SBY dan Anas Urbaningrum
Anas itu shionya Ayam Cancer, ayam yang tulus ikhlas. SBY Kerbau Virgo, tukang ngerusak.
Anas Urbaningrum, kelahiran 15/07/1969, Selasa Wage, berwuku Galungan, berwatak ogah nganggur. Maka, didirikanlah Perhimpunan Pergerakan (PPI), sehabis digantung oleh Monas (Monsignore Cikeas). Kala itu, sang Monsignore, kelahiran 9/9/1949, Jumat Kliwon, terkesankan sebagai Monster, gara-gara pelindungnya, Bethari Durga yang sangar menakutkan itu, terterawang mengendalikannya. Buahnya, perseteruan antara PPI dan Demokrat tak terhindarkan, bak pertarungan antara kerajaan Lodaya dengan kerajaan Wengker.
PPI kelahiran 15/09/2013, hari Minggu Pahing, berbintang Virgo. Meski beda tanggal, satu rasi dengan SBY dan Demokrat. Artinya, bagaimanapun juga, PPI itu toh titisan SBY dan Demokrat.
Saat ini, PPI itu panti pijitnya Demokrat. Sebab, perkawinan Selasanya Anas dengan Minggunya PPI itu menghasilkan melarat, klas marhaen. Jadi, PPI gak mungkin menyaingi Demokrat yang Monster itu, baik finansiil maupun organisatoris. Karena PPI miskin, maka hanyalah sebatas pergerakan doang. Orang papa bisanya ya bergerak, topnya bergerak-gerik, pijit sana pijit sini, gak bisa macam orang kaya bertamasya demokratan, begitu kembangannya sabda Mbah Friedrich Engels.
Bila SBY gak cuma terkonsentrasi ngalbuman "Rinduku Padamu", "Evolusi" atau "Ku Yakin Sampai Di sana" dan Anas gak terpusatkan pada "Islamo-Demokrasi", tapi rajin mencermati majalah supranatural, maka secara dini bentrokan itu dapat diantisipasi. Dalam Misteri 520/2011, Mbah Sujiwo Tejo sudah menujum, kala pertengahan 2011 truk bernomor B 9949 AU terjungkal di jalan tol. Mistisannya sengkala terhadap SBY dan AU.
Dapatlah disaksikan, bahwa wangsit itu bisa nggaib di jalanan, bukan cuma di gua atau makam keramat.
Sebenarnya, secara klenikan Jawa, kombinasi brojolan Selasa Wagenya Anas dan Jumat Kliwonnya SBY itu memang gak klop. Supatanya: Selasa ketemu Jumat, cerai. Apalagi, bukannya bersesajen nasi dang-dangan beras sepitrah, lauknya ayam hitam mulus dipanggang, sayuran 7 macam, tapi SBY malah nyadong makanan kesukaannya seperti soto dan kupat tahu Pacitan, ikan layur dan nasi tiwul. Bukannya bersesajen nasi dang-dangan beras senilai zakat fitrah, lauknya daging kambing atau ayam hitam mulus dipindhang, namun sebaliknya Anas cia favoritannya ikan bakar, keong dan bakmi Pak Pele.
Tapi apa lacur, nasi sudah jadi bubur, dan keduanya babak belur.
Kendati nasi sudah membubur, namun bubur ayam pun bisa jadi tawaran. Surveian Merdeka.com 27/10/2013 memergoki, "SBY dan Anas naik becak bersama di jalan Slamet Riyadi kota Solo." Namun hal tersebut tentu bukan peristiwa sesungguhnya. Dua orang warga Solo masing-masing Hartanto ber- SBY dan Sudiatmoko ber-Anas. Keduanya memakai topeng SBY dan Anas, terlihat berjalan bergandengan tangan dan naik becak bersama di Area Solo Car Free Day.
Walau bohongan, tapi toh bernuansa mistis. Dan bukan kebetulan, di Solo pula. Di keraton Solo, pertengahan 2005 dan awal 2006, SBY diruwat. Tapi gagal total. Barangkali, akibat namanya gak cocok. Orang Jawa mungkin bilang, nama SBY itu keterlaluan entengnya. Semestinya: Sampeyan Dalem ingkang Sinuhun Kanjeng Presiden SBY.
Lantaran di keraton gagal, maka pertanda gaibnyapun ngasongan di jalan macam terjungkalnya truk di jalan tol. Kalau begitu, bukan Jawa, tapi klenikan China. Anas itu shionya Ayam Cancer, ayam yang tulus ikhlas, mudah terharu. SBY Kerbau Virgo, tukang ngerusak. Walau begitu, ayam itu memang pasangannya kerbau. Guna bisa terharu, perlulah destroyer.
Maka, sesuai mistisan di jalanan Solo, Anas dan SBY bisa rukun sebab klopnya shio. Tentu, keduanya mesti mengubah kebiasaan makan: dari Pacitanan dan Blitaran ke menu China. Sempurnanya, dilengkapi Po Sin Hu (Ajimat Pagar Badan) produk suhu Acai, pencegah gonta-ganti pacar, sekali kena, tak berpaling selamanya, gancet sepanjang masa, sesuai semboyanannya Les Trois Mousquetaires (The Three Musketeers): "tous pour un, un pour tous" (all for one, one for all). Siapa tahu, PPI itu kelak maujudannya Partai Pendemokratan Indonesia.