Bakal IPO, Bank Sumut Bakal Ekspansi Kredit Hingga Layanan Digital
PT Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara Tbk. (Bank Sumut) akan menggelar penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO). Nantinya, hasil IPO akan digunakan untuk mengerek kinerja bisnis dengan meningkatkan ekspansi kredit hingga pengembangan teknologi informasi serta layanan digital.
PT Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara Tbk. (Bank Sumut) akan menggelar penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO). Nantinya, hasil IPO akan digunakan untuk mengerek kinerja bisnis dengan meningkatkan ekspansi kredit hingga pengembangan teknologi informasi serta layanan digital.
Bank daerah milik Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota se-Sumatera Utara ini telah menggelar penawaran awal atau book building sebanyak-banyaknya 2,93 juta saham mulai Kamis (5/1) hingga Rabu (18/1). Dengan nilai nominal Rp250 per saham, Bank Sumut mematok harga penawaran pada rentang harga Rp350 hingga Rp510 per saham sehingga perseroan berpotensi meraup dana Rp1,02 triliun hingga maksimal Rp1,49 triliun.
-
Kapan PT Tera Data Indonusa Tbk melantai di bursa saham? Bahkan pada 2022, saat pandemi berlangsung, perusahaan ini berani mengambil langkah melantai di bursa saham.
-
Kapan Bursa Berjangka Aset Kripto diluncurkan? Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan meluncurkan Bursa Berjangka Aset Kripto di Jakarta, Jumat (28/7).
-
Bagaimana BRI dan BEI berharap nasabah korporasi mereka bisa memanfaatkan keuntungan dari IPO? Dengan menjadi perusahaan terdaftar, perusahaan memiliki akses langsung ke pasar modal untuk mendapatkan pendanaan tambahan di masa depan melalui penerbitan saham atau obligasi. Hal ini memberikan fleksibilitas dalam manajemen keuangan perusahaan dan memperluas sumber pendanaan yang tersedia
-
Kapan BRI pertama kali melakukan penawaran umum perdana (IPO)? Saham PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk dengan kode BBRI tepat 20 tahun melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 10 November 2023. BRI melakukan penawaran umum perdana (IPO) pada 10 November 2003 dan menawarkan 3.811,7 miliar lembar saham biasa (common shares) dengan harga Rp875/saham.
-
Mengapa BRI dan BEI berkolaborasi untuk mendorong nasabah korporasi BRI melakukan IPO? Perusahaan-perusahaan berpeluang besar dalam mengembangkan bisnisnya melalui pendanaan dari pasar modal.
-
Apa yang diraih oleh Bank Syariah Indonesia? BSI mendapatkan penghargaan sebagai The Indonesia Customer Experience of The Year – Banking Award dalam ajang Asian Experience Awards 2023.
Plt Direktur Utama Bank Sumut Hadi Sucipto mengatakan, perusahaan rencananya akan mengalokasikan 80 persen atau Rp1,19 triliun dari dana IPO untuk modal kerja guna mendukung ekspansi bisnis perseroan, termasuk kredit modal kerja, kredit investasi hingga kredit konsumtif. Sementara sisanya akan digunakan untuk perluasan jaringan dan pengembangan teknologi informasi.
"Sekitar 20 persen sisanya akan digunakan untuk perluasan jaringan dan pengembangan teknologi informasi guna menunjang kegiatan usaha perseroan, termasuk layanan digital," kata Hadi, Minggu (8/1).
Rinciannya, 10 persen akan digunakan sebagai belanja modal, termasuk pengeluaran untuk aset sewa berupa pembukaan atau perpanjangan sewa unit kantor, unit layanan, renovasi gedung, dan infrastruktur teknologi informasi. Sementara itu, 10 persen lainnya akan digunakan untuk belanja operasional berupa pengembangan jaringan ATM, layanan digitalisasi, peningkatan system security, dan pengembangan teknologi informasi lainnya dengan skema manage service.
Seiring dengan dinamika yang terjadi terkait dengan pergantian pucuk pimpinan Bank Sumut, perseroan memastikan bahwa proses rangkaian IPO tidak akan terganggu dan operasional perbankan juga tetap berjalan normal. "Bahkan jajaran Direksi dan Komisaris Bank Sumut akan segera melakukan paparan publik kepada investor. Semua masih sesuai jadwal," tegas Hadi.
Melalui empat perusahaan sekuritas, yakni PT Aldiracita Sekuritas Indonesia, PT BRI Danareksa Sekuritas, PT RHB Sekuritas Indonesia, dan PT UOB Kayhian Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek, Bank Sumut dijadwalkan dapat memulai tanggal pencatatan saham di Bursa Efek Indonesia pada 7 Februari 2023.
Sebagai catatan, jumlah kredit/Pembiayaan yang telah disalurkan Bank Sumut hingga triwulan III-2022 mencapai Rp26,90 triliun, tumbuh 2,01 persen atau naik Rp534,40 miliar dibandingkan dengan penyaluran pada triwulan II-2022 sebesar Rp26,36 triliun. Kenaikan ini ditopang oleh ekspansi kredit produktif.
Penyaluran kredit/Pembiayaan Bank Sumut sepanjang 2021 tercatat Rp25,19 triliun, naik Rp1,58 triliun atau tumbuh 6,68 persen dibandingkan dengan periode 2020 sebesar Rp23,61 triliun. Kala itu, berdasarkan prospektus perseroan, peningkatan jumlah kredit sejalan dengan ekspansi kredit yang dijalankan oleh Bank Sumut.
Ekspansi kredit/Pembiayaan pada 2021 itu ditopang oleh peningkatan kredit multiguna dan prapensiun sebesar Rp1,12 triliun dan kredit usaha rakyat (KUR) sebesar Rp144,86 miliar. Sementara itu, pada 2019, penyaluran kredit/Pembiayaan Bank Sumut sebesar Rp23,70 triliun. Dengan begitu, sepanjang tiga tahun terakhir, Bank Sumut konsisten menjaga peningkatan penyaluran kredit dan Pembiayaannya.
Berdasarkan laporan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional 5 Sumatera Bagian Utara, penyaluran kredit oleh perbankan di Sumut tercatat Rp224,31 triliun (tumbuh 1,76 persen secara year on year) hingga Oktober 2022 dengan komposisi kredit produktif menyumbang 70,93 persen dan kredit konsumtif 29,07 persen.
Seiring dengan peningkatan ekspansi kredit, hingga September 2022, Bank Sumut berhasil membukukan laba bersih Rp520,57 miliar, tumbuh 17,44 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya Rp443,29 miliar. Secara tahunan, laba bersih Bank Sumut juga cukup solid, sempat sedikit terkoreksi pada 2020 akibat pandemi Covid-19. Pada 2019, laba bersih Bank Sumut tercatat sebesar Rp544,75 miliar, lalu turun menjadi Rp514 miliar pada 2020 dan kembali naik menjadi Rp613,60 miliar pada 2021.
Dari sisi profitabilitas, Return on Equity (ROE) atau tingkat pengembalian ekuitas Bank Sumut pada triwulan IIII/2022 sebesar 17,38 persen, lebih tinggi dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya 16,10 persen. Sementara itu, Return On Asset (ROA) atau tingkat pengembalian aset sebesar 2,17 persen, lebih tinggi dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya 2,06 persen.