Sosok Marzuki Nyak Mad, Bek Andalan Timnas Indonesia Era 80-an dari Tanah Rencong
Pemain yang berposisi sebagai bek tengah asal Aceh ini dikenal sebagai stopper yang tangguh dan mumpuni, serta membawa Timnas juara Sea Games.

Pemain yang berposisi sebagai bek tengah asal Aceh ini dikenal sebagai stopper yang tangguh dan mumpuni membawa Timnas juara Sea Games.

Sosok Marzuki Nyak Mad, Bek Andalan Timnas Indonesia Era 80-an dari Tanah Rencong
Tanah Rencong rupanya juga melahirkan pemain-pemain yang berjasa besar untuk kemajuan dan perkembangan sepak bola di Indonesia. Pemain tersebut bernama Marzuki Nyak Mad, lahir di Sigli pada 17 Juli 1964.
Selama kariernya di sepak bola, Marzuki merupakan salah satu pemain yang dikirim untuk berlatih di negara Brazil pada tahun 1980-an. Tak hanya itu, pria yang bermain di sektor pertahanan ini juga pernah bergabung bersama Timnas Garuda.
Selain memperkuat Timnas Garuda, Marzuki sempat juga bermain untuk beberapa klub besar Indonesia, seperti PSMS Medan dan Persija Jakarta. Ketika berada di atas lapangan, ia dikenal sebagai pemain stopper yang baik dan tidak kenal kompromi terhadap lawannya.
Lantas, seperti apa sosoknya dan bagaimana perjalanan karier sepak bolanya? Simak informasinya yang dirangkum merdeka.com dari beberapa sumber berikut ini.
Awal Karier
Mengutip dari beberapa sumber, sebelum Marzuki dipanggil untuk memperkuat Timnas Indonesia, ia sempat bermain untuk PSMS Medan sebagai bek tengah. Saat itu, ia menunjukkan tajinya sebagai bek handal saat melawan Persib di laga Final kompetisi Divisi Utama Perserikatan tahun 1983/1984.
Ketika itu, Marzuki berhasil menghalau dan mengantongi pemain yang menjadi mesin gol bagi Persib Bandung, Adjat Sudrajat. Kemudian, Marzuki mendapat julukan "Tukang Jagal yang Dingin" oleh Encas Tonif yang juga berposisi sebagai bek di Persib Bandung.
PSMS Medan pun keluar sebagai juara setelah melewati drama adu penalti.
Bergabung Persija Jakarta
Setelah meraih gelar juara bersama PSMS Medan, Marzuki memutuskan untuk hijrah ke klub Ibukota yaitu Persija Jakarta. Di sini, Marzuki bergabung bersama bek-bek handal lainnya seperti Patar Tambunan dan Tony Tanamal.
Kemudian, ia juga satu tim bersama Azhari Rangkuti, pemain gelandang bertahan andalan Persija, Muhammad Yunus, dan gelandang serang Rahmad Darmawan.
Kariernya tidak hanya bergerak di bidang sepak bola saja, Ia pun juga sempat diterima kerja di Bank Bumi Daya Pusat, Jakarta. Karena letak kerjanya yang jauh dari kampung halaman, Marzuki kemudian menetap di Jakarta.
Debut Bersama Timnas
Marzuki Nyak Mad menjalani debut bersama Timnas Garuda saat ajang resmi FIFA pada 6 Agustus 1984. Saat itu, Indonesia yang diwakili dengan nama PSSI Garuda melawan Thailand di Senayan pada Kualifikasi Piala Asia 1984.
Kemudian, Marzuki juga bermain untuk Timnas Indonesia ketika ajang Kualifikasi Piala Dunia 1986 dan Kualifikasi Piala Asia 1988. Apabila ditotal, Marzuki bermain sebanyak 16 kali dalam ajang resmi FIFA.
Sementara itu, untuk ajang non-resmi FIFA, Marzuki pernah bermain di Asian Games 1986, Kualifikasi Olimpiade 1988, hingga SEA Games 1987 yang membawa Timnas menjadi jawara dengan meraih medali emas.
Raih Juara
Ketika ajang SEA Games tahun 1987, Indonesia berhasil mencetak sejarah baru dengan raihan medali emas setelah mengalahkan Malaysia 1-0 lewat gol dramatis di menit 91 oleh Ribut Waidi.
Marzuki yang ikut tergabung dalam skuad di bawah arahan pelatih Bertje Matulapelwa itu berhasil membalaskan dendam lamanya setelah Tim Garuda gagal menjadi juara pada SEA Games 1979 di Malaysia.
Saat itu, skuad pertahanan diisi oleh Muhammad Yunus, Marzuki Nyak Mad, Robby Darwis, Jaya Hartono, Sutrisno, dan France Marcus Wenno.
Pensiun dan Nasibnya Kini
Setelah meraih hasil manis di ajang SEA Games 1987, Marzuki tidak lagi dipanggil Timnas setelah pelatih Bertje diganti oleh Anatoli Polosin dari Rusia. Ia pun memilih untuk pulang ke klub lamanya yaitu Persija.
Mengutip dari beberapa sumber, saat ini Marzuki hidup sebagai orang yang biasa saja. Mungkin, saat ini tidak banyak orang yang tahu jika dirinya adalah seorang legenda sepak bola. Ia menghabiskan masa tuanya di Jakarta Barat.