Tips Rifat Sungkar agar mobil tetap aman saat kelebihan muatan saat mudik
Saat mudik, mobil sering kelebihan muatan, karena mengangkut banyak penumpang dan barang-barang. Simak tips dari pereli internasional Rifat Sungkar terkait kapasitas dan bobot maksimal kendaraan agar mudik Anda nyaman dan aman.
Untuk keperluan mudik kendaraan bermotor roda empat atau mobil masih menjadi pilihan favorit. Namun, ada baiknya Anda mengenal lebih jauh soal kapasitas dan bobot maksimal mobil Anda, supaya perjalanan mudik Anda berjalan aman sehingga selamat sampai tujuan. Apalagi saat mudik, mobil sering kelebihan muatan, karena mengangkut banyak penumpang dan barang-barang.
Rifat Sungkar, pereli nasional sekaligus Direktur Utama Rifat Drive Labs, konsultan di bidang keselamatan berkendara, menyatakan kita berpikir kalau mobil yang digunakan sehari-hari yang menjadi bagian dari kehidupan kita akan selalu siap digunakan untuk melakukan perjalanan luar kota. Apalagi mobil tersebut baru berusia satu atau dua tahun. Namun, perlu disadari, sifat perjalanan dalam kota dan luar kota sangat berbeda. Jadi tidak bisa dipukul rata begitu.
-
Mobil apa yang ditabrakkan bocah itu ke tembok? Berdasarkan data yang dihimpun, mobil yang ditabrakkan bocah itu adalah mobil listrik merk Chery Omoda E5 yang ditaksir harganya sekitar Rp488 juta.
-
Apa makna dari kata "mobil" ? Kata "mobil" memiliki dua arti, yakni kendaraan dan kemampuan untuk bergerak dengan mudah.
-
Bagaimana kata "mobil" muncul di Indonesia? Penggunaan istilah "mobil" dalam bahasa Indonesia dimulai sejak kendaraan bermotor masuk ke tanah air.
-
Apa itu Mobil Ketek? Mobil Ketek sendiri bentuknya seperti mobil berbodi jip, kemudian dengan tambahan aksen kayu. Transportasi tersebut populer pada tahun 1960-1980-an.
-
Kapan mobil itu ditabrakkan bocah ke tembok? Ternyata kejadian yang sempat menjadi tontonan pengunjung mall itu, terjadi pada hari Minggu, (21/4) lalu untuk lokasinya berada di Mall Of Indonesia (MOI).
-
Apa itu Mobil Si Jampang? Mobil Si Jampang merupakan kendaraan keliling yang menjual berbagai kebutuhan seperti sayur, bahan makanan mentah dan lainnya.
Sebab hal ini berkaitan langsung dengan barang bawaan Anda pada saat mudik. Dengan maksud ingin membawa sesuatu kepada keluarga di kampung atau sebaliknya, membawa oleh-oleh dari kampung, kita tidak mengingat lagi terhadap standar kemampuan mobil yang digunakan.
“Suatu benda jika dibebankan secara berlebihan, maka perilaku dari benda tersebut akan berubah, seperti saat melakukan pengereman, bermanuver, atau berinteraksi. Semua berbeda karena akan menjadi lebih lambat dan limbung,” ujar Rifat dalam keterangannya pada Merdeka.com, kemarin.
Hal tersebut, kata dia, baru Anda sadari saat dalam perjalanan dan setelah melalui berbagai situasi dan kondisi jalanan. Karakter mobil Anda menjadi berbeda dengan yang biasa Anda gunakan saat keseharian. "Inilah yang terjadi, jika kita mudik dengan kapasitas bobot maksimal mobil. Anda berpikir agility atau standar kelincahan dari mobil Anda berbeda. Untuk bisa memaksimalkan segala unsur keselamatan dan menghindari bahaya-bahaya yang dapat terjadi, tentunya diperlukan persiapan."
Tiga tips Rifat
Berikut tips Rifat terkait kapasitas dan bobot maksimal mobil agar mudik berjalan aman:
Pertama, Anda harus memastikan kondisi brake pad. Apalagi untuk mobil yang berusia dua atau tiga tahun, karena biasanya kondisi brake pad sudah overheat dan mulai habis. Perlu diperhatikan juga kampas remnya.
Kedua, kondisi ban mobil. Ketika mobil Anda membawa beban berlebihan, ban Anda tidak akan bisa memberikan performa maksimal. Sebab ban itu berisi angin dan memiliki tingkat elastisitas berbeda-beda. Wajib diperhatikan tekanan anginnya sehingga dengan bobot maksimal setidaknya mendekati performa terbaik dari ban tersebut dengan tekanan angin yang direkomendasikan.
"Jangan hanya memasukkan barang ke bagasi lalu tergantung bagaimana nanti di jalan. Tidak bisa begitu. Ban itu sangat menentukan unsur keselamatan karena pada akhirnya ban merupakan bagian terakhir yang bisa mengendalikan kendaraan, baik itu bermanuver, berakselerasi, maupun mengerem,” seru Rifat.
Ketiga, kesiapan Anda sebagai pengemudi. Anda harus memahami atau mengantisipasi beberapa standar, seperti cara mengeluarkan dongkrak, lokasi penyimpanan tongkat dongkrak, posisi jacking point (titik pendongkrakan), hingga cara menurunkan ban serep.
"Itu semua harus dikuasai oleh para pemudik, terutama pengemudi. Saya mohon meluangkan waktu satu atau dua jam di rumah sebelum berangkat untuk mempelajarinya, agar Anda dapat mengantisipasi jika terjadi sesuatu di jalan. Apalagi membawa barang banyak, Anda harus berpikir bagaimana nanti ketika terpaksa harus ganti ban, kemudian barang banyak itu harus diletakkan di mana, Anda harus mengevakuasi penumpang ke mana, lalu permukaan jalan seperti apa yang aman untuk mendongkrak. Semua ini mungkin terasa malas dilakukan. Namun, percayalah kita sebagai pengemudi sangat memerlukannya,” pungkas Rifat.
(mdk/sya)