Melihat Upacara Appalili, Kearifan Lokal Masyarakat Maros Sebagai Tanda Musim Tanam Padi
Sebuah kegiatan upacara adat yang dilakukan oleh Kerajaan Adat Marusu sebagai simbol bahwa musim tanam di Kabupaten Maros akan segera tiba.
Hampir di setiap penjuru daerah di Indonesia memiliki lahan pertanian sawah yang tidak ada habisnya. Selain menjadi mata pencaharian utama para petani, padi juga sebagai sumber bahan pangan pokok bagi masyarakat.
Di beberapa masyarakat tertentu, proses penanaman hingga memanen padi harus dilangsungkan sebuah ritual adat yang sudah menjadi kearifan lokal. Seperti halnya pada masyarakat di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan yang mengenal tradisi bernama Appalili.
-
Apa nama tradisi unik ini? Di Aceh Tamiang, masyarakat sekitar telah mempertahankan tradisi memanen madu yang bernama Dendang Lebah.
-
Tradisi apa yang dilakukan di Tanah Datar saat panen? Mengenal Baronde, Tradisi Gotong Royong Masyarakat Tanah Datar saat Panen Padi Tradisi ini menjadi simbol kekompakan masyarakat dalam melakukan aktivitas pertanian.
-
Apa tradisi unik di Majalengka? Tradisi unik ini hanya bisa ditemui di Majalengka. Undangan menjadi unsur terpenting dalam prosesi hajatan. Biasanya si empunya hajat akan membuat desain yang menarik, agar tamu undangan terkesan.
-
Apa tradisi unik di Pasaman Barat? Dalam menyambut bulan penuh berkah, masyarakat Pasaman Barat memiliki salah satu tradisi unik yang sudah diwariskan secara turun-temurun. Setiap menyambut bulan Ramadan yang penuh berkah, hampir seluruh masyarakat Indonesia akan melakukan ragam tradisi dan budaya yang sudah dilakukan sejak lama.
-
Apa itu tradisi Marsuap? Marsuap sendiri adalah membersihkan muka dengan air yang bersih dan suci. Air dibawa dari rumah menggunakan teko atau botol dan dituangkan ke tangan sebelum mencuci muka.
-
Apa tradisi unik di Bali? Di Bali, upacara “Magedong-gedongan“ dilakukan untuk menyucikan janin dan menghindari kesulitan saat persalinan. Nujuhbulanan di Bali disebut Magedong-gedongan.
Dilansir dari kanal Liputan6.com, tradisi Appalili ini dilaksanakan dengan menurunkan benda-benda pusaka kerajaan seperti 'Pajjeko' atau bajak ke sawah adat yang menjadi tanda memasuki musim tanam. Tradisi ini sudah dilakukan sejak cukup lama oleh Raja Marusu, sampai sekarang masyarakat masih terus melestarikan dan menjalankan tradisi tersebut.
Penurunan Benda Pusaka
Tradisi Appalili ini merupakan serangkaian upacara adat KaraEng Marusu yang pada intinya menurunkan alat-alat kerajaan menuju sawah kerajaan yang bergelar 'Turannua' untuk membajak area persawahan khususnya tanah pusaka dari Kerajaan Marusu.
Benda-benda pusaka yang digunakan untuk prosesi Appalili ini berupa Pajekkp atau bajak milik Raja Marusu yang digunakan untuk adat. Kegiatan ini dilaksanakan setiap tahun dan apabila bertepatan dengan hari besar, seperti bulan Suci Ramadan, maka kegiatan ini akan dialihkan waktu pelaksanaannya.
Masyarakat setempat bukan hanya sekedar meneruskan warisan budaya dari nenek moyang mereka, namun telah menjadi pedoman bagi petani ketika akan turun ke sawah yang masih kental dengan unsur-unsur gotong royong dan musyawarah mufakat antara petani, penggarap, dan pemilik sawah.
Proses Upacara Adat
Pada proses upacara Appalili diawali dengan Tudang Sipulung atau silaturahmi bersama dengan para dewan adat, pemangku adat, serta keluarga besar Kerajaan Marusu, pemerintah, dan masyarakat.
Keesokan harinya, benda pusaka Pajjeko ini diarak ke sawah adat Kerajaan Marusu bersama keluarga kerajaan yang menggunakan pakaian adat. Prosesi ini juga diiringi dengan penabuh gendang dan musik tradisional seperti Pui-Pui dan Baccing.
Saat proses membajak sawah menggunakan Pajekko, akan ditarik dengan dua ekor sapi yang dipimpin langsung oleh Seorang Pinati dan pelaksana adat. Apabila proses membajak sudah rampung dilakukan, barulah masyarakat setempat turun ke sawah dan menggunakan metode pertanian yang sudah modern.
Sikap Gotong Royong dan Potensi Wisat
Dengan dilaksanakannya upacara Appalili setiap tahunnya, lebih dari sekedar melestarikan kearifan lokal yang sudah mengakar sejak lama. Namun, dalam kehidupan sosial, kegiatan ini juga membuahkan sikap yang baik dan positif antar masyarakat.
Kegiatan Appalili ini sangat kental dengan sikap gotong royong antar masyarakat. Selain itu, dengan Appalili ini masyarakat juga mengedepankan prinsip pemufakatan atau keputusan bersama antar petani dan juga pemilik tanah.
- Fakta Ari-Ari Kucing yang Menarik Diketahui, Penyalur Nutrisi dan Oksigen
- Kini Terlihat Makin Langsing, ini Foto-foto Terbaru Tasyi Athasia yang Berhasil Turun 10 Kg dalam Waktu 2,5 Bulan
- Pemerintah dan DPR Sepakat Pendapatan Negara Rp3.005 Triliun di 2025, Ditopang Penerimaan dari Ekonomi Hijau
- Kisah Habib Keramat Empang dari Bogor, Sosoknya Bikin Bingung Belanda saat Dipenjara
- 13 Contoh Dialog Anekdot Lucu & Menyindir, Sangat Menghibur
Berita Terpopuler
-
Jokowi Tak Mau Buru-Buru Teken Kepres Pemindahan IKN, Ternyata Ini Alasannya
merdeka.com 18 Sep 2024 -
Bahlil Minta Jokowi Naikkan Gaji PNS Kementerian ESDM, Ini Alasannya
merdeka.com 18 Sep 2024 -
Presiden Jokowi Heran Urus Izin PLTP Memakan Waktu 6 Bulan: Saya Sendiri Tidak Kuat Menunggu Selama Itu
merdeka.com 18 Sep 2024 -
Jokowi soal Belum Terbitkan Keppres Pemindahan Ibu Kota ke IKN: Ini Bukan Pindah Rumah
merdeka.com 18 Sep 2024 -
Jokowi: Lamanya Waktu Perizinan Memulai Konstruksi Energi Panas Bumi, Jadi Problem Investor
merdeka.com 18 Sep 2024