Mengenal Tari Mbuah Page Asal Karo Sumatra Utara, Punya Nilai-Nilai Gotong Royong
Tari Mbuah Page menjadi media untuk menyampaikan pesan kepada masyarakat terkait pesan yang baik bagi kehidupan sesama.
Tari Mbuah Page menjadi media untuk menyampaikan pesan kepada masyarakat terkait pesan yang baik bagi kehidupan sesama.
Mengenal Tari Mbuah Page Asal Karo Sumatra Utara, Punya Nilai-Nilai Gotong Royong
Tari Mbuah Page dan Merdang Merdem
Karo merupakan salah satu bagian dari Suku Batak yang dapat ditemui di Sumatra Utara. Suku Batak Karo masih mempertahankan adat istiadat yang diajarkan secara turun-temurun, salah satunya adalah acara adat Merdang Merdem. Acara ini diadakan dengan tujuan untuk menjaga ketentraman dan keseimbangan kehidupan masyarakat, membangun solidaritas sosial masyarakat, memohon perlindungan lahir dan batin kepada Tuhan Yang Maha Esa serta terhindar dari kegagalan panen.
-
Bagaimana masyarakat Batak Angkola saling membantu dalam tradisi Marpege-pege? Dalam upacara perkawinan Batak Angkola, setiap mempelai laki-laki wajib memberikan mahar yang menjadi alat yang dibayarkan kepada pihak keluarga perempuan yang akan dinikahi.
-
Apa makna tradisi Marpege-pege bagi masyarakat Batak Angkola? Marpege-pege merupakan salah satu bentuk dari rasa solidaritas, saling membantu dan toleransi antar anggota keluarga dan masyarakat khususnya dalam upacara perkawinan.
-
Apa saja unsur prinsip kekerabatan Batak? Dalam prinsip kekerabatan masyarakat Batak terdapat 3 unsur yang memiliki arti dan fungsi yang berbeda.
-
Dimana prinsip kekerabatan Batak diterapkan? Bagi orang Batak, perkawinan merupakan upacara sakral karena menghubungkan dua marga yang berbeda menjadi satu ikatan kekerabatan yang lebih besar dan luas.
-
Mengapa Tari Petake Gerinjing penting bagi budaya Indonesia? Kemudian, tarian ini bukanlah hanya sekedar seni tradisional saja, tetapi juga menjadi sarana menyampaikan nilai-nilai budaya, sejarah, dan pesan moral.
-
Apa makna dari tari tatak garo-garo? Tarian ini menggambarkan kekompakan pada kehidupan manusia yang diambil dari analogi keharmonian tingkah laku burung.
Dalam acara yang dilakukan setiap satu tahun sekali ini, terdapat Tari Mbuah Page yang menjadi tarian ciri khas dalam rangkaiannya dan hanya dapat ditemui di Desa Perbesi.
Tari menggambarkan dan merangkum seluruh kegiatan orang-orang di sawah, yaitu mulai dari menanam padi hingga memanennya.
Sejarah di Balik Tari Mbuah Page
Kisah di balik Tari Mbuah Page berkaitan dengan hubungan antara masyarakat Karo di zaman dulu dengan Dewi Padi, Beru Dayang Jile-jile yang diyakini sebagai pembawa padi kepada masyarakat Karo. Disebutkan bahwa Beru Dayang Jile-jile turun ke bumi untuk mengajarkan masyarakat Karo bagaimana cara menanam dan menjadikan padi sebagai makanan pokok. Sementara kala itu mereka masih mencari buah-buahan di tengah hutan untuk bertahan hidup.
Kerugian dan Kebangkitan
Setelah memiliki kemampuan, masyarakat Karo justru menjadi sombong dan seringkali merusak makanannya dan merugikan diri sendiri. Namun, Beru Dayang Jile-jile masih memberikan kesempatan kepada masyarakat Karo untuk memperbaiki kesalahan dan berpesan agar menghormati padi sebagai makanan pokok. Ia juga memberikan petuah untuk saling tolong-menolong dan bergotong royong dengan sesama.
Oleh karena itu, Tari Mbuah Page menjadi salah satu cara yang dipersembahkan sebagai bentuk untuk menghormati Beru Dayang Jile-jile sekaligus media untuk menyampaikan pesan kepada masyarakat terkait pesan yang baik bagi kehidupan sesama.
YouTube: KAKR GBKP RUNGGUN KM.7