Jadi Penganut Buddha Seorang Diri, Begini Kisah Sumini yang Harus Ibadah ke Luar Kota
Menurutnya, sisi toleransi yang dijunjung tinggi warga Kampung Pandan amat ia rasakan. Bahkan saking tolerannya, ia ikut merasakan hari raya agama lain seperti saat Lebaran Idul Fitri. Di momen itu, warga kerap berbondong-bondong datang untuk bersilaturahmi ke rumahnya dan berbagi kebahagiaan.
Bersahaja, itulah prinsip hidup yang terus dipegang oleh Sumini. Seorang pemeluk agama Buddha yang tinggal di Kampung Pandan, Desa Nglurup, Kecamatan Sampung, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur.
Dalam kisahnya yang dimuat di laman YouTube Jejak Richard (22/10), Sumini menceritakan pengalaman hidup sebagai satu-satunya pemeluk agama Buddha yang tinggal di kampung muslim tersebut.
-
Apa yang terjadi pada Pilkada di Jawa Timur? Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di lima wilayah di Jawa Timur dipastikan akan melawan kotak kosong.
-
Apa yang menjadi sorotan Kantor Berita Amerika tentang OKU Timur? Potensi perikanan terutama kampung patin yang ada di OKU Timur menjadi lirikan dunia Internasional, di mana tim dari Kantor Berita Amerika Associated Press beraudensi dan wawancara bersama Bupati OKU Timur H Lanosin ST, Senin 24 Juli 2023 di Ruang Budensi Bupati OKU Timur.
-
Siapa yang dijuluki Presiden Penyair Jawa Timur? Hal ini dirasakan Aming Aminoedhin, seniman yang dijuluki Presiden Penyair Jawa Timur.
-
Mengapa Aming dijuluki Presiden Penyair Jawa Timur? Keluarga jadi salah satu faktor terpenting bagi seorang anak. Hal ini dirasakan Aming Aminoedhin, seniman yang dijuluki Presiden Penyair Jawa Timur.
-
Mengapa Candi Jawi dibangun menghadap ke timur? Berbeda dari candi-candi lain di Jawa Timur yang dibangun menghadap ke barat, Candi Jawi dibangun menghadap ke timur, sedikit menyerong ke arah timur laut. Pintu masuk candi hanya satu, otomatis pintu dan tangga masuk terdapat di sisi timur.
-
Siapa yang menyatakan bahwa masyarakat Jawa Timur memiliki karakteristik khusus? Menurut Mohammad Noer, masyarakat Jawa Timur dinamis, agresif dan memiliki karakteristik khusus. "Agar diterima menjadi pimpinan di Provinsi Jawa Timur maka harus mau melayani rakyat, tahu menempatkan diri serta mampu mengayomi rakyat," ujarnya, dikutip dari laman resmi disperpusip.jatimprov.go.id.
Menurutnya, sisi toleransi yang dijunjung tinggi warga Kampung Pandan amat ia rasakan. Bahkan saking tolerannya, ia ikut merasakan hari raya agama lain seperti saat Lebaran Idul Fitri. Di momen itu, warga kerap berbondong-bondong datang untuk bersilaturahmi ke rumahnya dan berbagi kebahagiaan.
Pengalaman-pengalaman unik lainnya juga ia rasakan, seperti ketika harus beribadah ke luar kota yang selama ini ia jalankan dengan senang hati. Berikut kisah selengkapnya.
Tidak Merasa Kesepian
Kisah Sumini jadi satu satunya penganut Agama Buddha di Kampung Pandan Ponorogo.
©2021 YouTube Jejak Richard/editorial Merdeka.com
Dalam unggahan tersebut, Sumini bercerita banyak kepada sang kreator video yang diketahui bernama Richard itu.
Menurut Sumini, kendati ia hidup seorang diri sebagai pemeluk agama Buddha di Kampung Pandan, dirinya tidak pernah merasa kesepian.
Menurutnya, warga sekitar yang mayoritas Muslim kerap bersilaturahmi tanpa ada batasan apapun. Selain itu beberapa pemeluk Agama Buddha lainnya juga acap berkunjung ke rumahnya saat waktu-waktu tertentu terutama di bulan Waisak.
"Saya tidak merasa kesepian di sini, dan biasa saja" terang Sumini
Ikut Merayakan Hari Raya Idul Fitri Bersama Warga Kampung Pandan
Sumini juga bercerita jika dalam satu tahun dirinya bisa merayakan hari raya keagamaan sebanyak dua kali. Yang pertama ketika Waisak dan kedua saat Hari Raya Idulfitri.
Saat Idulfitri, ia biasa menerima tamu dari warga sekitar yang berbondong-bondong datang untuk bersilaturahmi ke rumahnya. Bahkan ia juga turut berkumpul bersama warga lain dalam menyemarakkan suka cita di hari raya umat Muslim tersebut.
"Saat lebaran itu saya biasanya di rumah dan banyak warga lingkungan di sini yang datang untuk bersilaturahmi. Saya sendiri bisa merasakan dua kali hari raya dalam satu tahun, seprti hari raya saya Waisak, dan Lebaran," terang Sumini sambil tersenyum.
Beribadah ke Luar Kota
Kisah Sumini jadi satu satunya penganut Agama Buddha di Kampung Pandan Ponorogo.
©2021 YouTube Jejak Richard/editorial Merdeka.com
Sebagai penganut agama Buddha, biasanya Sumini akan melaksanakan ibadah di luar kota. Dalam sebulan ia bisa dua sampai tiga kali ke Vihara di Gasiran, Kabupaten Magetan, Jawa Timur.
Sumini biasa berangkat bersama dua warga dari desa lain, untuk bersama-sama beribadah di sana. Menurutnya, saat beribadah suasana di Gasiran sangat ramai dan kerap jadi tempat untuk saling berkumpul sesama pengikut ajaran Buddha.
"Biasanya kalau beribadah saya akan ke Gasiran di Magetan sana. Saya bersama dua warga lain dijemput untuk berangkat bersama. Di Gasiran saat Waisak gitu sangat ramai di luar itu saya beribadah sebanyak dua atau tiga kali sebulan jika ada keperluan," ungkapnya.
Mengundang Warga Saat Selamatan
Saat acara-acara keagamaan Buddha di kediamannya, Sumini juga kerap mengundang warga sekitar yang juga selalu ikut serta membantu saat dilangsungkan kendurenan bersama umat Buddha dari luar daerah.
Biasanya acara tersebut dilangsungkan untuk memperingati hari meninggalnya sang suami, dan kerap diadakan setelah waktu maghrib.
"Untuk acara keagamaan biasanya ada selamatan untuk suami saya. Biasanya waktu siang akan ada genduri dan malamnya berdoa bersama umat Buddha dari daerah lain. Dan saat genduri itu saya undang semua warga di sini dan mereka juga pada datang di acara selamatan itu," tutur Sumini.
Tidak Merasakan Perbedaan
Kisah Sumini jadi satu satunya penganut Agama Buddha di Kampung Pandan Ponorogo.
©2021 YouTube Jejak Richard/editorial Merdeka.com
Selama ini Sumini memang tinggal sendiri di rumah dan bekerja sebagai pencari batu di sungai untuk dijual sebagai bahan bangunan. Sang suami diketahui sudah meninggal dunia di tahun 2019 lalu. Sang putra pun sudah berkeluarga dan tinggal di luar desa.
Walau begitu ia tetap merasakan kebahagiaan kebersamaan dan tidak merasa kesepian karena di wilayahnya amat menjunjung tinggi keberagaman. Menurut dia, walaupun dirinya memeluk agama Buddha namun tidak ada perbedaan dengan umat Muslim di sana.
"Walaupun saya memeluk ajaran Buddha, tapi sama saja dengan umat Islam di sini. Jadi yang di sini akan ikut ke sana, dan yang di sana juga suka ikut di sini, tidak ada perbedaan apapun," terang Sumini.