapa mahasiswa UGM yang berhasil lulus kuliah di usia termuda? Pada 29 Agustus lalu, Mia Yunita, mahasiswa prodi Kedokteran Hewan, Fakultas Kedokteran Hewan, berhasil menyelesaikan studinya. Ia berhasil menyelesaikan studi dalam waktu empat tahun. Namun di antara 3.627 wisudawan-wisudawati lainnya, Mia merupakan yang paling muda.
Kondisi ini sepertinya dipikirkan betul oleh lima mahasiswa UGM. Mereka berinovasi menciptakan jaket dengan pengatur suhu otomatis yang diberi nama “ACO Jacket”.
“ACO Jacket merupakan jaket pengatur suhu nyaman bagi pengguna yang dilengkapi dengan sistem penghangat dan pendingin,” ujar Wahyu Agong Nugroho, mahasiswa Jurusan Teknologi Rekayasa Mesin UGM yang tergabung dalam tim inovasi tersebut, dikutip dari ANTARA pada Senin (16/10).
Wahyu mengatakan, saat menggunakan jaket itu, pengguna dapat mengatur batas suhu sesuai tingkat kenyamanan yang diinginkan. Menurutnya, jaket tersebut dilengkapi dengan fitur pendingin maupun penghangat yang dapat dipilih sesuai dengan kondisi.
Sementara itu mahasiswa lainnya, Genesis Junior Sumlang, mengatakan bahwa pengembangan ECO Jacket berawal dari cuaca yang tidak menentu dan peningkatan suhu di Indonesia.
Melihat kondisi tersebut, dia dan timnya mengembangkan sistem pendingin yang bisa diimplementasikan pada pakaian.
“Kami berusaha mengembangkan jaket yang sering dipakai oleh kebanyakan orang sebagai pakaian sekunder dan dapat lebih nyaman dengan sistem penyesuaian suhu. ACO Jacket menjadi jawaban dari pemikiran tersebut yaitu dengan menambahkan fitur penghangat dan pendingin pada jaket sehingga mudah digunakan pada tubuh manusia,” kata Genesis.
Sementara itu anggota tim lainnya, Melani Putri Pratama, mahasiswa Teknologi Rekayasa Perangkat Lunak UGM, mengatakan bahwa produk jaket tersebut dibuat dengan berbagai ukuran.
Ia menjelaskan bahwa produk itu memiliki beberapa lapisan. Lapisan terluarnya tahan terhadap percikan air sehingga aman untuk rangkaian elektrisnya.
Ditambah lagi, pada bagian dalam jaket ada beberapa saku yang berfungsi sebagai tempat penghangat dan di bagian belakang terdapat kipas yang terintegrasi pada jaket.
“Untuk mengatasi komponen yang tertanam di jaket terdapat lapisan busa sehingga pengguna tetap merasa nyaman ketika menggunakan jaket tersebut,” kata Melani.
- Ganjar Disekakmat Mahasiswa UI soal Capres Petugas Partai, Singgung Pernah 'Digebuki' Teman Sendiri
- Baru Diresmikan, Pengguna LRT Jabodebek Mengeluh Pintu Kereta Tidak Bisa Dibuka hingga AC Mati
- Bobot Menyusut, Fadli Zon Kelonggaran Pakai Jaket UI 32 Tahun Lalu saat Mahasiswa
- Puan Minta Juru Kampanye Ganjar Ciptakan Pemilu Gembira: Jangan Memecah Belah
Seperti diketahui, produk ACO Jacket tercipta berkat tim dari UGM yang dipimpin oleh Wahyu Agong Nugroho Jati (Teknologi Rekayasa Mesin).
Tim tersebut beranggotakan Yogi Ilham Ruswara (Teknologi Rekayasa Mesin), Genesis Junior Sumlang (Teknolgi Rekayasa Elektro), Linthang Cahya Wijaya (Teknik Pengelolaan dan Pemeliharaan Infrastruktur Sipil), serta Melani Putri Pratama (Teknologi Rekayasa Perangkat Lunak).