Bagaimana Cara Meningkatkan Ketakwaan Kepada Allah SWT? Ini Jawabannya
Bagaimana cara meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT? Berikut beberapa kiatnya.
Berikut beberapa kiat untuk lebih meningkatkan rasa takwa Anda kepada Allah SWT.
Bagaimana Cara Meningkatkan Ketakwaan Kepada Allah SWT? Ini Jawabannya
Ketakwaan, yang berarti kesadaran dan rasa takut kepada Allah, merupakan landasan dari segala bentuk ibadah dan perbuatan baik dalam Islam. Memperkuat ketakwaan tidak hanya mendekatkan diri kepada Sang Pencipta, tetapi juga membawa ketenangan batin, keberkahan dalam hidup, dan panduan moral yang kokoh.
Salah satu cara utama untuk meningkatkan ketakwaan adalah dengan memperbanyak ibadah, baik yang wajib maupun sunnah.
Melaksanakan salat dengan khusyuk, berpuasa, membaca Al-Qur'an, dan berzikir secara rutin dapat membantu seorang Muslim untuk selalu mengingat Allah dalam setiap langkah hidupnya.
Selain itu, berusaha memahami makna dan kandungan ajaran Islam secara mendalam juga sangat penting. Mengikuti majelis ilmu, membaca buku-buku keislaman, serta berdiskusi dengan ulama dan sesama Muslim dapat memperkaya pengetahuan dan memperkuat keyakinan.
Berikut penjelasan selengkapnya mengenai bagaimana cara meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT yang wajib diketahui oleh umat muslim sekalian.
Pengertian Takwa
Takwa adalah istilah dalam Islam yang merujuk kepada kepercayaan akan adanya Allah, membenarkannya, dan takut akan Allah. Taqwa menjadi pedoman bagi umat Islam untuk hidup lebih bermakna.Takwa adalah menjaga jiwa dari segala perbuatan dosa atau meninggalkan semua yang dilarang oleh Allah SWT.
Seseorang yang bertakwa akan senantiasa menaati segala perintah Allah. Di samping itu, takwa adalah tujuan manusia diciptakan untuk senantiasa beribadah dan menyembah Allah Swt.
"Barang siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluannya). Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan (yang dikehendaki)-Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu." (QS. At Thalaq: 2-3) Menurut Tafsir Ibnu Katsir, arti dasar dari "takwa" adalah menaati Allah dan tidak bermaksiat kepada-Nya.
Umar bin Khattab bertanya kepada Ubay bin Ka'ab mengenai takwa. Ubay bertanya, "Pernahkah kamu berjalan di jalan yang penuh dengan duri?" Umar menjawab, "Ya." Ubay bertanya lagi, "Apa yang engkau lakukan?" Umar menjawab,
"Aku menggulung lengan bajuku dan berusaha (melintasinya)." Ubay berkata, "Inilah (makna) takwa, melindungi seseorang dari dosa dalam perjalanan kehidupan yang berbahaya sehingga ia mampu melewati jalan itu tanpa terkena dosa."
Dalam ayat ini, orang-orang beriman diminta untuk bertakwa dengan sebenar-benarnya. Lalu pada Surah At-Tagabun ayat 16 disebutkan bahwa ketakwaan dilakukan sesuai dengan kesanggupan.
Kemudian pada Surah Al-Ahzab ayat 70 disebutkan bahwa takwa yang benar adalah melalui ucapan yang benar. Surah Al-Ahzab ayat 70 menjadi penjelas bagi makna Surah Ali Imran ayat 102.
Bagaimana Cara Meningkatkan Ketakwaan Kepada Allah SWT?
Selain itu, ketakwaan kepada Allah akan diberi balasan berupa karunia dari Allah dalam bentuk penghapusan dosa-dosa. Penghapusan dosa-dosa juga disebutkan pada Surah Al-Ahzab ayat 70-71.
Meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT adalah tujuan yang mulia dan memerlukan usaha berkesinambungan dalam berbagai aspek kehidupan. Berikut adalah beberapa cara untuk meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT yang bisa Anda jalankan: 1. Menjaga Salat 5 Waktu
Salat adalah perkara yang pertama kali kita akan dimintai pertanggung jawabannya oleh Allah SWT. Rasululah SAW bersabda,
إِنَّ أَوَّلَ مَا يُحَاسَبُ بِهِ الْعَبْدُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ عَمَلِهِ صَلَاتُهُ فَإِنْ صَلُحَتْ فَقَدْ أَفْلَحَ وَأَنْجَحَ وَإِنْ فَسَدَتْ فَقَدْ خَابَ وَخَسِرَ
“Sungguh, amalan yang pertama kali dihisab dari seorang hamba pada hari kiamat adalah shalat. Jika shalatnya baik, maka ia akan selamat. Namun jika sholatnya buruk, maka ia akan merugi.” (HR. Abu Daud no. 864)
بَيْنَ الرَّجُلِ وَبَيْنَ الشِّرْكِ وَالْكُفْرِ تَرْكُ الصَّلَاةِ
“Batas antara seseorang dengan syirik dan kufur adalah meninggalkan shalat.” (HR. Muslim No. 82)
Dalam sabda beliau yang lain,
الْعَهْدُ الَّذِي بَيْنَنَا وَبَيْنَهُمُ الصَّلَاةُ، فَمَنْ تَرَكَهَا فَقَدْ كَفَرَ
“Perjanjian antara kita dengan mereka adalah salat, siapa yang meninggalkannya maka dia kafir.” (HR. Ahmad No. 22937)
Dengan tegas Rasulullah SAW memperingatkan, barang siapa meninggalkan salat, maka dia kafir. Jika seseorang telah kafir, maka sudah jelas tempat kembalinya adalah neraka, bukan Surga. Kekal selama-lamanya.
Merasakan panasnya dunia saja kita sudah kesakitan. Lalu bagaimana jika gara-gara meninggalkan shalat, kita merasakan panasnya akhirat yang tidak hanya dalam hitungan jam, namun selama-lamanya. Padahal sehari di akhirat itu panjangnya setara dengan seribu tahun di dunia.
Al-Qur'an adalah wahyu Allah SWT yang memuat petunjuk-petunjuk utama agar seorang hamba menjalani kehidupan di dunia ini sesuai dengan perintah Allah SWT, sesuai dengan tujuan Allah SWT menciptakan manusia.
Menjadikan Al-Qur'an sebagai panduan hidup tentu diawali dengan membacanya. Lalu memahami isinya.
Kita harus mau mengkaji isinya, bukan hanya dengan mengharap keutamaan dari membaca surat-surat tertentu atau ayat-ayat tertentu yang sering kita jumpai keterangannya.
Memang itu termasuk salah satu yang disyariatkan, tetapi baru sebagian kecilnya saja, belum mencakup keseluruhan syariat. Tujuan Allah SWT menurunkan Al-Qur'an adalah sebagaimana termaktub dalam firman-Nya,
هُدًى لِّلْمُتَّقِيْنَۙ
“Petunjuk bagi orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al-Baqarah: 2)
Untuk mencapai tujuan tersebut, tidak cukup hanya sekedar mencari keutamaan membaca surat atau ayat tertentu saja. Tujuan diturunkannya Al-Qur'an sebagai petunjuk hanya dapat dicapai dengan mempelajari dan memahami makna yang terkandung pada setiap ayatnya.
Cara meningkatkan takwa yang ketiga adalah dengan menjaga ukhuwah Islamiyah dan memupuk rasa peduli kepada sesama muslim.
Sejatinya, muslim satu dengan muslim lainnya ibarat satu tubuh. Bagian satu dengan bagian lainnya saling membutuhkan dan saling melengkapi. Rasulullah SAW bersabda,
مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ مَثَلُ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى
“Orang-orang mukmin dalam hal saling mencintai, mengasihi, dan menyayangi bagaikan satu tubuh. Apabila ada salah satu anggota tubuh yang sakit, maka seluruh tubuhnya akan ikut terjaga (tidak bisa tidur) dan panas (turut merasakan sakitnya).” (HR. Muslim)
Cara keempat meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT adalah belajar bersama guru, baik itu guru agama Islam, ustaz, maupun guru ngaji. Hal itu menjadi penting untuk mencegah kesesatan karena belajar agama sendirian.
Belajar agama sendirian rentan mengalami kesesatan sebab akal dan pikiran manusia yang tidak terarah. Jadi, seorang muslim perlu belajar bersama guru agama Islam agar mendapatkan penjelasan serta bimbingan yang baik saat belajar.