Melihat Ritual Umat Buddha di Candi Borobudur Jelang Waisak, Dihadiri Para Bhiksu Tudhong dari Berbagai Negara
Tercatat ada 43 Bhiksu Thudong yang hadir. Mereka berasal dari sejumlah negara seperti Indonesia, Thailand, Malaysia, Singapura, dan Korea Selatan.
Tercatat ada 43 Bhiksu Thudong yang hadir. Mereka berasal dari sejumlah negara seperti Indonesia, Thailand, Malaysia, Singapura, dan Korea Selatan.
Melihat Ritual Umat Buddha di Candi Borobudur Jelang Waisak, Dihadiri Para Bhiksu Tudhong dari Berbagai Negara
Setelah berjalan kaki dari Semarang selama lima hari, puluhan Bhiksu Thudong akhirnya tiba di kawasan Candi Borobudur.
Setibanya di Candi Borobudur, mereka langsung melakukan sejumlah peribadatan. Tak hanya para bhiksu, umat Buddha yang lain juga ikut peribadatan tersebut dengan khidmat.
-
Dimana Perayaan Waisak 2024 di Candi Borobudur dilaksanakan? 'Perayaan Hari Tri Suci Waisak di kawasan Candi Borobudur bukan hanya tentang merayakan ritual keagamaan.
-
Bagaimana Candi Borobudur menyambut Waisak 2024? Perayaan ini akan menampilkan serangkaian acara sakral dan budaya yang mencerminkan kekayaan spiritual dan keindahan budaya Indonesia berbasis kearifan lokal.
-
Apa tema Waisak 2024 di Candi Borobudur? Lebih lanjut, Maya mengatakan bahwa acara itu mengangkat tema 'Kesadaran Keberagaman Jalan Hidup Luhur, Harmonis, dan Bahagia'.
-
Kenapa Waisak 2024 di Candi Borobudur istimewa? 'Perayaan Hari Tri Suci Waisak di kawasan Candi Borobudur bukan hanya tentang merayakan ritual keagamaan. Namun juga tentang merajut semangat toleransi dan harmoni dalam keberagaman masyarakat Indonesia.
-
Siapa yang akan disambut di Candi Borobudur saat Waisak 2024? Selain itu, juga akan ada menyambut perjalanan spiritual Bhiksu Thudong yang akan berakhir di Candi Borobudur, termasuk penyambutan 40 Bhiksu asal Thailand, Malaysia, Singapura, India, dan Indonesia dari Taman Mini Indonesia Indah (TMII).
-
Kapan Candi Borobudur akan merayakan Waisak 2024? Rangkaian Hari Raya Waisak akan dilaksanakan pada 18-24 Bulan Mei 2024 ini.
Tercatat ada 43 Bhiksu Thudong yang hadir. Mereka berasal dari sejumlah negara seperti Indonesia, Thailand, Malaysia, Singapura, dan Korea Selatan.
Para bhiksu kemudian beristirahat di Restoran Manohara lalu melakukan peribadatan di kawasan Candi Borobudur bersama para umat Buddha lainnya.
Sebelum memanjatkan doa, setiap bhiksu membawa bunga sedap malam sembari naik ke atas candi. Setelah berdoa, para bhiksu kemudian melakukan ritual Pradaksina atau mengelilingi puncak Candi Borobudur sebanyak tiga kali.
Para bhiksu mengaku terkesan dengan sambutan masyarakat selama perjalanan dari Semarang menuju Candi Borobudur.
“Mereka menyambut kami dengan sangat baik sekali. Semua agama kasih makanan kami. Kami mampir ke masjid-pun semua welcome. Kami tidak ada kesulitan dengan sambutan keagamaan yang berbeda,” kata Ketua Rombongan Thudong, Bhante Kamsai Sumano Mahathera.
Pada Selasa (21/5) pagi, ratusan umat Buddha dari Majelis Mahayana Budhis Indonesia Sangha Mahayana melakukan ritual San Bu Yi Bay di kawasan marga utama jalan menuju Candi Borobudur.
Ritual tersebut merupakan sebuah pertobatan dengan berjalan kaki secara perlahan menuju Candi Borobudur. San Bu Yi Bay dilakukan sebelum mereka mengikuti rangkaian perayaan Hari Raya Waisak.
“Kita melakukan ritual ini tujuannya adalah untuk memohon pengampunan kepada leluhur serta keluarga baik itu ayah maupun ibu kita,” kata Pemimpin Prosesi San Bu Yi Bay Bhante Ukuang.
San Bu Yi Bay dilakukan dengan berjalan tiga langkah, berhenti, lalu bersujud yang dilakukan berulang kali.
Saat mengikuti prosesi Waisak nanti, diharapkan umat Buddha telah bertaubat dan sadar akan kesalahan yang dilakukan sebelumnya, serta berjanji tidak akan melakukan kesalahan yang sama lagi.