Meregang nyawa di jok Hyundai
Ketiga warga Israel itu langsung ditembak mati setelah ketahuan menelepon polisi.
Eyal Yifrach, 19 tahun, Naftali Fraenkel, 16 tahun, dan Gilad Shaar, 16 tahun, duduk di jok belakang segera sadar mereka telah diculik pada Kamis malam, 12 Juni lalu.
Ketiganya menumpang dari simpang Geva'ot sebelah barat permukiman Alon Shvut di Blok Etzion, selatan Yerusalem. Mereka menunggu tumpangan menuju Beit Shemesh di Rute 367. Dari sana mereka akan melanjutkan perjalanan ke wilayah tengah Israel, lokasi tempat tinggal mereka.
Sumber-sumber keamanan Israel memperkirakan para penculik awalnya hanya melihat satu orang ingin menumpang, kemungkinan Yifrach. Dia tidak kenal dengan Fraenkel dan Shaar.
Ketika akhirnya dua penculik menghentikan Hyundai i35 dikemudikan, mereka sadar rupanya yang ingin menumpang bukan hanya seorang, tapi tiga. Ini barangkali mengubah rencana dari ingin menculik menjadi membunuh.
Dua orang duduk di jok depan Hyundai itu kemungkinan dua anggota Hamas sudah ditetapkan sebagai tersangka, yakni Amir Abu Aisyah dan Marwan Qawasmi. Keduanya masih buron.
Yifrach, Fraenkel, dan Shaar terlambat menyadari mobil mereka hentikan bukan ditumpangi orang Israel. Salah satu dari mereka kemudian menghubungi polisi pada pukul 10:25. Dia berbisik, "Kami telah diculik," katanya seperti dilansir surat kabar Times of Israel kemarin.
Panggilan telepon itu segera diteruskan ek seorang perwira polisi perempuan. Dia terus mengajukan pertanyaan namun tidak dijawab. Hubungan telepon itu berlangsung dua menit sembilan detik lalu terputus. Perwira polisi ini mencoba delapan kali menghubungi nomor tadi, tapi hanya menerima tiga kali sinyal sibuk dan lima kali voicemail.
Kedua penculik rupanya mengetahui korban mereka telah menelepon polisi. Segera setelah itu, kata sumber-sumber militer Israel, ketiganya ditembak mati.
Namun dugaan lain menyebutkan kedua penculik itu panik. Orang yang mereka bakal sekap tidak memenuhi syarat untuk ditukar dengan ribuan tahanan Palestina sehingga bisa mengangkat citra Hamas di seantero Tepi Barat.
Setelah mengeksekusi ketiga korban, kedua pembunuh itu lantas melaju sekitar sepuluh menit sebelum berganti mobil. Mereka kemudian membakar Hyundai i35 untuk meninggalkan jejak.
Ketiga mayat orang Israel ini lalu dipindahkan ke kendaraan kedua. Mobil di kemudikan ke sebuah lapangan terbuka di dekat Desa Halhul, masih sekitar Hebron. Jenazah mereka ditemukan kemarin jam lima sore dalam kondisi terikat dan terkubur sebagian.
Para saksi mata menggambarkan keadaan mayat Yifrach, Fraenkel, dan Shaar tidak dalam kondisi baik. Stasiun televisi Channel 2 melaporkan lokasi penemuan ketiga korban adalah tanah milik keluarga Qawasmi.
Yang tidak diketahui kedua pembunuh adalah telepon darurat itu tidak membikin pasukan keamanan Israel siaga. Perwira perempuan senior menerima panggilan telepon tidak menerukan informasi itu kepada atasannya atau mendengarkan rekaman telepon. Dia menganggap telepon dari salah satu korban sebagai kelakar. Pihak berwenang Israel baru menyadari telah terjadi penculikan tujuh jam kemudian.
Mengira mereka tengah diburu, kedua pembunuh bergegas meninggalkan ketiga mayat korban dan segera bersembunyi. Lokasi pembuangan jenazah Yifrach, Fraenkel, dan Shaar jauhnya tidak sampai 20 kilometer dari tempat mereka diculik.
Militer Israel langsung memblokir lokasi penemuan mayat mereka dan menetapkan sebagai wilayah militer tertutup. Pasukan keamanan juga memblokade seantero Hebron.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu malamnya langsung menghubungi keluarga ketiga korban untuk menyampaikan ucapan duka. "Seluruh bangsa Israel menangis," ujarnya.
Dia menyebut Yifrach, Fraenkel, dan Shaar tewas setelah dibunuh dengan cara dingin. "Hamas bertanggung jawab dan akan membayar ini," dia menegaskan.
Hamas membantah terlibat dalam penculikan dan pembunuhan itu. "Jika Netanyahu melancarkan perang terhadap Gaza, pintu neraka bakal terbukan buat dia," ancam juru bicara Hamas Sami Abu Zuhri melalui laman Facebooknya.
Beberapa jam setelah mayat ketiga warga Israel itu ditemukan, jet-jet tempur Israel membombardir Jalur Gaza.