Mengenal Sosok Iswadi Idris, Mantan Kapten Timnas Indonesia Asal Aceh yang Melegenda
Memiliki postur pendek, Iswadi memiliki kelebihan dalam menggiring bola dan mampu jadi pemain yang produktif dalam mencetak gol.
Memiliki postur pendek, Iswadi memiliki kelebihan dalam menggiring bola dan mampu jadi pemain yang produktif dalam mencetak gol.
Mengenal Sosok Iswadi Idris, Mantan Kapten Timnas Indonesia Asal Aceh yang Melegenda
Tim nasional sepak bola Indonesia sempat berjaya di era 1960 sampai 1970-an. Skuad Garuda saat itu diisi oleh pemain berbakat dan potensial yang membuat Timnas Indonesia berkesempatan untuk mengikuti berbagai turnamen internasional.
Salah satu pilar legendaris Timnas Indonesia saat itu adalah Iswadi Idris. Pria berpostur 165 cm ini dijuluki "Boncel" karena tubuhnya yang pendek.
Namun, posturnya tak menjadi penghalang untuk berkarier di sepak bola. Iswadi pun memiliki catatan gemilang selama berkarier di sepak bola. (Foto: Wikipedia)
-
Siapa pemain sepakbola legendaris Timnas Indonesia? Pemain legendaris Timnas Indonesia yang berposisi sebagai sayap ini dikenal dengan kelincahannya mengolah si kulit bundar saat berada di lapangan hijau.
-
Siapa yang menjadi kapten Timnas Indonesia? Dalam pertandingan ini, pelatih Shin Tae-yong menerapkan formasi 3-4-3. Maarten Paes, yang sudah siap bermain, langsung dipercaya sebagai kiper utama. Di lini pertahanan, STY masih mengandalkan Rizky Ridho dari Persija Jakarta, yang akan berkolaborasi dengan Nathan Tjoe-A-On dan Jay Idzes, yang berperan sebagai kapten tim. Di posisi sayap, STY memberikan kesempatan kepada Sandy Walsh dan Calvin Verdonk. Keduanya akan mendukung dua gelandang, yaitu Thom Haye dan Ivar Jenner.
-
Siapa kapten Timnas Indonesia? Jay Idzes menjadi salah satu bintang yang paling bersinar dalam pertandingan antara Arab Saudi dan Timnas Indonesia. Penampilan bek tengah berusia 24 tahun yang diangkat sebagai il capitano (kapten) itu mendapatkan banyak pujian.
Pemain yang gemar menggunakan nomor punggung 13 ini menjadi pemain paling berbakat milik Timnas saat itu. Memiliki postur pendek, Iswadi memiliki kelebihan dalam menggiring bola dan mampu jadi pemain yang produktif dalam mencetak gol.
Simak ulasan mengenai sosok Iswadi Idris yang dirangkum merdeka.com dari beberapa sumber berikut ini.
Debut Bersama Persija
Iswadi Idris lahir di Banda Aceh, Provinsi Aceh pada 18 Maret 1948. Karier sepak bolanya dimulai dari klub Persija pada 1966.
Saat Iswadi menjalani musim debutnya, Persija hanya finis di peringkat 4 pada Perserikatan 1966.
Pada 1975, Iswadi berhasil membawa tim Macan Kemayoran meraih juara perserikatan.
Pada partai final melawan PSMS itu, terjadi kericuhan antar penonton sehingga pertandingan harus terhenti sementara. Tak kunjung reda, akhirnya PSSI memutuskan bahwa kedua tim ini keluar sebagai juara bersama.
Kejurnas PSSI
Melansir dari beberapa sumber, pada 1978 Iswadi gagal membawa Persija mempertahankan gelar juara dalam kompetisi perserikatan. Persija kalah tipis 3-4 dari Persebaya di Stadion Utama Gelora Bung Karno pada partai final.
Pada musim tersebut Iswandi sempat mencetak gol untuk Persija saat babak penyisihan grup melawan PSP dengan skor 3-1. Kemudian, babak perempat final, ia kembali mencetak gol ke gawang Persipura.
Pilar Timnas Indonesia
Berkat permainannya yang gemilang bersama Persija, Iswadi kemudian dipanggil untuk memperkuat Timnas Indonesia. Kala itu, ia bersama tiga rekannya yaitu Soetjipto Soentoro, Abdul Kadir, dan Jacob Sihasale mendapat julukan "Kuartet Tercepat di Asia".
Ia bersama ketiga rekannya di Timnas itu memiliki kecepatan dan kelincahan yang di atas rata-rata. Iswadi sendiri secara individu memiliki visi bermain yang baik, bekerja keras, dan disiplin.
Berkat karakternya itu, Iswadi dipercaya menjadi kapten Timnas Indonesia dari tahun 1970 hingga tahun 1980. Iswadi tak hanya jago di posisi gelandang, ia juga kerap berpindah posisi menjadi bek kanan sampai sweeper.
Juara Piala Raja
Ketika Iswadi memperkuat Timnas dan bermain di Piala Raja tahun 1968 di Thailand, ia berhasil mencetak dua gol saat bertemu Singapura. Kemudian, saat melawan Malaysia dia juga mencatatkan namanya di papan skor.
Alhasil, Timnas Indonesia keluar sebagai juara Piala Raja untuk pertama kalinya dalam sejarah.
Melansir dari kanal bola.net, Iswadi juga pernah membawa Timnas meraih peringkat kelima pada Asian Games 1970.
Iswadi wafat pada usia 60 tahun akibat stroke yang ia derita. Dan dimakamkan di TPU Karet Bivak, Jakarta.