Mengenang Endang Witarsa, Pelatih di Balik Kesuksesan Sepak Bola Nasional Bergelar Dokter Gigi
Sosok di balik suksesnya perkembangan sepak bola di Indonesia ini dulunya merupakan seorang pemain dan sudah memiliki ijazah dokter gigi.
Sosok di balik suksesnya perkembangan sepak bola di Indonesia ini dulunya merupakan seorang pemain dan sudah memiliki ijazah dokter gigi.
Mengenang Endang Witarsa, Pelatih di Balik Kesuksesan Sepak Bola Nasional Bergelar Dokter Gigi
Endang Witarsa, mungkin namanya terdengar cukup asing di telinga pecinta sepak bola sekarang-sekarang ini. Ia adalah salah satu pelatih legendaris yang berjasa besar dalam memajukan sepak bola di Indonesia.
Sebelum menjadi pelatih yang tersohor di era tahun 1970-an, ia adalah mantan pemain dan sempat memperkuat Tim Nasional Indonesia. Endang sudah dinobatkan menjadi pemain legendaris dari Persija Jakarta, sampai sekarang para penggemar selalu mengenang namanya.
-
Siapa pemain sepakbola legendaris Timnas Indonesia? Pemain legendaris Timnas Indonesia yang berposisi sebagai sayap ini dikenal dengan kelincahannya mengolah si kulit bundar saat berada di lapangan hijau.
-
Siapa pelatih Timnas Indonesia? Pasukan Shin Tae-yong sedang mempersiapkan diri untuk menghadapi pertandingan penting di Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia Ronde 3.
Endang Witarsa alias Lim Sun Yu atau Liem Soen Joe lahir di Kebumen, 16 Oktober 1916. Sejak kecil dirinya sudah jatuh cinta dengan si kulit bundar. Lebih dari itu, ia juga kerap keliling menonton sepak bola bersama teman-temannya hingga ke Yogyakarta, Purworejo, dan Kutoarjo.
Semasa dirinya menjadi pelatih, Endang terkenal dengan sosok yang galak dan juga keras. Dia tak segan-segan menegur anak asuhnya apabila bermain tidak sesuai arahannya.
Awal Karier Sepak Bola
Mengutip Instagram @umsfc1905, karier Endang Witarsa di dunia sepak bola ketika dirinya bermain untuk klub Union Makes Strength atau UMS di Jakarta yang pada saat itu masih bernama Tiong Hoa Hwee Koan Scholar Football Club.
Uniknya, saat bersama UMS ia kerap disapa dengan sebutan "Dokter". Hal ini dikarenakan dirinya sudah mendapatkan gelar dokter gigi. Setelah Indonesia merdeka, Endang dipanggil untuk memperkuat Timnas Indonesia.
Karier sepak bolanya sempat berhenti sejenak setelah dirinya harus menempuh pendidikan dokter gigi di Amerika Serikat. Namun, meski berhasil lulus sebagai seorang dokter, namun ia tetap mencintai sepak bola yang sudah mendarah daging semenjak ia kecil.
Melatih untuk Beberapa Klub
Setelah menjadi pemain profesional, Endang pensiun dari pemain sepak bola lalu fokus karier menjadi pelatih dan penasihat PSSI. Klub pertama yang ia latih pada saat itu adalah UMS pada tahun 1951 dan menjadi ajang debutnya di karier tersebut.
Lalu, ia juga sempat melatih Warna Agung sebuah klub Galatama yang berdiri tahun 1971 di Jakarta. Kemudian, ia melatih UMS 80 dan terakhir Persija Jakarta. Namun, karier yang paling gemilang adalah ketika melatih klub ibu kota tersebut.
Musim 1963/1964, Persija keluar sebagai juara pada kompetisi perserikatan yang cukup fenomenal. Semenjak itu karier di kursi kepelatihan semakin gemilang dan mulai dilirik beberapa klub dan Timnas.
Melatih Tim Nasional
Berkat keseriusan, ketekunan, dan kesetiaannya terhadap sepak bola, Endang Witarsa akhirnya ditunjuk sebagai pelatih Tim Nasional Indonesia. Benar saja, saat berada di bawah asuhannya, timnas berhasil meraih juara Kings Cup di Thailand tahun 1968.
Adapun beberapa pemain-pemain besar yang saat ini juga cukup berpengaruh dalam sejarah sepak bola nasional, sebut saja Iswadi Idris, Jakob Sihasale, Waskito, hingga Ronny Pattinasarani. Lebih dari itu, Endang juga berhasil melahirkan pemain-pemain bintang dan berbakat.
Berkat prestasi gemilang bersama timnas, namanya pun selalu dikenang dalam sejarah sepak bola Indonesia. Endang juga dikenal memiliki karakter yang galak, tegas, dan keras serta disegani. Tatapan tajam matanya itu tak segan-segan untuk memaki anak asuhnya apabila tidak menjalankan instruksi dengan baik.
Akhir Hayat
Endang Witarsa meninggal di Jakarta pada 2 April 2008 pada usia 92 tahun setelah dirawat di rumah sakit. Ia meninggalkan 4 anak, 12 cucu, dan 9 cicit.
Pada sisa hidupnya, ia juga masih sangat menjaga kecintaannya terhadap dunia sepak bola. Tak tanggung-tanggung, ia hobi menonton pertandingan sepak bola dari televisi meski fisiknya tidak sekuat dahulu.
Pelajaran yang bisa ditiru dari Endang Witarsa ini adalah semangatnya, ketekunan dan perjuangannya yang tak pernah surut. Maka dari itu, namanya sangat pantas disejajarkan sebagai pelatih legendaris sepanjang masa Timnas Indonesia.