Mengenal Basuluak, Ritual Berdiam Diri saat Bulan Ramadan dari Minang yang Kini Mulai Ditinggalkan
Ritual jemaah penganut Tarekat Naqsyabandiah di Ranah Minang ini menghabiskan waktu di Bulan Ramadan dengan berzikir dan berdoa kepada Allah.
Ritual jemaah penganut Tarekat Naqsyabandiah di Ranah Minang ini menghabiskan waktu di Bulan Ramadan dengan berzikir dan berdoa kepada Allah.
Mengenal Basuluak, Ritual Berdiam Diri saat Bulan Ramadan dari Minang yang Kini Mulai Ditinggalkan
Bulan Ramadan merupakan bulan yang sangat ditunggu-tunggu oleh umat muslim di seluruh dunia tak terkecuali Indonesia, termasuk di Ranah Minang, Sumatera Barat. Bukan hanya berpuasa dan melaksanakan salat saja, namun terdapat salah satu ritual bernama Basuluak.
Basuluak sendiri adalah sebuah ritual berdiam diri di masjid untuk berdzikir, berdoa, dan beribadah sepanjang hari agar mendekatkan diri kepada Allah SWT. Ritual ini umumnya dilakukan oleh pengikut Tarekat Naqsyabandiah dan sudah dimulai sejak 10 hari sebelum puasa. (Foto: Pixabay)
-
Apa yang unik dari tradisi ramadan di Indonesia? 'Meski terbiasa melihat komunitas Muslim di Manila (Filipina), kemeriahan tradisi berpuasa lebih terasa ketika saya berada di Indonesia,' katanya, Jumat (5/4) mengutip ANTARA.
-
Apa tradisi warga Makkah saat Masjidil Haram sepi? Tradisi ini dinamakan “Hari Khalif“ (Yaumul Khalif). Khalif artinya “kosong“. “Tujuannya agar (Masjidil) Haram tidak sepi.
-
Apa yang dilakukan umat Islam di Ramadan? Salah satu praktik yang umum dilakukan selama bulan suci ini adalah memberikan kultum singkat sebelum atau sesudah shalat tarawih atau menjelang buka puasa.
-
Kenapa Bleduran jadi tradisi Ramadan di Betawi? Konon, bleduran sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda dan menjadi hiburan rakyat yang murah meriah.
-
Apa Tradisi Bada Riaya itu? Tradisi itu dinamakan Bada Riaya. Tradisi itu dilaksanakan setelah mereka melaksanakan ibadah puasa selama satu bulan.
-
Kapan puasa Tasu'a dilakukan? Hari Tasu’a adalah hari ke-9 bulan Muharram, pada tahun ini jatuh pada Kamis, 27 Juli 2023.
Ritual ini memang diisi dengan ibadah setiap harinya, mulai dari subuh hingga malam hari. Para jemaah biasanya akan membawa perlengkapan pribadi masing-masing dan makan sahur serta buka puasa disediakan oleh warga sekitar masjid.
Secara harfiah, Basuluak memang menjadi tradisi untuk beribadah, mensucikan diri, dan mendekatkan diri kepada Allah saat bulan penuh berkah. Seperti apa tradisi Basuluak ini? Simak rangkuman informasinya berikut ini.
Dipimpin Seorang Imam
Dilansir dari beberapa sumber, pelaksanaan ritual Basuluak ini dipimpin langsung oleh imam yang dipanggil dengan nama Mursyid atau Khalifah. Merekalah yang nantinya menilai apakah jemaah bisa mengikuti ritual Basuluak atau tidak.
Pada umumnya, ritual ini berlangsung di surau-surau ulama atau bisa juga di masjid. Para jemaah akan menempati kamar-kamar darurat yang dibuat di dalam masjid atau musala.
Jadi, untuk jemaah yang bisa mengikuti ritual Basuluak ini tidak bisa sembarang orang. Para peserta diharuskan untuk berzikir terus menerus dan berdoa kepada Allah. Tak hanya itu, jemaah yang ingin mengikuti rangkaian Basuluak ini juga datang dari Jambi, Tembilahan, hingga Pekanbaru.
Dari segi umur, para jemaah yang mengikuti Basuluak ini mayoritas adalah lanjut usia (lansia). Mereka cenderung lebih fokus untuk meningkatkan iman dan takwa kepada Allah melalui ritual tersebut.
Selain meningkatkan iman dan takwa kepada Allah, mereka dirasa juga sudah cukup memenuhi kebutuhan serta kewajiban di dunia. Salah satunya seperti membiayai anak-anaknya sampai lulus perguruan tinggi bahkan menikah.
Maka dari itu, para lansia cenderung untuk mementingkan kualitas ibadahnya agar selamat di dunia maupun di akhirat kelak.
Mulai Ditinggalkan
Seiring berjalannya waktu, ritual Basuluak ini rasanya semakin ditinggalkan. Orang-orang cenderung membuang waktunya untuk hal-hal yang bersifat duniawi, dan tidak mampu menyempatkan waktu selama satu bulan penuh untuk beribadah.
Tak heran jika jemaah dari Tarekat Naqsyabandiah ini dalam ritual Basuluak semakin sedikit, bahkan dapat dihitung dengan jari tangan saja. Tetap saja, para jemaah yang masih melestarikan ritual ini berasal dari golongan lansia.