Target kami gagal karena kader korupsi
Tapi alhamdulillah lah, kemarin kami masih berada dalam posisi tujuh persen lah ya.
Jauh sebelum Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014 lalu Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menargetkan masuk dalam tiga besar partai papan atas. Namun hasil perolehan suara pada pilpres tahun lalu tak sesuai harapan. PKS yang dipimpin Anis Matta hanya memperoleh 6,7 persen suara jauh ditinggalkan Partai Kebangkitan Bangsa yang sama-sama disebut partai berbasis Islam.
Hal itu bukan tanpa sebab, selain karena ada partai baru ikut dalam pertarungan pilpres, penokohan di PKS juga diakui hampir tidak ada. Apalagi sejak kasus korupsi impor daging sapi yang menjerat bekas Presiden PKS Lutfhi Hasan Ishak, makin membuat partai yang bertajuk Cinta, Kerja dan Harmoni ini menukik popularitasnya.
Boleh dibilang, kemunculan Partai Keadilan dulu mampu menarik dukungan masyarakat. Kini pucuk pimpinan PKS, tiba-tiba diganti. Posisi Ustaz Hilmi Aminudin dan Anis Matta digeser. Ketua Majelis Syuro kini dipegang oleh Salim Segaf Aljufrie. Sementara posisi Anis Matta digantikan oleh Mohamad Sohibul Iman.
Kepada merdeka.com, Presiden PKS yang baru, Sohibul Iman mengakui jika merosotnya target partai karena banyak faktor. Salah satunya isu soal kader PKS yang dijerat kasus korupsi termasuk juga saat kasus Gubernur Gatot.
"Oh iya tentu saja. Cuma dalam kejadian politik itu selalu mempengaruhi elektabilitas sebuah partai. Itu pasti kami yakin juga," kata Sohibul Iman saat berbincang dengan merdeka.com di kantornya, Selasa kemarin.
Lalu apa target PKS sepeninggalan Ustaz Hilmi Aminudin dan Anis Matta, berikut penuturan Sohibul Iman kepada Arbi Sumandoyo.
Penunjukan anda sebagai presiden PKS terkesan tertutup, apa ada hubungannya dengan Munas Oktober nanti mengingat banyak partai terbelah?
Ya sebetulnya alasannya simpel, PKS biasanya untuk pergantian pimpinan majelis syuro biasanya itu selalu dilakukan. Ya munas selalu di ekspose dengan ingar bingar. Nah tahun ini, kita kebetulan dengan Majelis Syuro dengan Munas bulan Oktober berbeda waktu. Itu saja. Memang pada dasarnya Majelis Syuro tidak di ekspose. Kalau kebetulan bareng dengan Munas ya di ekspose. Itu saja sebenarnya.
Tidak ada hubungannya dengan pecahnya beberapa partai menjelang Munas?
Kita tak berpikir sampai sejauh itu
Apa target anda memimpin PKS mengingat sebelumnya target masuk 3 besar dalam Pemilu 2014 tidak tercapai?
Pertama kalau dari sisi target dalam angka itu termasuk yang akan nanti dibicarakan di Munas. Jadi Munas itu yang menentukan nanti seperti apa. Tapi ada hal yang tidak berubah, kami ini kan selama ini menjadi partai papan tengah. Di sekitaran tujuh persen dan itu sudah beberapa kali ya. Tentu kami punya keinginan berada di papan atas. Papan atas menjadi dua digit 10 persen ke atas. Secara prinsip kami ingin menjadi partai papan atas. Tapi papan atasnya berapa persen, nanti di Munas ditetapkan.
Apa faktor penyebab PKS tidak masuk tiga besar?
Banyak faktor sebetulnya. Faktor seperti misalnya muncul partai baru. Seperti kemarin muncul partai Nasdem, mau tidak mau menarik dukungan segmen yang lain. Kemudian yang kedua juga ada partai yang bukan baru memiliki penokohan kuat. Seperti misalnya kemarin Gerindra, itu juga akan berpengaruh. Itu kalau kita melihat dari konstelasi partai. Tentu yang lainnya juga terkait dengan konstelasi-konstelasi politik yang ada. Apakah itu terkait dengan masalah kasus-kasus, tentu kami mengakui ada pengaruhnya.
Artinya kader PKS yang terlibat kasus korupsi itu mempengaruhi?
Oh iya tentu saja. Cuma dalam kejadian politik itu selalu memengaruhi elektabilitas sebuah partai. Itu pasti, kami yakin juga.
Seberapa besar pengaruhnya?
Tapi alhamdulillah lah, kemarin kami masih berada dalam posisi tujuh persen lah ya. Ini tentu saja bukti kami bisa memitigasi pengaruh dari kasus-kasus itu.
Termasuk juga kasus yang baru dari Pak Gatot?
Ya pastilah. Tentu kami di dalam konteks Pemilihan Kepala Daerah akan melakukan strategi-strategi bahwa pengaruh ini tidak terlalu besar.