Kementerian Perindustrian RI Ungkap Potensi Industri Otomotif di Expo 2020 Dubai
Kementerian Perindustrian RI menunjukkan kemampuan industri nasional di kancah global termasuk keberhasilan mengaplikasikan teknologi digital. Hal itu dipaparkan Kemenperin di Expo 2020 Dubai.
Kementerian Perindustrian RI menunjukkan kemampuan industri nasional di kancah global termasuk keberhasilan mengaplikasikan teknologi digital. Hal itu dipaparkan Kemenperin di Expo 2020 Dubai.
“Pemerintah optimistis terhadap aspirasi besar di Making Indonesia 4.0 bisa terwujud, yakni menjadikan Indonesia sebagai bagian dari 10 negara yang memiliki perekonomian terkuat di dunia pada 2030,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita pada Business
Forum Expo 2020 Dubai yang mengangkat tema Industry of Indonesia 4.0-Electronic and Automotive Industry, akhir pekan lalu (23/10) waktu setempat.
-
Kenapa Presiden Soeharto memilih industri otomotif sebagai salah satu pilar pembangunan ekonomi nasional? Dengan kebijakan pro pada modal asing, Presiden Soeharto memilih industri otomotif sebagai salah satu pilar pembangunan ekonomi nasional.
-
Bagaimana perubahan di industri otomotif Indonesia pada era Jokowi? Terjadi perubahan besar dalam kepemilikan usaha di industri otomotif Indonesia. Variabelnya banyak.Menariknya, merek otomotif China mulai masuk pada 2017 lewat Wuling dan DFSK. Disusul Hyundai (Korea) pada 2021.Yang terbaru, merek China kembali masuk pada 2022-2023: Chery, Neta, Great Wall Motor (GWM), dan lain-lain. Varialebel utama antara lain krisis moneter 1998, krisis industri keuangan 2008, dan sebagainya. Variabel ini cukup mengubah potret raja otomotif Indonesia di era Jokowi:Dari pengusaha ke kelompok usaha (konglomerasi).
-
Bagaimana pemerintah membantu pemudik motor? Melihat animo masyarakat yang tinggi, pemerintah berupaya menjaga keselamatan pemudik motor. Salah satunya dengan menyediakan rest area di sejumlah titik.
-
Bagaimana Presiden Soeharto membangun industri otomotif di Indonesia? Presiden Soeharto punya cara pandang baru membangun ekonomi Indonesia. Dengan kebijakan pro pada modal asing, Presiden Soeharto memilih industri otomotif sebagai salah satu pilar pembangunan ekonomi nasional.
-
Apa yang menunjukkan pertumbuhan industri manufaktur Indonesia? Geliat pertumbuhan ini dapat terlihat dari peningkatan permintaan baru yang menunjukkan aktivitas produksi yang semakin terpacu.
-
Kenapa industri otomotif Indonesia berkembang pesat di era Soeharto? Saat kepemimpinan nasional berganti ke Presiden Soeharto, kebijakan otomotif Indonesia pun berubah: impor mobil CBU dilarang, mobil mesti dirakit lokal, dan kebijakan kendaraan bermotor niaga sederhana (KBNS) pada 1970-an.
Menperin menjelaskan awalnya saat diluncurkan pada tahun 2018, peta jalan Making Indonesia 4.0 menetapkan lima sektor industri yang mendapat prioritas pengembangan dalam menerapkan digitalisasi, yakni industri makanan dan minuman, tekstil dan pakaian, otomotif, elektronik, dan kimia. Namun, seiring waktu, terutama pandemi Covid-19, pemerintah menambah dua sektor lagi, yakni industri farmasi dan alat kesehatan.
“Sektor-sektor industri tersebut berperan penting terhadap perekonomian Indonesia, di antaranya berkontribusi terhadap 70 persen dari GDP manufaktur Indonesia, 65 persen pada ekspor manufaktur Indonesia, dan 60 persen dari tenaga kerja manufaktur Indonesia,” ujar menteri.
Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika Kemenperin
Taufiek Bawazier menambahkan, pihaknya bertekad semakin memacu kinerja dua sektor industri yang masukprioritas pengembangan Making Indonesia 4.0, yakni industri otomotif
dan elektronika. Kedua sektor tersebut menerapkan industri 4.0 yang dapat
meningkatkan daya saingnya.
“Keuntungannya dalam bertransformasi digital, antara lain adalah dapat meningkatkan daya saing, mengurangi cost, meningkatkan revenue, dan memiliki kesempatan untuk memperluas market secara global,” ungkapnya.
Menurut Taufiek, Indonesia adalah pasar otomotif terbesar di Asia Tenggara. Ekosistem di
sektor ini telah mempekerjakan lebih dari 1,5 juta orang. Saat ini industri otomotif Indonesia
didukung industri komponen tier 1, 2, dan 3 yang berperan penting terhadap produktivitasnya.
Pengembangan Kendaraan Listrik
Pemerintah Indonesia juga sedang fokus dalam pengembangan industri kendaraan listrik. Sudah ada beberapa peraturan dan kebijakan yang diterbitkan dalam upaya memberikan kemudahan untuk mendatangkan investor di tanah air.
“Salah satu investasi yang digenjot adalah pengembangan baterai. Sebab, itu merupakan komponen utama dalam electric vehicle (EV), dan Indonesia punya raw material-nya berupa aluminium, tembaga, graphite, nikel, mangan, dan cobalt,” ungkapnya.
Indonesia telah menerapkan peta jalan pengembangan kendaraan listrik melalui
Peraturan Menteri Perindustrian No 27 tahun 2020.
“Sangat penting untuk investor berinvestasi di Indonesia karena kami yakin di masa depan akan terjadi peningkatan demand EV di dunia. Indonesia punya target pengembangan komponen utama EV seperti baterai, motor elektrik, dan inverter,” pungkas dia.
Ekosistem Mobil Listrik
©2016 Merdeka.com
Sementara Ketua Kadin Komite Tetap Industri Logam, Mesin, dan Alat Transportasi I Made Dana Tangkas mengatakan, Indonesia harus dapat membangun ekosistem industri otomotif.
Perubahan kegiatan otomotif yang berjalan dari Internal Combustion Engine (ICE) hingga Fuel Cell Electric Vehicle (FCEV) harus memberikan keterbukaan atau kesempatan bagi berbagai pemangku kepentingan untuk terlibat.
“Sehingga pelaku industri tidak hanya bermain lagi dengan prinsipal global, seperti Jepang, Korea, China, Amerika, Eropa atau India, tapi juga ada prinsipal lokal yang mempunyai basis manufaktur di Indonesia,” katanya.
Menurutnya, hal inilah yang perlu dikembangkan dalam ekosistem otomotif di Indonesia sehingga pasar kendaraan tersebut dapat dipenuhi dari dalam negeri dan nanti juga bisa diekspor ke berbagai negara.
Industri otomotif tetap menjadi salah satu tulang punggung bagi pertumbuhan ekonomi. Apalagi, Indonesia mempunyai peluang terbesar di ASEAN yang memiliki kemampuan untuk
mengembangkan EV dan EV Battery Ecosystem.
“Kami lihat tantangan ke depan sebenarnya sumber daya manusia (SDM). Dengan era industri 4.0 dan pandemi Covid-19, maka SDM adalah aset terpenting bagi industri,” ujar Made.