Mengenal Tari Gandrung, Hiburan Rakyat saat Acara Hajatan di Banyuwangi
Kesenian tradisional yang satu ini telah menjadi ikon Kabupaten Banyuwangi sekaligus hiburan masyarakat ketika acara hajatan.
Kesenian tradisional yang satu ini telah menjadi ikon Kabupaten Banyuwangi sekaligus hiburan masyarakat ketika acara hajatan.
Mengenal Tari Gandrung, Hiburan Rakyat saat Acara Hajatan di Banyuwangi
Kabupaten Banyuwangi cukup terkenal dengan destinasi wisata alamnya yang tak tertandingi dan begitu diburu wisatawan ketika akhir pekan tiba. Namun, tempat ini juga memiliki kekayaan budaya dan kesenian tradisional yang menarik untuk diulas.
Salah satu kesenian tradisional yang cukup eksis di lapisan masyarakat Banyuwangi adalah Tari Gandrung. Secara umum, tarian ini masih satu genre dengan Ketuk Tilu di Jawa Barat, Tayub di Jawa Tengah dan Jawa Timur, Lengger dari Banyumas dan Joged Bum Bung dari Bali.
-
Apa yang ditampilkan di Festival Wayang Kulit Banyuwangi? Festival Wayang Kulit 2023 ini menghadirkan lakon Ampak-Ampak Manahilan yang dimainkan oleh Dalang trio, yaitu Ki Sanggit Abhillawa, Ki Galih Kidung Wibowo, dan Ki Edo Sabdo Carito. 'Lakon ini mengisahkan penyesalan raksasa yang melakukan peperangan balas dendam di hutan Manahilan.'
-
Mengapa Banyuwangi menyelenggarakan Meras Gandrung? Selain menjadi atraksi wisata, Meras Gandrung juga upaya mempertahankan dan melestarikan budaya Banyuwangi.
-
Dimana festival permainan tradisional di Banyuwangi diadakan? Ribuan anak bermain bersama di Taman Blambangan dalam tajuk Festival Permainan Tradisional, Sabtu (22/7/2023).
-
Apa yang dirayakan di Banyuwangi Ethno Carnival? Pagelaran Banyuwangi Ethno Carnival (BEC) 2023 yang mengusung tema The Magic of Ijen Geopark berhasi memukau ribuan pengunjung, Sabtu (8/7/2023).
-
Apa itu tari tradisional? Tari tradisional adalah tarian yang berkembang dan dilestarikan secara turun temurun di suatu daerah tertentu. Tari tradisional merupakan bagian dari kebudayaan suatu daerah.
-
Kenapa Banyuwangi Ethno Carnival dirayakan? “Ini tidak sekadar tontonan dan hiburan semata. Tapi, ini menjadi panggung bagi talenta-talenta Banyuwangi untuk merawat budaya yang kita miliki dan memperkenalkannya kepada dunia,“ ungkap Ipuk.
Bagi masyarakat Banyuwangi, tarian tradisional ini sudah menjadi bagian dari hiburan murah yang dihadir pada saat acara hajatan dan acara seremonial lainnya.
Lantas apa itu Tari Gandrung? Simak ulasannya yang dirangkum oleh merdeka.com dari beberapa sumber berikut ini.
Apa Itu Tari Gandrung
Mengutip warisanbudaya.kemdikbud.go.id, tarian khas Banyuwangi ini berasal dari kata "Gandrung" dalam bahasa Jawa artinya "Tergila-gila" atau "Cinta habis-habisan".
Salah satu ciri khas Tari Gandrung adalah melibatkan penari wanita profesional yang mengajak menari bersama tamu terutama pria dengan iringan musik berupa gamelan.
Biasanya, pertunjukan Tari Gandrung akan dibawakan sampai akhir mulai dari pukul 9 malam hingga menjelang subuh sekitar pukul 4 pagi. Meski berlangsung lama, tarian ini menjadi sarana hiburan "murah" masyarakat Banyuwangi.
Sejarah Tari Gandrung
Pertama kali tarian ini dibawakan ketika masa Kolonial Belanda yang ditarikan oleh para lelaki yang didandani seperti perempuan. Instrumen musik yang mengiringi Tari Gandrung saat itu adalah Kendang.
Seiring berjalannya waktu, tarian yang dibawakan oleh pria ini mulai hilang sejak tahun 1890-an karena ajaran Islam melarang seorang pria berdandan layaknya perempuan.
Pada tahun 1895 tarian ini kembali muncul ke permukaan yang bernama Tari Gandrung Semi. Tarian ini dibawakan oleh seorang anak kecil berusia sepuluh tahun bernama Semi. Kala itu, ia menderita sakit parah dan sudah berobat kemana-mana tidak dapat disembuhkan.
Lantas, sang ibunda bernazar dengan mengucap "Bila kamu sembuh, saya jadikan kamu Seblang, kalau tidak ya tidak jadi". Akhirnya, Semi pun beranjak pulih dan dijadikan seblang. Dari situlah, Tari Gandrung mulai berkembang yang dibawakan oleh seorang wanita.
Pertunjukan Tiga Bagian
Mengutip beberapa sumber, Tari Gandrung akan menampilkan tiga bagian. Pertama, jejer atau bagian ketika penari mulai menari sendiri atau berkelompok tanpa melibatkan tamu.
Kedua, masuk ke bagian Paju atau Maju yang dilakukan penari yang mulai mendampingi para tamu ke panggung untuk ikut menari bersama-sama. Ketiga atau yang terakhir adalah Seblang Subuh, yaitu gerakan penari akan melambat dengan bertema sedih.