Melihat Pertunjukan Tari di Relief Candi Borobudur, Sebuah Potret Kehidupan Masyarakat Jawa di Masa Lalu
Pertunjukan seni tari merupakan kesenian yang berkembang selama pembangunan Candi Borobudur.
Pertunjukan seni tari merupakan kesenian yang berkembang selama pembangunan Candi Borobudur.
Melihat Pertunjukan Tari di Relief Candi Borobudur, Sebuah Potret Kehidupan Masyarakat Jawa di Masa Lalu
Di Candi Borobudur, terdapat sebuah pahatan relief yang menggambarkan budaya pertunjukan tari.
Bentuk tariannya bermacam-macam, ada tarian yang dilakukan seorang gadis, tari perang, dan ada beberapa penonton yang begitu asyik melihat pertunjukan tari itu.
-
Dimana lokasi situs bersejarah Candi Borobudur? Candi Borobudur, yang terletak di Magelang, Jawa Tengah, adalah candi Buddha terbesar di dunia dan dibangun pada abad ke-9 selama masa dinasti Syailendra.
-
Kenapa Relief Candi Borobudur menggambarkan perahu layar? Misalnya saja, keberadaan 9 relief pada candi yang menggambarkan berbagai jenis perahu layar digambarkan sebagai fungsi navigasi.
-
Apa itu tari tradisional? Tari tradisional adalah tarian yang berkembang dan dilestarikan secara turun temurun di suatu daerah tertentu. Tari tradisional merupakan bagian dari kebudayaan suatu daerah.
-
Apa yang diukir di relief Candi Borobudur? Relief merupakan seni pahat dan ukiran 3 dimensi yang dibuat di atas batu atau dinding. Perlu diketahui, Candi Borobudur dihiasi sebanyak 2.672 panel relief. Jumlah relief ini berupa naratif dan dekoratif serta 504 arca Buddha. Salah satu relief yang terukir di Candi Borobudur adalah relief Lalitavistara.
-
Dimana Tari Gandrung dipertunjukan? Bagi masyarakat Banyuwangi, tarian tradisional ini sudah menjadi bagian dari hiburan murah yang dihadir pada saat acara hajatan dan acara seremonial lainnya.
-
Apa yang istimewa dari Candi Borobudur? Candi Borobudur merupakan monumen Budha terbesar di dunia, sebuah situs kuno yang secara luas dianggap sebagai salah satu dari tujuh keajaiban dunia.
Dilansir dari Borobudurpark.com, pertunjukan seni tari merupakan kesenian yang berkembang selama pembangunan Candi Borobudur. Penari profesional umumnya tampil di pasar atau berpindah dari satu desa ke desa lain.
Pertunjukan di pasar atau di desa seperti itu umumnya dikenal dengan nama “rara mabramana tintonton” yang artinya “gadis yang berkeliling desa untuk diawasi”. Saat ini para penari jalanan itu lebih dikenal dengan nama tledek atau tayub.
Tarian lain yang diukir di Candi Borobudur adalah tari perang. Tarian ini biasanya dimainkan oleh sepasang penari. Dalam relief, ada seorang pria tua berjenggot yang bertepuk tangan untuk menjaga irama tarian sang penari.
Foto: Borobudurpark.com
Pada umumnya, pertunjukan tari selama periode Candi Borobudur terbagi dua berdasarkan fungsinya. Yang pertama adalah pertunjukan dalam negeri atau pertunjukan domestik, dan yang kedua adalah pertunjukan ritual.
Borobudurpark.com
Pertunjukan domestik sendiri juga terbagi menjadi dua jenis pertunjukan tergantung kelasnya apakah ia menari untuk para bangsawan atau penduduk desa.
Akibatnya penari juga terbagi menjadi dua kelas sosial, yaitu penari kelas atas dan penari kelas bawah.
Dalam prasasti, disebutkan istilah “agensi I haji” dan “agensi agarang”. Istilah pertama mengacu pada penari yang dimiliki oleh raja, sedangkan istilah kedua mengacu pada penari biasa.
Dalam Bahasa Jawa saat ini, kelompok penari kedua lebih dikenal sebagai seniman “ambarang” atau barangan. Mereka adalah seniman yang tampil di pasar atau di desa dari satu rumah ke rumah lainnya.