Mengenal Marari Sabtu, Upacara Penyucian Dosa Suku Batak Toba
Marari Sabtu merupakan suatu acara ibadah adat Batak Toba yang dilaksanakan setiap hari Sabtu.
Marari Sabtu merupakan suatu acara ibadah adat Batak Toba yang dilaksanakan setiap hari Sabtu.
Mengenal Marari Sabtu, Upacara Penyucian Dosa Suku Batak Toba
Indonesia tidak terlepas dari budaya, adat istiadat, dan bahasa yang berbeda-beda. Keragaman inilah yang membuat masing-masing daerah memiliki identitas dan ciri khas. Batak adalah suku yang memiliki beragam budaya dan adat istiadatnya. Upacara adat Batak juga memiliki ragam tradisi unik. Salah satunya upacara penyucian dosa masyarakat Batak Toba yang bernama Marari Sabtu.Upacara ini merupakan warisan budaya nenek moyang yang masih dilestarikan oleh masyarakat setempat. Foto/Youtube @Mei Leandha
-
Siapa yang menjalani ritual adat Batak? Chen Giovani menjalani ritual adat Batak menjelang pernikahannya dengan Fritz Hutapea.
-
Siapa yang memperingati tradisi Tabuik? Lazimnya upacara ini melibatkan warga setempat sampai pihak dari luar daerah yang sudah mengerti terkait upacara tersebut.
-
Kapan tradisi Tabuik dirayakan? Lazimnya, upacara ini berlangsung pada 10 Muharam dalam kalender Islam atau disebut dengan Hari Asyura.
-
Dimana tradisi Tabuik dirayakan? Tradisi ini mulai berkembang hingga ke berbagai daerah mulai dari Bengkulu, Padang, Pariaman, Maninjau, Pidie, Banda Aceh, Meulaboh, dan Singkil.
-
Kenapa orang Batak membuat Pesta Tapai ? Tradisi ini masyarakat Batubara akan menjual berbagai macam jajanan di pasar. Bahkan, di beberapa gerainya terdapat pedagang lemang. Secara umum, kegiatan ini akan berlangsung selama 22 hari sebelum puasa dan tutup dua hari sebelum puasa pertama.
-
Apa tradisi unik di Sumatera Selatan? Salah satunya adalah tradisi unik yang ada di Sumatra Selatan yakni saling bertukar takjil dengan tetangga di sekitar kampung tempat tinggal.
Apa itu Marari Sabtu
Marari Sabtu merupakan sebuah ritual ibadah umat Parmalim, Suku Batak. Foto/Unsplash
Parmalin ini sebuah sebutan bagi penganut kepercayaan Ugamo Malim yaitu agama tradisional Batak yang berasal dari para leluhurnya. Aliran ini merupakan salah satu aliran kepercayaan masyarakat Batak Toba. Sesuai namanya, Marari Sabtu merupakan ibadah yang dilaksanakan setiap hari Sabtu oleh seluruh umat Parmalim. Pada hari itu, semua umat akan berkumpul di tempat ibadah Bale Partonggoan maupun Bale Pasogit.Tujuan Upacara Marari Sabtu
• Ritual ini dilakukan untuk mensucikan masyarakat dari dosa-dosa yang telah dilakukan selama seminggu terkahir. • Marari Sabtu dapat membersihkan diri dari berbagai penyakit. Foto/Freepik
Tata cara Marari Sabtu
Melansir dari laman Budaya Indonesia, berikut tata cara Marari Sabtu :
1. Menyiapkan air penyucian yang biasa disebut “aek pangurason”. Air ini diambil terlebih dahulu dari sumber air sebelum ada orang lain mengambil air tersebut untuk kebutuhan yang lainnya. Air tersebut kemudian dimasukkan ke mangkuk putih.
2. Mempersiapkan dupa dan peralatan ibadah yang lain.
5. Peserta upacara harus berkonsentrasi dan memfokuskan pikirannya untuk mengikuti rangkaian upacara. Foto/Freepik
6. Pemimpin upacara atau sering disebut Ulu Punguan memercikkan air dalam mangkuk kepada seluruh peserta Upacara Marari Sabtu. Kegiatan ini dilakukan dengan maksud untuk membersihkan peserta dari dosa minggu kemarin. 7. Setelah itu pemimpin upacara akan memberikan doa-doa sedangkan pesertanya akan menyimaknya. 8. Pemimpin upacara (Ulu Punguan) akan memaparkan isi patik dengan menghadap ke peserta upacara.9. Setelah itu akan dilakukan siraman rohani oleh ulu punguan. Jika sudah selesai maka ulu punguan akan memercikan air kepada seluruh peserta upacara. Foto/Freepik
Makna Upacara Marari Sabtu
Melansir dari Jurnal Ilmiah Sosiologi Agama berjudul “MAKNA RITUAL MARARI SABTU PADA RUAS UGAMO MALIM” karya Agung Suharyanto. Terdapat berbagai komponen yang digunakan dalam Upacara Marari Sabtu yaitu jeruk purut, dupa, air yang sudah disucikan, dan lain sebagainya. Hal tersebut memiliki makna yang dipercaya oleh masyarakat Batak.
Makna ritual Marari Sabtu yaitu memanjatkan doa kepada Tuhan agar masyarakat Batak Toba yang menganut kepercayaan Parmalin diberikan kesehatan, keselamatan, dan kemakmuran untuk kelangsungan hidup. Foto/Pixabay