Desa Linggawangi Tasikmalaya Punya Tradisi Perjodohan Unik, Pria dan Wanita Saling Menggoda di Sawah
Para pria atau jejaka setempat menggoda wanita yang membantu panen di sawah dengan berpantun.
Para pria atau jejaka setempat menggoda wanita yang membantu panen di sawah dengan berpantun.
Desa Linggawangi Tasikmalaya Punya Tradisi Perjodohan Unik, Pria dan Wanita Saling Menggoda di Sawah
Desa Linggawangi di Kecamatan Leuwisari, Kabupaten Tasikmalaya, memiliki tradisi unik. Pria dan wanita (jejaka dan gadis) saling menggoda di area sawah agar tertarik satu sama lain. Budaya ini masih bertahan sampai sekarang sebagai kearifan lokal dengan nama Gondang.
-
Dimana tradisi Gusaran di Tasikmalaya dilakukan? Suara angklung dan kendang gendong mengalun nyaring siang itu. Beberapa warga tampak berkeliling Kampung Cikiray, Desa Salawu, Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya, sembari membunyikan alat musik tradisional.
-
Di mana tradisi kawin tangkap dilakukan? Tradisi Kawin Tangkap Mengutip dari jurnal Kawin Tangkap (Studi Sosiologi tentang Makna dan Praktik Kawin Tangkap di Desa Mareda Kalada, Kec. Wewewa Timur, Kab. Sumba Barat Daya) yang dirilis oleh Elsiati Tanggu, dkk.
-
Kenapa warga di Tasikmalaya berjoget di Gusaran? Rupanya pria yang ikut berjoget di samping pemimpin rombongan mulai kerasukan roh nenek moyang. Ia terus berjoget mengikuti irama angklung dan kendang gendong.
-
Apa makna tradisi kawin tangkap di Sumba Barat Daya? Tradisi kawin tangkap memiliki makna dalam mengangkat derajat atau untuk menghilangkan rasa malu kepada keluarga laki-laki.
-
Apa yang dilakukan dalam tradisi Magedong-gedongan? Di Bali, upacara 'Magedong-gedongan' dilakukan untuk menyucikan janin dan menghindari kesulitan saat persalinan.
-
Kapan fenomena unik kampung di Tasikmalaya terjadi? Pesona lokasi ini memang akan bisa dirasakan maksimal saat musim hujan, dengan suasana khas yang masih asri.
Di masa sekarang, tradisi ini masih dilestarikan oleh masyarakat setempat sebagai sebuah hiburan. Momen tersebut akan dilaksanakan di acara-acara tertentu yang mengundang banyak orang.
Biasanya, Gondang akan dimainkan dengan cara dinyanyikan dengan iringan musik tradisional Sunda dan tari-tarian yang khas. Penasaran dengan tradisi Gondang yang melegenda di Tasikmalaya? Yuk simak selengkapnya berikut ini.
Menggambarkan tradisi perjodohan
Mengutip kanal YouTube Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah IX, Selasa (28/11), Gondang sendiri merupakan kesenian yang menggambarkan perjodohan ala masyarakat desa.
Dalam pementasannya, terdapat sejumlah wanita yang tengah membantu orang tuanya memanen atau menumbuk padi di sawah. Di saat yang bersamaan, muncul para lelaki yang baru selesai berkebun dan membawa hasil bumi berupa singkong, kelapa dan yang lainnya.
“Manakala gadis-gadis desa yang sedang membantu orang tuanya di sawah lalu datanglah jejaka-jejaka yang menggoda, lalu gadis-gadis desa itu tertarik sampai ke perjodohan,” kata Kepala Desa Linggawangi, Alam Sungkawa.
Menggoda gadis desa dengan pantun
Para pria atau jejaka-jejaka tersebut menggoda gadis-gadis desa di sawah dengan cara unik. Mereka akan menyampaikan pantun, ataupun nyanyian bertema keindahan agar dibalas oleh gadis-gadis tersebut.
Jika pantun atau nyanyian para jejaka itu dibalas, dimungkinkan para gadis tertarik terhadap jejaka tersebut dan berlanjut ke jenjang berikutnya.
“Mereka itu biasanya akan saling berbalas pantun, lalu tertarik,” katanya lagi.
Sebagai sebuah hiburan
Sebenarnya, Gondang lebih melekat sebagai tari-tarian, dengan memasukkan unsur sinden di dalamnya.
Awalnya, para pemusik akan menabuh alat-alat berupa kendang, kecapi maupun suling, dan diiringi nyanyian para wanita sembari melakukan aktivitas menumbuk padi di lesung.
Saat seluruh unsur musik dan nyanyian berpadu, muncul para pria yang memanggul hasil bumi, sembari menari dan mengikuti irama musik tradisional khas Sunda.
Tampil dalam pesta panen dan hajatan warga
Ditambahkan Alam, jika saat ini tradisi Gondang masih terus dilestarikan termasuk dengan mengajak anak-anak muda di sana untuk mementaskannya di acara-acara tertentu.
Beberapa hajatan yang biasa mementaskan Gondang di antaranya hajat bumi, masa panen sampai acara pernikahan maupun khitanan.
“Pastinya Gondang akan ditampilkan di acara panen, namun di hajatan-hajatan seperti pernikahan, khitanan dan lainnya juga biasa menampilkan Gondang,” katanya lagi.
Sebagai bentuk rasa syukur setelah panen
Selain di Tasikmalaya, Gondang juga populer di tatar Sunda lainnya seperti Ciamis, Jawa Barat.
Merujuk laman Disparbud Jabar, Gondang khas Ciamis hanya terbatas di tradisi pertanian sebagai sebuah perayaan di masa panen.
Para warga desa yang merupakan petani berupaya memukul-mukul lesung sebagai bentuk rasa syukur atas hasil panen yang berlimpah. Ungkapan ini disampaikan kepada Tuhan Yang Maha Esa dan dewi kesuburan padi, Sri Pohaci di budaya Sunda.