Setya Novanto, makelar hebat kelas kakap
Namanya tersebut dalam skandal Bank Bali, impor beras illegal, dan KTP elektronik.
Di negeri ini, tidak ada politisi penuh kontroversi yang menandingi Setya Novanto. Namanya selalu muncul dalam skandal korupsi besar pada setiap era pemerintahan, tetapi karier politiknya terus melejit hingga menjadi ketua DPR.
Nama Setya Novanto mencuat pertama kali dalam skandal cassie Bank Bali pada zaman Habibie. Negara rugi Rp 546 miliar. Setnov terlibat permainan hak tagih Bank Bali kepada BDNI yang masuk dalam perawatan Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN). Beberapa nama masuk penjara, tapi Setnov hanya dipanggil sebagai saksi.
Pada zaman Gus Dur, Partai Golkar dalam tekanan. Ketua Umum Akbar Tanjung nyaris masuk penjara. Semua elite politiknya tak berkutik. Namun skandal Bulogate dan Bruneigate, menggerakkan Golkar bersama partai politik lain melancarkan serangan balik. Gus Dur pun jatuh, diganti Megawati.
Golkar bergeliat kembali. Kedekatan Akbar dengan Mega membuat para elite memainkan kembali peran makelar izin, makelar proyek, dan tentu saja makelar kasus. Dana politik terkumpul, lebih dari cukup untuk memenangkan Pemilu 2004. Apalagi PDIP masih mabuk kemenangan dan panen kasus korupsi.
Namun Golkar gagal menggolkan kadernya jadi presiden. JK memang terpilih jadi wakil presidennya SBY, namun tidak dicalonkan Golkar. Toh pragmatisme membuat dua kubu bersatu: JK jadi ketua umum, Golkar masuk dalam pemerintahan SBY. Ruang-ruang politik dan bisnis pun kembali dipenuhi oleh elite Golkar. Peran makelar hidup kembali.
Jejaknya terlihat dalam kasus impor beras dari Vietnam. Pertama, terjadi manipulasi bea masuk impor beras 60 ton. Kedua, nilai impor dibengkakkan jadi 900 ribu ton. Di sinilah nama Setnov muncul kembali. Meski diyakini Setnov adalah aktor penting permainan beras impor tersebut, namun kejaksaan tidak menyentuhnya.
Pada periode kedua pemerintahan SBY, nama Setnov juga tersebut lagi. Kali ini dia dikabarkan sebagai makelar proyek KTP elektronik senilai Rp 2,5 triliun. Namanya disebut jelas oleh Nazaruddin, bendahara Partai Demokrat yang jadi terpidana. Namun hingga kini, KPK belum menyentuhnya.
Nah, kini, setelah Menteri ESDM Sudirman Said menunjukkan bukti rekaman aksi makelar Setnov di hadapan petinggi Freeport kepada Majelis Kehormatan Dewan, apa Setnov masih bisa berkelit? Apa kemarahan Presiden Jokowi dan Wakil Presiden JK, yang namanya dicatut Setnov, membuat kasus ini berujung ke pengadilan?
Mari saksikan aksi makelar hebat kelas kakap dalam episode "papa minta saham".