Golkar mestinya dapat kursi lebih banyak jika Prabowo menang
Dari hitungan matematika, Akbar yakin pasangan Prabowo-Hatta bakal menang.
Dia dikenal sebagai politikus santun. Sangat jarang dia terlihat meledak-ledak di depan media. Dengan bahasa sopan dan raut tenang pula Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golongan Karya ( Golkar ) Akbar Tandjung menanggapi gonjang-ganjing dalam tubuh partainya menjelang pemilihan presiden.
Di teras rumahnya nan asri dihiasi temaram lampu taman, Akbar Rabu malam lalu berkemeja batik dan bercelana panjang bahan warna hitam menjawab semua pertanyaan. Hanya ada satu jawaban dia minta untuk tidak ditulis terkait pelaksanaan rapat pimpinan nasional partai.
Pada prinsipnya Akbar sepakat dengan keputusan Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar ikut dalam koalisi menyokong pasangan Prabowo Subianto - Hatta Rajasa . Secara hitungan matematika, dia yakin duet diusung enam partai - Gerindra, PAN, PKS, PPP, Golkar , dan Gerindra - bakal menang.
Berikut penjelasan Akbar kepada Arbi Soemandoyo, Ahmad Baiquni, dan Faisal Assegaf dari merdeka.com.
Mengapa akhirnya Golkar mendukung pasangan Prabowo-Hatta?
Aburizal Bakrie dalam rapimnas (rapat pimpinan nasional) memang mendapat mandat untuk menyampaikan sikap Partai Golkar ke partai-partai. Terutama sikap Partai Golkar tentang calon presiden notabene dia sendiri, termasuk sikap Partai Golkar tentang calon wakil presiden notabene juga dia sendiri.
Jadi dalam dirinya itu melekat dua mandat: mandat untuk calon presiden dan calon wakil presiden. Dalam kaitan dengan calon presiden, dia sudah ke Demokrat. Awalnya ada tanda-tanda akan terjadi koalisi. Bahkan waktu itu sudah mulai disebut-sebut Ical sebagai
calon presiden kemudian Pramono Edie Wibowo sebagai calon wakil presiden.
Tapi karena PDIP juga menunggu hasil rapimnas terkait calon wakil presiden, rupanya Ical pun menganggap penting dia ikut dalam calon wakil presiden. Sehingga akhirnya dapatlah dua mandat itu, mandat calon presiden dan calon wakil presiden.
Ternyata Demokrat memutuskan tidak akan berkoalisi tapi netral. Kemudian dengan PDIP pun begitu, selesai bertemu Ibu Mega, Ical memperoleh satu kesimpulan kelihatannya tidak mendapatkan respon sebagaimana diharapkan oleh DPP. Artinya, nama dibawa Aburizal, dirinya sendiri, itu tidak direspon oleh Ibu Mega. Mungkin Ibu Mega sudah punya nama.
-
Bagaimana tanggapan Prabowo atas Jokowi yang memenangkan Pilpres 2014 dan 2019? Prabowo memuji Jokowi sebagai orang yang dua kali mengalahkan dirinya di Pilpres 2014 dan 2019. Ia mengaku tidak masalah karena menghormati siapapun yang menerima mandat rakyat.
-
Bagaimana Prabowo-Gibran menang Pilpres 2024? Berdasarkan hasil rekapitulasi KPU, Prabowo-Gibran unggul dengan suara sah sebanyak 96.214.691 dari total suara sah nasional, atau setara dengan 58,6%. Keduanya juga dilaporkan unggul di 36 Provinsi.
-
Bagaimana cara Pilar 08 mendukung Prabowo-Gibran? Ketua Umum Pilar 08, Kanisius Karyadi, mengatakan bahwa kegiatan yang diikuti oleh 70 ribu lebih peserta ini merupakan bentuk dukungan terhadap Prabowo Subianto dalam menjaga dan merawat Persatuan Indonesia, sejalan dengan Sila ke-3 Pancasila.
-
Apa alasan Relawan Garuda Nusantara 08 mendukung Prabowo di Pilpres 2024? Terkait pertimbangan merapat ke GN 08 dan mendukung sosok Menteri Pertahanan itu, pihaknya mengaku tak ada alasan khusus. Sebab, faktor hubungan psikologis dan kedekatan emosional antar sesama menjadi landasan satu tujuan dan satu jalan untuk memenangkan Prabowo Subianto dalam kontestasi Pemilu 2024 mendatang.
-
Apa persiapan Prabowo menjelang debat pertama Pilpres 2024? "Pak Prabowo persiapannya enggak ada yang khusus beliau persiapannya ya seperti biasa membaca mendengar kemudian tetap berolahraga berenang, minum jamu," ujar Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani di Gedung Juang, Menteng, Jakarta, Minggu (10/12).
-
Siapa yang menjadi Cawapres Prabowo Subianto di Pilpres 2024? Pada Pilpres 2024 mendatang, Prabowo menggandeng Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka sebagai Cawapresnya.
Kedua, PDIP selalu mengatakan rencana untuk berkoalisi itu harus tanpa syarat. Karena tanpa syarat tentu tidak boleh membawa nama bisa dikesankan ada semacam persyaratan. Itu kan bisa dianggap syarat. Kami mau koalisi, kami calon wakil presiden dengan namanya ini. Karena itulah Ibu Mega kemudian tidak memperlihatkan tanda-tanda merespon hasil rapimnas soal calon wakil presiden.
Kecuali barangkali kalau namanya lebih dari satu, berarti ada pilihan untuk PDIP. Saya waktu rapimnas mengusulkan oke untuk calon presiden satu mandat, satu nama, satu tujuan. Itu selalu dikatakan Aburizal. Tapi saya katakan untuk calon wakil presiden dia bawa tidak satu nama. Bisa dua, tiga, lebih dari satu nama.
Tujuannya satu, yaitu calon wakil presiden. Kalau Ical maunya satu mandat, satu nama, satu tujuan, baik calon presiden atau calon wakil presiden. Kalau Aburizal membawa dua atau tiga nama mungkin agak lain walau saya juga tidak bisa memastikan. Karena apa? Karena Ibu Mega memang menunggu hasil rapimnas. Dengan demikian keduanya kan gagal. Calon presiden gagal, calon wakil presiden gagal.
Tapi ada satu lagi mandat diberikan kepada Ical, yakni mandat menetapkan arah koalisi. Mandat ketiga inilah digunakan oleh Ical untuk kemudian diwujudkan dalam satu putusan DPP, yaitu kita berkoalisi dengan Gerindra. Bahkan akhirnya mendukung poros Gerindra dengan calon presiden Prabowo Subianto dan calon wakil presiden Hatta Radjasa.
Adakah faktor kesamaan membuat Golkar akhirnya memutuskan mendukung pasangan Prabowo-Hatta?
Menurut analisis saya, Aburizal itu melihat dari dua opsi: calon wakil presiden dan calon presiden. Kalau opsi calon wakil presiden diterima, pasti akan diambil. Tapi karena opsi itu tidak diterima, maka tentu opsi berikutnya adalah calon presiden, apalagi.
Mungkin ada semacam komitmen untuk nanti Golkar bisa mendapatkan posisi menteri. Bahkan sempat kita dengar Prabowo menyebut menteri utama kira-kira akan diberikan kepada Aburizal Bakrie. Selain tentu antara Golkar dan Gerindra banyak kesamaan dari segi program partai, visi menyejahterakan rakyat, agenda-agenda akan dikerjakan lima
tahun ke depan. Akhirnya putusannya adalah kita berkoalisi dengan Gerindra.
Apakah karena Golkar juga yakin peluang Prabowo menang lebih besar?
Kalau dilihat dari segi dukungan formal dan hitung-hitungan secara matematik politik, iya. Dari dukungan partai, selain Gerindra ada PAN, PKS, PPP, Golkar , dan PBB. Jadi enam partai. Dari segi persentase suara di atas pasangan Jokowi-JK disokong PDIP, Nasdem, PKB, dan Hanura.
Saya kira ini lebih banyak baik persentase suara atau kursi. Bagaimana hitungan matematika ini bisa menghasilkan dukungan murni dalam pemilihan presiden. Nah ini tentu
tugas tim suksesnya. Tugas dari pemimpin-pemimpin partai berkoalisi untuk bisa memberikan dukungan optimal buat mendapatkan suara scara total bisa menghasilkan kemenangan.
Ada instruksi dari pimpinan partai kepada seluruh kader untuk memilih pasangan Prabowo-Hatta?
Oh iya, pasti dong. Pada waktunya Golkar akan mengkonsolidasi seluruh jajaran partai buat mengatur langkah-langkah strategis memenangkan pasangan Prabowo-Hatta Radjasa. Saya sebagai Ketua Dewan Petimbangan telah menyampaikan penyataan intinya memperkuat keputusan telah diambil oleh DPP.
Kami pun akan menyiapkan langkah-langkah untuk memberikan dukungan dan satu jaminan untuk membantu memperkuat sehingga memberikan kemenangan kepada Prabowo. Itu akan kami wujudkan dalam berbagai bentuk. Saya akan ikut secara aktif bahkan proaktif memberikan dukungan untuk memenangkan pasangan ini.
Prabowo terlihat begitu percaya diri setelah Golkar bergabung. Apakah Anda seoptimis Prabowo?
Saya juga mempunyai optimisme yang sama. Karena apa? Karena Golkar pemenang pemilu nomor dua. Secara struktural, Golkar mempunyai jaringan sampai ke basis-basis masyarakat, sampai ke tingkat kecamatan dan desa. Kita juga mempunyai sumber daya manusia akan menjadi kekuatan tersendiri dari Partai Golkar .
Dari semua partai dalam koalisi Prabowo, Golkar memiliki suara terbesar. berapa kursi kabinet akan diminta bila Prabowo menang?
Saya belum bicara sampai sejauh itu karena terlalu dini kalau kita bicara itu. Tapi ajakan dari pihak Prabowo ikut menjalankan pemerintahan melalui kabinet, saya kira sudah diberikan toh? Nanti tinggal kita lihat saja.
Kira-kira pantasnya berapa kursi untuk Golkar?
Kalau melihat di kabinet lebih kepada pendekatan portofolio. Kabinet betul-betul bisa dijamin sukses dengan sumber daya manusia dimiliki Partai Golkar .Kalau dari segi persentase, pemenangan pemilu, dalam grup Prabowo ini paling tinggi Golkar . Jadi kalau nanti ada keterwakilan dari masing-masing partai pendukung, tentu Golkar harus lebih besar dong. Tapi tentu tidak mengurangi aspek-aspek berkaitan dengan kapabilitas. Saya juga tetap berpegang pada prinsip orang diberikan tempat sesuai kapabilitasnya.
Prabowo sudah menyatakan akan memberikan posisi menteri utama kepada Ical. Apa akan terjadi seperti itu?
Kelihatannya memang arahnya ke Ical. Tapi saya juga belum memastikan sejauh mana jabatan menteri utama itu bisa diwujudkan dalam konteks undang-undang yang ada. Yang kita kenal kan ada menteri koordinator kemudian menteri dan sekarang ini ditambah wakil menteri.
Kalau memang tidak ada ketentuan undang-undang, bisa saja presiden dengan kreativitasnya melihat problem-problem yang ada sehingga dia membuat satu bentuk struktur. Bahkan juga bisa mengurangi struktur. Misal Gus Dur dulu mengurangi portofolio.
Apakah menteri utama itu mirip jabatan menteri senior di Singapura?
Mungkin maksudnya seperti itu. Tapi apakah dimungkinkan dengan aturan dalam undang-undang tentang kementerian negara kita. Saya pikir bisa saja walau akan mengundang pertanyaan dari partai-partai lain. Insya Allah Prabowo menang nanti dari partai pendukung Jokowi-JK tentu akan mempertanyakan itu.
Tapi kalau memang undang-undang memungkinkan, saya pikir tidak ada masalah. Kita tahu cuma kita belum pernah memperkenalkan tentang menteri utama itu. Sejak Orde Baru sampai sekarang kayaknya tidak ada.
Apakah jabatan menteri utama itu pantas buat Ical?
Kalau dilihat dari pendekatan politiknya, ya wajar. Artinya dari koalisi Gerindra pendukung Prabowo kan Golkar terbesar. Kemudian Aburizal pernah jadi menteri, artinya sudah punya pengalaman sebagai sebagai menteri selama lima tahun. Itu kan bisa menjadi dasar.
Dengan adanya menteri utama diberikan kepada beliau tentu memperlihatkan dia sudah mempunyai syarat cukup dari segi pengalamannya selama lima tahun.
Tadi Anda bilang Megawati sangat menunggu hasil rapimnas Golkar . Ternyata nama untuk calon wakil presiden yang dibawa hanya nama Ical. Menurut Anda, seharusnya nama siapa bisa membuat Megawati kepincut mau berkoalisi dengan Golkar?
Ya kalau namanya JK, pasti diperkuat lah. Tapi memang nama calon wakil presidennya sudah JK kan? Bisa kita katakan JK sudah ada namanya, sudah diputuskan oleh Ibu Mega. Seandainya nama JK itu ada, berarti bisa dianggap mengkonfirmasi. Kalau orang Betawi bilang memang dari sononya udah JK.
Jadi Jusuf Kalla maju jadi pendamping Jokowi bukan sebagai kader Golkar?
Ya memang tidak, kan memang tidak dari Golkar . Kami dari Dewan Pertimbangan Partai sebetulnya memasukkan nama dia. Kami waktu itu menyebut tiga nama: JK, saya, sama Luhut (Luhut Panjaitan) pada rapat kami tanggal 16 April. Tapi dalam rapat 14 Mei, sebagian besar anggota Dewan Pertimbangan menghendaki supaya calon wakil presiden
direkomendasikan sebaiknya mengerucut pada satu nama.
Sebanyak 19 dari 30 anggota Dewan Pertimbangan membuat pernyataan seperti itu. Mereka menghendaki supaya orang yang secara struktural ada dalam Dewan Pertimbangan. Ya saya dan Luhut. JK kan secara struktural tidak ada dalam Dewan Pertimbangan.
Kemudian mereka mengerucut kepada saya. Tapi Aburizal dalam rapimnas memutuskan cuma satu nama dan itu Aburizal. Padahal saya mengusulkan supaya ada lebih dari satu nama buat calon wakil presiden.
Jadi Anda kecewa Ical tidak mematuhi keputusan dari rapat Dewan Pertimbangan?
Ya. Artinya saran dan pertimbangan kami itu tidak diterima. Kami tidak memiliki posisi untuk memaksakan. Suasana di rapimnas itu juga arahnya sudah satu nama. Saya waktu itu mau menginterupsi kurang enak. Karena saya sebelumnya menginterupsi rapat itu khususnya berkaitan dengan posisi
Dewan Pertimbangan di dalam rapimnas kok tidak ditampakkan dalam jadwal acara. Padahal dalam rapimnas sebelumnya ada. Sesuai diamanatkan dalam anggaran dasar seharusnya Dewan Pertimbangan itu ada. Ini adalah institusi tugasnya memberikan saran dan pertimbangan kepada DPP terhadap putusan-putusan penting dan strategis akan diambil oleh DPP. Ini kan akan diambil nih. Kami tidak ada. Itulah yang kami pertanyakan.
Sampai saya berdebat di forum itu. Bahkan saya minta pimpinan sidang saudara Idrus Marham, tolong Anda bacakan. Tapi Marham juga tidak mau membaca eksplisit. Dia berkelit-kelit saja. Tapi saya desak terus. Kemudian saya diinterupsi oleh peserta. Tidak kurang yang menginterupsi itu adalah Gubernur Gorontalo Rusdi Habibie notabene ketua Golkar Gorontalo.
Kalau nama Anda dimunculkan sebagai calon wakil presiden, Mega akan sreg berkoalisi dengan Golkar?
Saya tidak mau mendahului.
Atau mungkin pernah ada omongan dengan Megawati secara informal?
Saya tidak mau mendahului. Cuma kenapa dia harus menunggu hasil rapimnas. Iya kan? Itu kan juga menjadi satu. Kenapa kalau memang sejak awal sudah JK, kenapa tunggu hasil rapimnas? Jadi dengan demikian bisa saja ada kemungkinan itu kan? Seandainya ada nama kurang lebih dia cocok.
Biodata
Nama:
Dr. Ir. Akbar Tandjung
Tempat dan Tanggal Lahir:
Sibolga, Sumatera Utara, 14 Agustus 1945
Jabatan:
Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar (2009-2014)
Ketua Umum Partai Golkar (1999-2004)
Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (1999-2004)
Menteri Sekretaris Negara (1998-1999)
Menteri Perumahaan Rakyat (1993-1998)
Menteri Pemuda dan Olah Raga (1988-1993)