Sejarah Yamaha, berdiri dengan modal awal Rp 12 juta
Perusahaan besar Yamaha dulunya
Yamaha mungkin Anda mengenal sebuah produsen motor yang sangat diidolakan, khususnya di Indonesia. Namun ternyata dulunya Yamaha adalah alat musik. Tentu saja hingga saat ini masih ada alat musik besutan Yamaha seperti gitar, piano, dan juga drum.
Torakusu Yamaha adalah pendiri perusahaan ini di tahun 1887. Dia merupakan orang memproduksi organ buluh pada tahun yang sama. Dengan semangat tinggi, akhirnya pria kelahiran 20 April 1851 tersebut mendirikan Nippon Gakki pada tahun 1897 dengan modal 100.000 Yen, di era sekarang jumlah tersebut sama dengan Rp 12 juta.
Sejak dari itu, Yamaha mulai tumbuh, namun memang tak selamanya mulus. Simak kisah-kisah menarik dari perjuangan Yamaha sampai bisa besar seperti sekarang. Klik di bawah ini!
-
Apa yang membuat Yamaha Fino menarik perhatian? Skutik bergaya retro Yamaha Fino sempat menarik perhatian penyuka motor matic lantaran desainnya yang mendapat sentuhan klasik.
-
Siapa yang memproduksi Yamaha Aerox? Yamaha Aerox merupakan skuter matik yang diproduksi oleh Yamaha Motor Company, perusahaan otomotif yang berasal dari Jepang.
Kesuksesan Nippon Gaiki
Sejak Nippon Gakki lahir, Yamaha sukses besar. Mereka mampu mencatatkan dirinya sebagai salah satu produsen alat musik terbesar di dunia. Sahamnya tercatat di Tokyo Stock Exchange. Tak hanya itu, kesuksesannya juga merembet ke industri lainnya.
Tahun 1954 mereka menidirkan sekolah musik Yamaha dan menyelenggarakan kelas percobaan. Tak berhenti di situ, mereka juga memproduksi HiFi player pertama (produk audio).
Memasuki era Motor
Pada tahun 1955, Presiden Nippon Gakki, yaitu Geichi Kawakami yang ditugaskan meneruskan perjuangan Torakusu Yamaha mendirikan Yama Motor Company di daerah Hamakita. Lagi-lagi mereka mendulang sukses dengan dibukanya pabrik motor ini.
Yamaha YA-1 adalah motor pertama buatan mereka yang cukup sukses di pasaran. Motor ini mengusung mesin 2-tak, berkubikasi 125cc dengan silinder tunggal. Motor Yamaha YA-1 masih menggunakan kick-starter. Kala belum ada kendaraan bermotor yang memiliki kick-starter, sehingga Yamaha YA-1 menjadi yang pertama di Jepang.
Sejak itu industri motor Yamaha berkembang pesat dan memiliki pasar hingga keluar negeri. Tahun 1958 Yamaha mendirikan cabang pertama mereka di Meksiko.
Yamaha International lahir dan mulai menjamah bisnis lain
Di tahun 1958 Yamaha mulai merambah produksi peralatan olahraga. Setahun kemudian mulai produksi organ elektrik. Setelah itu barulah lahir Yamaha International Corporation (yang sekarang disebut Yamaha Corporation of America). Lahirnya pabrik ini langsung menjamah bisnis kreasi dan memulai produksi produk terkait gaya hidup.
Setelah itu, perkembangan bisnis Yamaha berkembang pesat dan mulai produksi wind instruments. Bahkan di tahun 1966 mereka mendirikan Yamaha Music Foundation. Ekspansi ke Europa dengan mendirikan Yamaha Europa GmbH di Jerman Barat.
Masuk ke ajang MotoGP
Resminya, Yamaha masuk ke balap motor WorldGP pada tahun 1961. Namun debutnya di ajang tersebut Yamaha masih belum mampu juara. Kala itu Yamaha ikut di kelas 250cc dan diwakili oleh pembalap Fumio Ito. Fumio hanya finish di peringkat 9 dengan koleksi 7 poin saja.
Sementara itu, pembalap lainnya Yoshikazu Sunako harus menempati posisi dasar klasemen dengan poin 1. Oleh karena itu tahun 1962 Yamaha mundur dari ajang GP.
Bersaing dengan Honda
Yamaha dianggap masih belum bisa menyaingi Honda yang kala itu merajai dunia motor. Tahun 1962, Yamaha menemukan bagaimana rumitnya mesin 250cc milik Honda RC164. Mesin tersebut dikenal memiliki durabillity kelas satu. Menandingi Honda dengan mengeluarkan mesin 4 Tak butuh waktu dan riset yang tidak gampang.
Akhirnya Yamaha mengembangkan motor 2-tak mereka sesuai dengan jati dirinya sendiri selama ini. Maka lahirlah Yamaha RD56. Motor inilah yang membawa nama Yamaha melambung. Di musim 1963, Yamaha sukses menduduki peringkat 3 klasemen akhir, hanya berbeda 18 poin dari pembalap Honda - Jim Redman yang kala itu menjadi juara.
Sejak saat itu Yamaha langsung diakui dunia dalam hal motor. Yamaha pun tak berhenti di situ saja. Mereka lantas mampu juara dunia pada musim GrandPrix. Setelah musim sebelumnya Fumio Ito hanya mampu di posisi ketiga, kali ini lewat Phil Read menjadi aktor utama kebesaran Yamaha. Bahkan Read juara dua musim berturut-turut di debutnya bersama Yamaha.