Bongkar pasang biar menang
Baik Partai Gerindra dan Ahok mau berkoalisi dengan PDI Perjuangan dalam Pilgub DKI 2017.
Dua nama calon bakal diusung PDI Perjuangan kini menjadi perbincangan hangat di internal partai berlambang banteng itu. Namun hingga kini nama itu masih sebatas usulan dan belum ada keputusan. Di lain sisi, Partai Gerakan Indonesia Raya sudah muncul beberapa nama. Ada delapan nama di sebut-sebut menjadi calon buat di usung dalam Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2017.
Dia adalah Ridwan Kamil, Walikota Bandung, Sandiaga Salahudin Uno juga Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, kemudian Muhammad Sanusi. Nama lain yang muncul ialah purnawirawan TNI, Sjafrie Sjamsoeddin dan Muhammad Taufik. Semua nama itu tinggal menunggu keputusan Prabowo Subianto.
Ada rencana, Jika partai berlambang burung Garuda itu bakal berduet lagi dengan PDI Perjuangan seperti saat mengusung Joko Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama saat Pilgub DKI 2012 dulu. Alasannya, kursi mereka tidak begitu kuat jika mengusung calon gubernur sendiri. Partai Gerindra saat ini sedang menyeleksi kadernya buat melawan Basuki. Kader itu juga di persiapkan jika nantinya mereka bakal melakukan koalisi.
"Bukan tidak mungkin kami gabung dengan mereka (PDI Perjuangan)," ujar Ketua Tim Penjaringan Cagub DKI Jakarta Partai Gerindra, Syarif saat di temui di kantornya, Rabu pekan kemarin. Langkah koalisi itu menurut Syarif buat mengadang Ahok yang dikabarkan bakal maju dalam Pilgub DKI 2017 nanti.
"Mungkin kalau benar kejadian, kami kedapatan posisi Cawagub. Tetapi tetap semua kembali ke pusat, ke Pak Prabowo"
Partai Gerindra hingga saat ini memang sedang gencar menyeleksi para kadernya buat diusung dalam Pilgub DKI. Delapan nama calon kuat yang bakal diusung bakal diseleksi pada tanggal 14 Januari lalu. Namun urung terjadi karena insiden serangan bom di Kawasan Sarinah, Jakarta Pusat. Penyeleksian bakal berlangsung itu meliputi komitmen dari masing-masing calon.
"Recana pekan depan acaranya," ujar Syarif.
Di lain sisi, Ahok juga menyiapkan amunisi buat menuju Pilgub DKI 2017. Lelaki kelahiran Bangka Belitung itu juga tidak menampik jika membuka peluang bakal berkoalisi dengan partai yang mau mendukungnya nanti. Posisinya Ahok menjadi calon Gubernur, sedangkan partai yang mau koalisi menjadi pendampingnya.
Kuatnya posisi PDI Perjuangan dengan kader-kadernya yang lumayan mumpuni, ternyata membuat Ahok memiliki pemikiran sama dengan rencana Partai Gerindra. Ahok membuka peluang kepada semua partai, terutama PDI Perjuangan untuk bergabung dan mendukungnya dalam Pilkada serentak 2017. Namun Ahok masih melihat siapa calon pasangan dari partai bakal disandingkan dengan dia.
"Ya tergantung pasangan. Kan saya independen saya gabung dengan partai yang maju dengan partai bisa kan?" ujar Ahok.
Ahok sendiri menuturkan jika sampai saat ini masih perlu melakukan komunikasi dengan partai politik untuk mendapatkan titik temu. Apalagi Ahok tidak mau menyakiti relawan yang telah susah payah mendukungnya buat maju kembali lewat jalur independent.
"Masa partai mau dukung loe tapi loe enggak mau lucu jugakan. Loe enggak bisa perbaiki negara tanpa partai juga," tutur Ahok. Ahok memang di dukung maju oleh para relawan tergabung dalam Teman Ahok. Relawan itu bekerja untuk mengumpulkan Kartu Tanda Penduduk sebagai syarat Ahok mendaftar maju dalam Pilgub DKI nanti.
Dari sekian partai, Ahok rupanya melirik PDI Perjuangan. Menurut dia, partai pimpinan Megawati Soekarnoputri itu memiliki kader mumpuni untuk menjadi pasangannya. Contoh Djarot Syaiful Hidayat yang kini mendampinginya memimpin Jakarta. Menurut Ahok, pasangannya saat ini bisa menjadi penghubung antara dia dengan Megawati.
"Bisa saja saya dengan Djarot cocok bisa juga kan. Tetapi majunya tetap independen," kata Ahok.
Ketua Badan Pemenangan Pemilu PDI Perjuangan DKI Jakarta, Gembong Warsono, mengatakan jika sampai saat ini partai masih menunggu keputusan soal nama calon bakal diusung termasuk juga untuk koalisi. Dia hanya menegaskan jika bongkar pasang dan pilih pasangan bisa saja terjadi."Semua kemungkinan bisa saja terjadi, namanya juga politik," ujar Gembong.