Mengenal Ritual Pabbajja Samanera di Candi Borobudur, Latihan Umat Buddha Tinggalkan Keduniawian
Dalam ritual ini, mereka wajib melepaskan pakaian umat awam, dan kemudian menggantinya dengan jubah.
Dalam ritual ini, mereka wajib melepaskan pakaian umat awam, dan kemudian menggantinya dengan jubah.
Mengenal Ritual Pabbajja Samanera di Candi Borobudur, Latihan Umat Buddha Tinggalkan Keduniawian
Pada Minggu (17/12), sebanyak 500 umat Buddha berkumpul di kawasan Candi Borobudur, Magelang. Mereka menggelar prosesi Pabbajja Samanera.
Kegiatan itu diawali dengan upacara potong rambut anak yang dilakukan oleh orang tua serta perwakilan keluarga, kemudian dilanjutkan oleh para anggota Sangha.
-
Apa ritual adat Seblang Bakungan? Seblang Bakungan dikenal sebagai ritual tarian yang dibawakan oleh wanita berumur dalam kondisi trans atau kehilangan kesadaran.
-
Apa saja jenis tarian di Relief Candi Borobudur? Bentuk tariannya bermacam-macam, ada tarian yang dilakukan seorang gadis, tari perang, dan ada beberapa penonton yang begitu asyik melihat pertunjukan tari itu.
-
Bagaimana tarian di Relief Candi Borobudur dimainkan? Dalam relief, ada seorang pria tua berjenggot yang bertepuk tangan untuk menjaga irama tarian sang penari.
-
Apa yang dilakukan dalam ritual? Di tengah musim kemarau berkepanjangan di Thailand, warga di tiga desa di Provinsi Nakhon Sawan berkumpul untuk menghidupkan kembali ritual tradisional mengarak kucing untuk mendatangkan hujan ke desa-desa yang kekeringan.
-
Apa yang dilakukan bhiksu thudong di Candi Borobudur? Setelah berjalan kaki dari Semarang selama lima hari, puluhan Bhiksu Thudong akhirnya tiba di kawasan Candi Borobudur. Setibanya di Candi Borobudur, mereka langsung melakukan sejumlah peribadatan.
-
Di mana ritual dilakukan? Warga di tiga desa di Provinsi Nakhon Sawan berkumpul untuk menghidupkan kembali ritual tradisional mengarak kucing untuk mendatangkan hujan ke desa-desa yang kekeringan.
Tak hanya rambut, kumis dan alis juga dicukur. Rambut yang telah dipotong kemudian dibungkus dalam daun Teratai.
“Upacara potong rambut ini dilakukan sebagai tanda seseorang bertekad bulat mengucapkan Adithana. Upacara ini juga dilakukan guna melepas keduiawian untuk menjalankan Dhamma dan Vinaya mengikuti jejak Sang Buddha,” kata Ketua Panitia Pabbajja Samanera Sementara MBMI 2023, Fatmawati dikutip dari Liputan6.com pada Senin (18/12).
Lantas apa itu prosesi Pabbajja Samanera? Dan apa pentingnya upacara itu bagi umat Buddha?
Mengutip Liputan6.com, Pabbajja Samanera Sementara merupakan kegiatan untuk melatih umat Buddha mempraktikkan kehidupan meninggalkan keduniawian. Pabbajja dalam literatur pali mengacu pada tindakan meninggalkan kehidupan berumah menuju kehidupan tanpa rumah.
Syarat untuk mengikuti Pabbajja Samanera Sementara adalah seorang anak laki-laki yang sudah memiliki usia yang cukup. Di zaman dahulu, anak laki-laki yang sudah bisa melempar burung gagak dengan batu dianggap sudah cukup kuat fisiknya, sehingga sudah bisa mengikuti penasbihan sebagai samanera.
Dalam ritual ini, mereka juga wajib melepaskan pakaian umat awam, dan kemudian menggantinya dengan jubah. Hal ini dimaknai sebagai simbol pelepasan keduniawian melingkuti Langkah Guru Agung Sang Buddha.
Dalam mengikuti Pabbajja, aktivitas semua peserta mengikuti jadwal yang telah ditentukan. Mereka akan bangun jam 4 pagi untuk meditasi, mengembangkan batinnya, mengikuti puja bakti pagi, mengambil mangkok, menerima derma makanan dari masyarakat, mendapatkan pendidikan dari para Bikkhu, serta melakukan puja bakti alam.
Kehidupan para peserta telah dibantu umat. Setiap harinya, para Samanera hanya makan dua kali, yaitu pukul 7 pagi dan 11 siang. Setelah lewat tengah hari, mereka hanya mengonsumsi minuman saja seperti air mineral, the, dan kopi. Mereka tidak diperbolehkan makan malam apalagi ngemil.
Saat mengikuti prosesi ini, mereka akan diberi pendidikan penekanan keyakinan kepada Buddha, Dhamma, dan Sangha. Mereka juga dididik untuk memiliki etika sosial yang baik seperti sopan santun dalam berperilaku, bisa menghargai orang lain, punya etika baik terhadap orang tua, teman, saudara, dan orang lain, serta mempunyai tingkah laku yang pantas baik ketika sendiri maupun bersama orang lain.