Direktur HOG Anak Elang Jakarta: Pengendara Harley Arogan itu Cerita Lama
Dikawal polisi, menerobos lampu merah, ngebut di jalan, suara motor menggelegar, menjadi citra pengendara motor Harley Davidson. Cap arogan tak bisa dilepaskan.
Dikawal polisi, menerobos lampu merah, ngebut di jalan, suara motor menggelegar, menjadi citra pengendara motor Harley Davidson. Cap arogan tak bisa dilepaskan.
Suherli, Direktur HOG Anak Elang Jakarta Chapter tidak menyalahkan penilaian publik seperti itu. Banyak cara yang sudah dilakukan agar stigma itu tidak terus melekat.
-
Siapa yang punya Harley Davidson Road Glide? Harley Davidson Road Glide. Sepeda motor gede (Moge) bernomor N 8888 WK merupakan salah satu edisi khusus.
-
Mengapa motor berjok kloset itu viral? Akeem dibuat heran karena kloset duduk yang biasa digunakan untuk Buang Air Besar (BAB) dan Buang Air Kecil (BAK) malah disulap jadi jok sepeda motor.
-
Apa yang sedang viral di Makassar? Viral Masjid Dijual di Makassar, Ini Penjelasan Camat dan Imam Masjid Fatimah Umar di Kelurahan Bangkala, Kecamatan Manggala, Kota Makassar viral karena hendak dijual.
-
Mengapa kejadian ini viral? Tak lama, unggahan tersebut seketika mencuri perhatian hingga viral di sosial media.
-
Kenapa Pantai Widodaren viral? Keberadaannya belum banyak yang tahu. Namun belakangan ini, pantai ini viral karena keindahannya.
-
Kenapa Hanum Mega viral belakangan ini? Baru-baru ini nama Hanum Mega tengah menjadi sorotan hingga trending di Twitter lantaran berhasil membongkar bukti perselingkuhan suaminya.
"Kita sadar akan stigma itu, makanya kita selalu beri pelatihan ke member kita dengan safety riding," ujarnya dalam wawancara dengan merdeka.com.
Memiliki motor Harley Davidson diakui Suherli, menjadi semacam ukuran status seseorang. Dia mengibaratkan seperti kalangan tertentu yang punya koleksi tas mahal bermerek.
"Harley pun demikian untuk gaya hidup. Banyak juga memang yang benar-benar hobi dengan motor, dia membeli motor tersebut untuk dipakai," ujarnya.
Sebagai pimpinan HOG Anak Elang Jakarta, Suherli selalu mengingatkan agar anggotanya santun. Meski begitu, tak bisa dipungkiri, selalu ada oknum yang berulah. Walaupun itu bukan anggotanya, namun masyarakat akhirnya menilai semua pengendara Harley Davidson arogan.
"Saya sudah wanti-wanti ke teman-teman, kalau ada yang provokasi misalnya, dari motor kecil, mobil, jangan terpancing. Karena kita tahu, semua pegang handphone. Mendingan ngalah dan kasih jalan aja," ujarnya.
Berikut wawancara lengkap reporter merdeka.com Ronald dan Rafi Indra Jaya Putra dengan Suherli:
Berapa banyak anggota HOG Anak Elang dan bagaimana cara mendaftarnya?
HOG Anak Elang sampai saat ini sudah sampai seribu di seluruh Indonesia. Kemudian sarat untuk menjadi HOG Anak Elang, pertama dia harus punya motor Harley Davidson, cc berapapun. Mau tua, mau motor baru boleh, tetapi dia harus punya STNK dan SIM saat pendaftaran.
Apakah benar banyak motor Harley Davidson yang bodong?
Sampai sekarang juga masih ada. Beberapa teman aku ada juga yang bodong tapi tidak di Harley Owner Group, karena HOG pasti dari dealer. Kalau ada yang beli motor baru di dealer itu udah pasti otomatis menjadi member HOG dia pasti bersurat udah 100%. Kemudian kalau yang beli bukan dari dealer pasti dia pada saat daftar ditanya STNK. Kalau selama dia daftar tidak ada surat kita nggak terima.
Misalnya pada saat jalan touring karena ternyata di rumahnya itu punya motor dua atau tiga, da salah satunya ada yang enggak bersurat terus dia pakai saat bareng kita, kita enggak tahu. Terpenting, saat dia masuk (mendaftar) pasti dia bersurat. Kalau enggak ada surat enggak bisa masuk. Tetapi kalau untuk sekadar teman kumpul-kumpul doang enggak apa-apa. Kalau untuk touring pasti bakal kita umumkan dan harus daftar. Jadi, dia harus melampirkan motor yang akan dipakai itu.
Benarkah pengendara Harley Davidson arogan?
Itu cerita lama lah, tetapi mungkin sampai saat ini pun stigma dari masyarakat masih demikian. Akan tetapi, HOG dan Anak Elang selalu berusaha dari pertama kali berdiri. Bahkan dari sebelum ada HOG dan Anak Elang, saya jadi ketua di sebuah komunitas di HOG Jakarta Chapter. Saat technical meeting mau touring itu pasti kita pertama dilarang menyalakan sirene, selain officer.
Jadi memang ada sirene yang nyala tetapi itu yang mengatur jalan, dari grup misalnya ada 25 orang paling itu 5 orang. Dari 5 orang itu pun paling yang depan biasanya juga diam kecuali terpaksa menyala, karena sudah ada patwal juga. Kita bakal ikut arahan patwal, lampu merah berhenti.
Tetapi misalnya karena patwal udah ada, berkoordinasi dengan petugas lalu lintas setempat memang jadi ada prioritas bisa jalan duluan. Jadi kita akan ikuti arahan patwal karena dia yang melakukan tugas kepolisian
Di HOG Anak Elang begitu. Jadi ketika mau ada touring misalnya, Jakarta-Bali, kita tuh minta kepolisian khususnya di Direktorat Lalu Lintas itu di Korlantas Pusat. Kita minta pengawalan dengan pertimbangan untuk keamanan beserta touring dan juga buat keamanan pengguna jalan lain karena kalau tidak dikawal kita mungkin yang kecepatannya bisa aneh-aneh.
Dengan pengawalan kecepatannya bisa sesuai dengan SOP-nya dari kepolisian. Jalan kosong dia bisa kecepatannya lebih tinggi atau di dalam kota bisa dengan kecepatan rendah.
Pada saat kita kirim permohonan ke Korlantas untuk meminta bantuan pengawalan, kita juga tembuskan ke Kapolda, Kapolres wilayah yang akan kita lalui. Sebagai bentuk pemberitahuan atas kegiatan touring yang dilakukan dan bukan liar. Berhentinya di mana, makannya di mana, isi bensin di mana, itu dikasih tahu.
Isi bensin saja sudah kita tentukan dan bukan seketemunya sama pom bensin. HOG Anak Elang itu misalkan pom bensin nomor berapa, itu di rundown kita sudah ada tertera. semua akan isi bensin sama-sama, makan siang sama-sama, dan istirahat sama-sama. Check point-nya sudah ada dan kita akan tempatkan petugas di pom bensin, sehingga peserta tidak bablas. Nanti ada sign 50 meter sebelum pom bensin yang akan mengarahkan juga.
Berapa pajak tahunan motor Harley Davidson?
Tergantung ya. Misalnya standar motor baru, pertama mungkin sekitar Rp6 juta sampai Rp7 juta, tetapi kalau progresif saya punya itu karena motor ke sekian. Saya ada yang pajaknya Rp50 juta, Rp45 juta, dan Rp20 juta. Tergantung jenis motornya, cc-nya, dan dari tahu.
Paling besar berapa pajaknya?
Punya saya ada yang Rp40 jutaan per tahun. Jumlah motor saya untuk Harley Davidson ada sekitar 50 unit, kalau semua merek hampir 80 unit mungkin. Termasuk yang motor-motor tua, motor tua memang enggak ada surat sih cuman nggak dipakai hanya dipajang di showroom dan rumah.
Apakah benar orang kaya kalau belum punya Harley Davidson itu rasanya belum kaya?
Mungkin itu menjadi salah satu ukuran orang, sudah kaya. Seperti orang beli tas merek tertentu supaya terlihat mahal. Harley pun demikian untuk gaya hidup. Banyak juga memang yang benar-benar hobi dengan motor, dia membeli motor tersebut untuk dipakai. Seperti saya, dalam satu bulan bisa satu sampai dua kali touring.
Kalau dipakai harian enggak sih, paha panas soalnya. Sebenarnya kita yang pakai motor besar paling itu weekend atau touring doang.
Bagaimana persaingan pemilik Harley Davidson dalam komunitas?
Enggak, kalau dia benar-benar hobi, habis beli satu motor, rata-rata orang kalau ada motor tipe yang baru dia enggak jual yang lama, tapi nambah. Inikan buat gaya hidup, misalkan mobil yang penggunaannya untuk hari-hari, ketika dia bosan dia bakal jual mobil tersebut dan beli yang baru. Kebanyakan orang enggak jual, jadi sebuah kebanggaan bisa berjejer mobil di rumah.
Sensasi apa yang dirasakan ketika naik Harley Davidson?
Sensasinya adalah ketika bersama-sama atau touring, tetapi kalau naik motor Harley sendirian rasanya sama aja. Saya juga pernah naik motor kecil, bebek, dan RX King, rasanya sama aja sebenarnya.
Namun yang membedakan naik Harley adalah sensasi panasnya apalagi kalau macet, saya pernah melepuh padahal itu enggak nempel di knalpot cuman uapnya. Itu juga yang membedakan dengan yang sudah lama main Harley, seperti saya juga lama kelamaan sudah enggak melepuh.
Jadi, kalau di jalan lihat anak Harley di lampu merah dia menggeber motornya pasti dia anak baru. Kalau yang sudah lama lagi macet pasti enggak di-gas, diam aja, soalnya kalau digas makin panas.
Di HOG Anak Elang ada pejabat atau TNI/Polri yang jadi anggota?
Ada beberapa. Saya sebagai sipil, pengusaha doang, tetapi mereka saling hormat juga sama kita sebagai ketua.
Tanggapan mengenai kasus Mario Dandy?
Dia kan pake sticker HOG Anak Elang, kalau dia beneran HOG Anak Elang pasti akan saya akui. Sayangnya, dia bukan member HOG Anak Elang, bisa dicek cuman nempel sticker HOG Anak Elang. Itu urusan dia bukan urusan komunitas jadinya.
Kalau ada anggota berulah, apa yang dilakukan?
Biasanya kalau kita lagi jalan bareng atau sedang touring maupun sunmori gitu, kalau ada yang over acting gitu pasti kita tegur. Kita kalau lagi touring aja enggak boleh keluar jalur, misalnya mengambil jalur kanan. Yang bisa keluar jalur kanan itu cuma yang ngatur jalan untuk ngasih sign kendaraan di depannya biar dia jangan terlalu ke tengah.
Dari dulu saya juga dari sudah main Harley, tetapi udah beda sama sama anak-anak Harley zaman sekarang terutama di HOG. Dulu kalau anak Harley lagi jalan, spion ada aja berapa yang dilipat. Mobil yang nggak minggir tuh ada aja spionnya yang dilipat. Itu tetapi udah nggak. Apalagi saya sudah wanti-wanti ke teman-teman, kalau ada yang provokasi misalnya dari motor kecil dari mobil jangan terpancing karena kita tahu semua pegang handphone. Mendingan ngalah dan kasih jalan aja.
Berarti ada ketakutan tersendiri dari masyarakat?
Masalahnya berbeda, kita sudah sesuai aturan tetapi ada aja segelintir yang memang stigmanya seperti tadi, mereka enggak suka. Mungkin yang berbuat ini bukan kita, tetapi getahnya ke semua pengendara Harley. Oh ini nih yang suka ugal-ugalan juga, mungkin posisi rombongan kita enggak ugal-ugalan tetapi dia akan lihat ini sebagai ugal-ugalan karena sama-sama Harley. kadang-kadang ada aja yang nggak kasih jalan.
Saat dikawal itu kita bukan memposisikan diri berbeda dengan masyarakat lain. Sama sebetulnya, masyarakat lain pun bisa minta pengawalan polisi kalau minta secara resmi dengan alasan-alasan tertentu aja. Orang mengubur bisa, bersepeda juga bisa, mobil konvoi juga bisa dikawal. Cuma kan orang selalu lihat karena anak Harley sering touring di jalan terus dikawal, kayak kok dibedakan. Sebetulnya enggak, polisi juga tahu kita minta pengawalan buat keamanan. Justru kita mau aman dan pengguna jalan lainnya juga aman.
Kita sadar akan stigma itu, makanya kita selalu ke member kita mengadakan safety riding. Kita bayar pelatih dari kepolisian maupun dari pelatih-pelatih lain yang bisa memberikan pelajaran berkendara dengan baik kepada kita, dari segi teknik dan aturan. Kita rutin, setahun bisa dua kali, khususnya bagi member baru.
Di Indonesia ada instruktur dari sipil yang memiliki bersertifikat kayak Jefri Palubuhu dan Joel. Dari kepolisian juga jago-jago, seperti Pak Joko dan Pak Wahyu.
HOG berdiri sejak kapan, sudah touring ke mana saja, dan pernah selama touring kecelakaan atau memakan korban jiwa?
HOG itu komunitas resmi dari dealer di bawah principal, jadi Harley Owner Group di seluruh dunia ada, Singapura, Malaysia, Amerika, China, Rusia, dan membernya hampir 15 juta. HOG Anak Elang sudah berdiri sejak ada dealer Anak Elang, jadi HOG bisa berdiri kalau ada dealer. Di Indonesia kalau dealer-nya tutup, berarti HOG juga bubar karena itu kepemilikan dari principal Harley Davidson Motor Company.
Akan tetapi, HOG Anak Elang Indonesia kita combined dengan hukum di Indonesia, akta pendirian kita bikin, pemilihan ketua juga demokratis. Bali, Sulawesi, Sumatera, Aceh, sampai titik nol. Di luar negeri kita ke Amerika, New Zealand, Eropa, dan tahun ini ke Amerika lagi di bulan Juli sekaligus merayakan ulang tahun Harley ke-120.
Soal kecelakaan namanya juga di jalan pasti ada aja. Kalau yang fatal ada yang sampai rebah sendiri, kemarin pun ke Bali juga ada. Cuma kayak biasa karena menghindari motor kecil jadi sundulan sama motor temen sendiri. Korban jiwa alhamdulillah enggak.
Ada yang bilang kalau naik Harley, misalkan ke Bali, lebih sering pakai kargo atau towing?
Kemarin ketika ke Bali, kita start-nya enggak dari Jakarta tetapi dari Bandung. Kalau dari Jakarta itu berat sekali, macet lewat puncak. Jadi karena rombongan banyak dan untuk menghindari masyarakat yang sebal sama kita, kita juga enggak mau capek dengan hal tersebut. Motor dikirim ke Bandung, baru kita start ke Bali.
Nanti, dari Bali pulangnya kita naik pesawat motor dikirim pakai towing. Biasanya dana untuk bensin, towing, makan, dan hotel sekitar Rp13 jutaan.
Reporter Magang: Ravi Indra Jaya Putra
(mdk/bal)