Fakta Unik 105 Pasangan Ikut Nikah Massal di Surabaya, Ada yang Sudah 68 Tahun
Pemerintah Kota Surabaya menggelar pernikahan massal dan diikuti oleh 105 pasangan pengantin. Ada pasangan pengantin yang sudah berusia 68 tahun.
Pemerintah Kota Surabaya menggelar pernikahan massal dan diikuti oleh 105 pasangan pengantin. Nikah massal tersebut digelar di Gedung Convention Hall Arif Rahman Hakim, Kota Surabaya, Jawa Timur, Kamis (23/12).
"Hari ini dilakukan pernikahan massal bagi 105 pasang. Kami hanya ingin semua (warga) di Kota Surabaya ini tercatat pernikahannya di negara dan di agama," terang Wali Kota Eri saat meninjau pelaksanaan nikah massal.
-
Apa yang terjadi pada Pilkada di Jawa Timur? Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di lima wilayah di Jawa Timur dipastikan akan melawan kotak kosong.
-
Siapa yang dijuluki Presiden Penyair Jawa Timur? Hal ini dirasakan Aming Aminoedhin, seniman yang dijuluki Presiden Penyair Jawa Timur.
-
Kapan Jawa Timur meraih penghargaan insentif fiskal? Atas Keberhasilan itu, Pemerintah Provinsi Jawa Timur mendapatkan penghargaan insentif fiskal yang diserahkan langsung Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin kepada Wakil Gubernur Jatim Emil Elistianto Dardak mewakil Khofifah, dalam acara Rakornas dan Penyerahan Insentif Fiskal atas Kinerja Penanggulangan Kemiskinan Ekstrem 2023, di Istana Wapres Jakarta, Kamis(9/11).
-
Mengapa Aming dijuluki Presiden Penyair Jawa Timur? Keluarga jadi salah satu faktor terpenting bagi seorang anak. Hal ini dirasakan Aming Aminoedhin, seniman yang dijuluki Presiden Penyair Jawa Timur.
-
Apa yang menjadi sorotan Kantor Berita Amerika tentang OKU Timur? Potensi perikanan terutama kampung patin yang ada di OKU Timur menjadi lirikan dunia Internasional, di mana tim dari Kantor Berita Amerika Associated Press beraudensi dan wawancara bersama Bupati OKU Timur H Lanosin ST, Senin 24 Juli 2023 di Ruang Budensi Bupati OKU Timur.
-
Siapa yang menyatakan bahwa masyarakat Jawa Timur memiliki karakteristik khusus? Menurut Mohammad Noer, masyarakat Jawa Timur dinamis, agresif dan memiliki karakteristik khusus. "Agar diterima menjadi pimpinan di Provinsi Jawa Timur maka harus mau melayani rakyat, tahu menempatkan diri serta mampu mengayomi rakyat," ujarnya, dikutip dari laman resmi disperpusip.jatimprov.go.id.
Wali Kota,Eri Cahyadi menuturkan pihaknya berkomitmen membantu menyelesaikan permasalahan seluruh warga Kota Surabaya, khususnya dalam pengurusan Administrasi Kependudukan (Adminduk).
Adminduk Terintegrasi
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dispendukcapil), kata dia, berkolaborasi dengan Pengadilan Negeri Agama dan Pengadilan Negeri Kota Surabaya untuk memudahkan pelayanan Adminduk terintegrasi.
Layanan daring terintegrasi terbagi menjadi dua layanan yang biasa dikenal dengan sebutan Duo Lontong, yakni Lontong Kupang (Layanan Online dan Terpadu One Gate System antara Dispendukcapil Surabaya, Pengadilan Agama, dan Kementerian Agama Surabaya), serta Lontong Balap (Layanan Online dan Terpadu One Gate System Bersama Dispendukcapil Surabaya dan Pengadilan Negeri Surabaya).
Tujuan Pelaksanaan Nikah Massal
Menurut penjelasan Eri, penyelenggaraan pernikahan massal didasari masih banyaknya pasangan suami istri di Kota Pahlawan yang tidak memiliki biaya menikah. Selain itu, masih banyak pasangan suami istri yang belum mengurus akta nikah lantaran merasa kesulitan dengan proses Adminduk.
Sementara itu, Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dispendukcapil) Kota Surabaya, Agus Imam Sonhaji menjelaskan bahwa penyelenggaraan pernikahan massal merupakan hasil kolaborasi banyak sektor dan OPD. Tujuannya ialah untuk membahagiakan masyarakat Surabaya. Melalui pelaksanaan sidang isbat nikah oleh Pengadilan Negeri Agama, warga akan mendapatkan penetapan buku nikah.
"Kemudian sidang pergantian nama, pembuatan akta kelahiran dan kematian. Serta pengurusan dokumen kependudukan berupa KK dan KTP dari hasil sidang Pengadilan Negeri, yang nantinya warga bisa melakukan perubahan nama," terangnya, mengutip dari ANTARA.
Pasangan Tertua
Salah satu pasangan pengantin tertua, Niman Bin Ahmad (68), warga Kecamatan Asemrowo, Kota Surabaya bersyukur bisa melakukan pernikahan secara sah yang tercatat melalui agama dan negara.
"Saya senang sekali karena bisa mendapatkan buku nikah dan memiliki dokumen, serta sudah tercatat oleh negara," ungkapnya.
Uripan, warga Kecamatan Wonocolo, Kota Surabaya, juga mengaku bersyukur dengan program yang mempermudah pengurusan Adminduk oleh Pemkot setempat. Setelah sekian tahun akhirnya dia bisa mengurus akta kematian kedua orang tuanya.
"Saya mengurus akta kematian orang tua saya dan mendapatkan bantuan layanan ini dari kelurahan. Tidak sampai satu hari, akta kematian orang tua saya sudah jadi," ujarnya.