Mobil-mobil Ini Lahir akibat Kebijakan Presiden Soeharto, Ada yang Bertahan hingga Hari ini, tapi Banyak Juga yang Gugur
Banyak mobil dikembangkan dari kebijakan Presiden Soeharto: program Kendaraan Bermotor Niaga Sederhana (KBNS) pada 1970-an.
Lewat kebijakan KBNS (kendaraan bermotor niaga sederhana)
Awal Presiden Soeharto membangun Industri Otomotif di Indonesia
Jenderal Soeharto dilantik sebagai Presiden ke-2 Republik Indonesia dalam Sidang Umum Majelis Permusyawaran Rakyat Semesta V pada 27 Maret 1968. Presiden Soeharto memimpin RI yang saat itu baru berusia 23 tahun. Berbeda dengan Presiden Soekarno, Presiden Soeharto punya cara pandang baru membangun ekonomi Indonesia.
-
Bagaimana kebijakan otomotif di era Soeharto? Saat kepemimpinan nasional berganti ke Presiden Soeharto, kebijakan otomotif Indonesia pun berubah: impor mobil CBU dilarang, mobil mesti dirakit lokal, dan kebijakan kendaraan bermotor niaga sederhana (KBNS) pada 1970-an.
-
Siapa 'raja mobil' Indonesia di era Soekarno? Di era Soekarno, satu nama mendapat julukan 'raja mobil Indonesia'. Dia adalah Hasjim Ning.
-
Mobil apa yang Soekarno gunakan? Buick Limited 8 menjadi mobil kepresidenan RI yang pertama Mobil dinas ini dipakai Presiden Soekarno pada 1945-1949.
-
Bagaimana cara Presiden Soekarno mendapatkan mobil dinas? Para pemuda mencari sebuah mobil yang layak untuk Presiden RI. mereka menemukan sebuah mobil Buick mewah milik pejabat Jepang. Sudiro, salah seorang pemuda meminta sopir pejabat tersebut menyerahkan kunci mobil Buick itu. Kemudian dia disuruh pulang kampung. Sementara mobil mewah itu menjadi mobil dinas pertama Presiden Indonesia.
-
Bagaimana cara Soeharto mengurangi kemacetan? “Kalau pagi kan semua orang berangkat ke tempat kerja mereka sehingga jalanan sangat padat.Kalau saya ikut berangkat pagi, akan menambah kemacetan lalu lintas karena mereka akan diberhentikan polisi.Biarlah saya yang berangkat agak siang, tidak mengapa.“
-
Apa yang memicu lengsernya Soeharto? Kondisi ini menjadi momentum semakin masifnya gerakan menuntut Soeharto mundur dari kursi presiden.
Dengan kebijakan pro pada modal asing, Presiden Soeharto memilih industri otomotif sebagai salah satu pilar pembangunan ekonomi nasional. Industrialisasi dengan kebijakan insentif perakitan di dalam negeri (CKD) dan larangan impor utuh (CBU).
Salah satu kebijakan industrialisasi sektor usaha otomotif ala Presiden Soeharto adalah program Kendaraan Bermotor Niaga Sederhana (KBNS) pada 1970-an.
Kriteria Mobil KBNS
KBNS bertujuan meningkatkan perekonomian masyarakat, sebagai alat transportasi hasil pertanian dan perkebunan dari desa ke kota. Untuk itu, KBNS memiliki beberapa kriteria: 1. Harga jual serendah mungkin. 2. Biaya pemeliharaan dan perbaikan murah dan mudah. 3. Konsumsi bahan bakar yang hemat dan pelumas yang tahan lama. 4. Memenuhi persyaratan keselamatan dan keamanan serta estetika. 5. Sesuai dengan fungsi dan tujuan penggunaannya di Indonesia.
Berdasarkan kriteria KBNS, beberapa perusahaan mobil membangun produk 'KBNS' seperti yang diinginkan Presiden Soeharto pada era 1970-an.
Berikut ini mobil-mobil yang dibangun atas kriteria KBNS:
1. Toyota Kijang
Toyota Kijang lahir berkat program KBNS, terinspirasi mobil Toyota Tamaraw di Filipina pada 1976. Menggunakan mesin sedan Corolla: 3K kapasitas 1.2L, 4 silinder segaris, OHV.
Mesin itu mampu menghasilkan tenaga 55 ps, dipadu transmisi manual 4-percepatan. Perakitan Toyota KIjang Generasi Pertama ini dilakukan oleh PT Multi Astra di Sunter, Jakarta Utara, dengan teknologi sangat sederhana saat itu. Berkonsep basic utility transporter (BUV), Kijang Gen 1 memiliki panjang 4.070 mm, lebar 1.550, dan tinggi 1.760. Jarak wheelbase 2.500 mm dan panjang bak 1.880 mm-lebar 1.480.
Toyota Kijang pikap dengan kode KF10 diluncurkan di Jakarta pada 9 Juni 1977. Harga jualnya Rp 1,3 juta per unit. Lebih murah Rp 50 ribu dibandingkan kompetitornya, Suzuki Pikap.
Dikutip dari buku '38 Tahun Toyota Kijang' (Luhulima: 2015)
Menariknya, Toyota Kijang mampu bertahan hingga hari ini, mencapai generasi ke-7 di Indonesia dengan nama baru: All New Toyota KIjang Innova Zenix (2022).
Toyota Kijang juga menjadi model global dengan platform International Multipurpose Vehicle (IMV) sejak 2004, sehingga diekspor ke 80 negara.
2. VW Mitra
Mobil KBNS berikutnya adalah Volkswagen (VW) Mitra: 'Mini Transportasi Rakyat'. Dipasarkan pada 18 Juni 1974, saat Menteri Perindustrian M Jusuf menyerahkan dua unit kepada Presiden Soeharto.
VW Mitra pikap dirakit oleh PT Garuda Mataram Motor (GMM) Jakarta, dengan mesin dan poros depan-belakang diimpor dari Jerman Barat. Mesinnya berkapasitas 1.600 cc, 4 silinder dalam konfigurasi boxer, kerangkanya diproduksi PT Perindustrian Angkatan Darat (Pindad)-Bandung dan bodi oleh PT Wahana Bhakti Utama.
VW Mitra juga dijual dalam rupa minibus, mobil boks, dan delivery van. Disiapkan sebagai pengganti opelet, karena dapat mengangkut 20 orang dan barang, sebab dimensinya menyamai VW Combi.
Sayangnya, VW Mitra tidak berumur panjang seperti Toyota Kijang, stop produksi pada 1979.
3. Datsun Sena
Produk pertama yang lahir dari program KBNS sejatinya, Datsun Sena. Mobil niaga ini mengusung mesin sedan Datsun 120Y berkapasitas 1.2L dan 4 silinder segaris.
Datsun Sena dipasarkan oleh PT Indokaya, sebagai agen pemegang merek Datsun di Indonesia. Pada masa jayanya, PT Indokaya yang memiliki perakitan di Jakarta dan Surabaya, mampu memroduksi Datsun Sena sebanyak 250 unit per bulan. Jumlah yang cukup sukses untuk ukuran pasar saat itu.
4. Vauxhall Morina
Pada 1977 mobil niaga sederhana merek Morina atau 'Mobil Rakyat Indonesia' dipasarkan. Menggunakan merek Vauxhall, Morina dirilis oleh PT Garmak Motor, selaku APM General Motors (GM) di Indonesia.
Sayangnya, Datsun Senna, VW Mitra, dan Vauxhall Morina tidak berumur panjang alias stop produksi.
Hanya Toyota Kijang, mobil program KBNS-Presiden Soeharto, yang bertahan di hari ini, meski berubah menjadi mobil penumpang.
Buku 'Industri Otomotif untuk Negeri: Menjadi Pemain Utama Era Mobil Listrik' (Tjahajana: 2021)