Hari Guru dan Cerita Pendidik Sulit Mengajar Virtual di Tengah Pandemi Covid-19
"Hambatannya adalah ketika para mahasiswa yang ada di daerah tidak bisa menyimak maksimal karena terjadi gangguan koneksi internet."
Proses belajar mengajar di masa pandemi Covid-19 memberikan tantangan tersendiri, baik bagi pendidik maupun peserta didik. Pandemi menghilangkan proses pembelajaran tatap muka dan menggantikannya dengan proses pembelajaran jarak jauh (daring).
Dosen Pendidikan Jasmani Kesehatan Rekreasi STKIP Pasundan, Cimahi, Jawa Barat, Deswita Supriyatni, menceritakan pembelajaran virtual mengalami banyak kendala, salah satunya koneksi internet. Sehingga materi yang disampaikan kepada mahasiswa tidak bisa diserap dengan baik.
-
Kapan Hari Guru Nasional diperingati? 25 November diperingati sebagai Hari Guru Nasional.
-
Apa perbuatan bejat yang dilakukan guru tersebut? Perbuatan pelecehan itu dilakukan pelaku pada saat jam pelajaran di lingkungan sekolah. Dia mengimingi-imingi korban dengan uang"Korban dicabuli pada saat jam pelajaran dengan diiming-iming uang. Aksi itu ada yang dilakukan pelaku di pustaka, dan ada juga di kelas. Kejadian sudah berulang-ulang," jelasnya.
-
Bagaimana siswa membacok guru? Peristiwa itu terjadi pada Senin (25/9) pukul 09.30 WIB. Saat itu sang guru sedang mengawasi PTS (Penilaian tengah semester). Akibat insiden itu, guru mengalami luka serius dan mendapat perawatan di RS Wongsonegoro, Semarang.
-
Kapan Hari Guru Nasional dirayakan? Setiap tahun pada tanggal 25 November, kita merayakan Hari Guru Nasional sebagai penghormatan kepada para guru, sosok pahlawan tanpa tanda jasa.
"Hambatannya adalah ketika para mahasiswa yang ada di daerah tidak bisa menyimak maksimal karena terjadi gangguan koneksi internet," ujarnya dalam diskusi virtual, Rabu (25/11).
Hal serupa disampaikan Guru SDS Islam Ibnu Hajar Cipayung, Jakarta Timur, Arya Wiratman. Dia menyebut, pembelajaran daring sangat monoton sehingga proses belajar tidak maksimal.
"Kondisi pandemi saat ini dengan pembelajaran jarak jauh baik secara virtual dan video pembelajaran, sangat monoton. Meski begitu kami tetap berusaha mengemas pembelajaran mirip seperti saat tatap muka di kelas," terangnya.
Sementara Dosen STKIP PGRI Bandar Lampung, Sri Murni, mengaku pembelajaran daring selama pandemi Covid-19 terhambat kuota data internet. Sebelum mendapat bantuan dari pemerintah, dia justru menguras tabungan pribadinya untuk membeli kuota data internet demi pembelajaran daring.
"Sebelum ada bantuan kami harus pintar-pintar menyisihkan dana untuk memenuhi kebutuhan pembelajaran. Sangat bersyukur dengan bantuan pemerintah baik dalam bentuk pulsa maupun Bantuan Subsidi Upah (BSU). Uang yang awalnya kami sisihkan untuk kuota bisa kembali kami pakai untuk memenuhi kebutuhan keluarga," ujarnya.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah memberikan Bantuan Kuota Data Internet kepada 1,9 juta guru, 166 ribu dosen, 3,8 juta mahasiswa dan 29,6 juta siswa sekolah. Besaran bantuan tersebut yakni 100 GB yang dialokasikan 50 GB setiap bulannya.
Kuota internet ini bisa dimanfaatkan oleh setiap jenjang pendidikan, baik negeri maupun swasta. Sebanyak 35,5 juta pendidik dan peserta didik di seluruh Indonesia telah menerima manfaat ini sejak September 2020 lalu.
(mdk/rhm)