Sesak napas lihat pemain Timnas
Era 90-an adalah masa keemasan sepak bola Indonesia. Namun kini dengan Malaysia dan Singapura saja kita sudah kalah jauh
"Dulu kalau pakai kostum Garuda kita bangga sekali. Rasanya tidak bisa digantikan dengan uang,". Ujar Alexander Pulalo mengingat kenangan dulu saat dirinya membela Timnas Indonesia di turnamen Piala Asia tahun 1996. Kenangan itu masih diingat jelas Alex, karena Timnas Indonesia paling ditakuti negara-negara Asia termasuk Jepang dan Korea Selatan.
"Kalau sekarang, sama Malaysia dan Singapura saja kita sudah kalah jauh," ujar Alex membandingkan.
-
Apa yang merupakan kompetisi sepak bola tertinggi di Indonesia? Kompetisi sepak bola tertinggi di Indonesia ini resmi dibuka pada 9 Agustus 2024 dengan pertandingan antara Persib Bandung dan PSBS Biak, di mana juara bertahan berhasil meraih kemenangan dengan skor 4-1.
-
Siapa yang mendapatkan julukan "Si Kancil" dalam sepakbola Indonesia? Terkenal lincah dan gesit saat mengolah bola di atas lapangan, Abdul pun mendapat julukan sebagai "Si Kancil".
-
Siapa pemain legendaris Persija Jakarta yang dijuluki "Dokter"? Endang Witarsa alias Lim Sun Yu atau Liem Soen Joe lahir di Kebumen, 16 Oktober 1916. Sejak kecil dirinya sudah jatuh cinta dengan si kulit bundar. Lebih dari itu, ia juga kerap keliling menonton sepak bola bersama teman-temannya hingga ke Yogyakarta, Purworejo, dan Kutoarjo.Semasa dirinya menjadi pelatih, Endang terkenal dengan sosok yang galak dan juga keras. Dia tak segan-segan menegur anak asuhnya apabila bermain tidak sesuai arahannya. Awal Karier Sepak Bola Mengutip Instagram @umsfc1905, karier Endang Witarsa di dunia sepak bola ketika dirinya bermain untuk klub Union Makes Strength atau UMS di Jakarta yang pada saat itu masih bernama Tiong Hoa Hwee Koan Scholar Football Club. Uniknya, saat bersama UMS ia kerap disapa dengan sebutan "Dokter". Hal ini dikarenakan dirinya sudah mendapatkan gelar dokter gigi.
-
Apa yang menjadi tempat legendaris di Jakarta yang dulunya dikenal sebagai Zwembad Tjikini? Kolam renang Cikini yang berlokasi di kompleks perhotelan Jalan Cikini Raya, Menteng, Jakarta Pusat, menjadi salah satu tempat yang legendaris di ibu kota.
-
Siapa sosok atlet catur legendaris Indonesia yang berasal dari Tanah Karo? Atlet catur legendaris Indonesia yang satu ini memiliki gaya bermain yang taktis dan sudah menyabet beberapa gelar skala internasional.
-
Kenapa Endang Witarsa menjadi pelatih legendaris di Indonesia? Maka dari itu, namanya sangat pantas disejajarkan sebagai pelatih legendaris sepanjang masa Timnas Indonesia.
Bicara soal kejayaan Timnas sepak bola Indonesia, bisa dibilang era tahun 1993 sampai tahun 1994 adalah masa keemasan. Saat itu bisa dikatakan Indonesia menjadi kiblat sepakbola bagi negara-negara Asia. Nama-nama besar, seperti Bima sakti, Kurnia Sandi, Kurniawan, dan Anang Maruf, yang merupakan jebolan tim PSSI Primavera merupakan salah satu dari pemain-pemain berprestasi yang telah di gojlok di Italia.
Namun sayang prestasi Timnas Indonesia kini semakin terpuruk. Bahkan Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA), resmi membekukan sepak bola Indonesia per tanggal 30 Mei 2015 lalu. Akibatnya, Timnas Indonesia dilarang mengikuti kompetisi di bawah kalender AFC dan FIFA. Peringkat Indonesia di level dunia bahkan di bawah Malaysia dan Filipina. Menurut Alex, peringkat ini merupakan yang terburuk bagi Timnas padahal pada tahun 1998 Indonesia pernah mencapai peringkat 71 FIFA.
"Jepang dulu sama Korea itu masih imbang sama kita. Mereka juga takut kalau ketemu kita di babak penyisihan," tutur Alex
Alex sangat menyayangkan kondisi sepak bola tanah air sekarang ini. Menurut dia untuk bisa menembus level dunia dan menguasai kembali Asia, Indonesia harus melakukan revolusi besar-besaran. Revolusi itu kata Alex, bisa dilakukan dengan merombak kepengurusan PSSI dan memperketat seleksi pemain. "Mental pemain sekarang dan dulu sudah jauh berbeda. Pemain sepak bola sekarang lebih mementingkan uang dibanding membela bangsa dan negara," ujarnya. Dia pun menyayangkan jika pemain Timnas saat ini kebanyakan diambil dari Sekolah Sepak Bola (SSB) yang ada di kota-kota besar indonesia. Padahal bibit-bibit pemain berbakat banyak terdapat di pelosok.
"Saya yakin kalau 11 orang Papua aja masuk Timnas indonesia akan berhasil. Karena bakat mereka dari alam," katanya.
Bukan hanya Alex Pulalo yang mengkritisi prestasi sepak bola Indonesia saat ini, bekas pemain Timnas Senior, Zulkarnaen Lubis juga mengatakan hal yang sama. Menurut pria yang sempat ikut bermain dalam laga bersama Timnas tahun 1983 ini, kesalahan merosotnya persepakbolaan nasional lantaran Kepengurusan PSSI tidak pernah serius memajukan sepakbola indonesia. Dia punmencurigai jika sepak bola sudah di politisasi.
"Sepak bola itu tidak boleh dipolitisasi, harus independent. Di Arab sana biar negaranya lagi perang, sepak bolanya tetap jalan terus," ujar Zulkarnaen melalui sambungan seluler.
Dia pun berharap, jika pemerintah segera mengatasi karut marut persepakbolaan tanah air. "Saya sudah minta bantuan kepada Warta Kusuma, dan kiper Boyke Adam. Sudah saatnya sepak-bola kita berubah," kata pria yang sempat di juluki Maradona Indonesia ini.
(mdk/arb)