Bisnis moncer saat populer
Bisnis Aa Gym runtuh saat dia berpoligami.
Roda kehidupan selalu berputar. Kadang di bawah, lain waktu di atas.
Seperti itulah nasib melanda bisnis milik dai kondang Abdullah Gymnastiar alias Aa Gym. Perjuangan panjangnya sirna dalam sekejap saat popularitasnya jatuh akibat berpoligami. Bukan sekadar pamor meredup, usahanya juga terperosok.
Berawal dari sebuah rumah kontrakan sederhana kemudian disulap menjadi masjid diberi nama Darut Tauhid. Kian ramai jamaah datang, Aa Gym lantas membeli lahan sekitar buat memperluas masjid.
Masjid Darut Tauhid kerap disebut masjid seribu tangan karena dibangun oleh warga sekitar dan jamaah Aa Gym. Setelah rajin tampil di televisi, pengajian Aa Gym saban Ahad kebanjiran jamaah dari berbagai wilayah.
Sekitar 2000-an, PT MQ (Manajemen Qalbu) dibentuk. Aa Gym lantas memperluas sektor usahanya dengan mendirikan hotel, supermarket, penerbitan buku, aneka butik, hingga stasiun radio dan televisi.
Sekretariat Pesantren Darut Tauhid Asep Saefudin menyebut kala itu Aa Gym mempekerjakan 600 karyawan. Masjidnya ramai. Pesantrennya tak pernah sepi. Jamaah juga datang dari negara jiran. "Orang sengaja ingin datang ke sini melihat Aa Gym karena menanti dakwahnya," kata Asep kepada merdeka.com akhir pekan lalu.
Badai menerpa Aa Gym ketika dia memutuskan untuk berpoligami. Pada 2006, sang kiai mengaku telah menikah lagi dengan perempuan cantik bernama Alfarini Eridani atau Teh Rini. "Ya memang saat Aa berpoligami ditambah gonjang-ganjing pemberitaan, perusahaan mulai surut," ujar Asep.
Pengagum didominasi perempuan tidak bisa menerima kenyataan. Satu-satu perusahaan Aa Gym tumbang. Darut Tauhid sepi. Ratusan karyawan dirumahkan. Nama Aa Gym kian meredup. "Aa berevaluasi diri dan intinya ingin terus berdakwah. Aa pernah menyampaikan itu pelajaran berharga."
Kini dia mengaku perusahaan tak lagi lesu meski belum seramai saat Aa Gym masih berjaya. PT MQ kembali bangkit. Hampir 300 karyawan lama kembali bekerja.
Aa Gym mulai mencuat kembali. Jadwal pengajiannya di Bandung Kamis dan Jumat, mengisi Kajian Alhikam. Yayasan Darut Tauhid saat ini fokus pada pendidikan TK, SMP, SMK, SMA.