Bank Syariah Indonesia Catatkan Laba per Desember 2021 Rp 3,03 Triliun
PT Bank Syariah Indonesia Tbk mencatat, per Desember 2021, pertumbuhan laba bersih sebesar 38,42 persen. Di mana, pada periode tersebut, laba BSI mencapai Rp 3,03 triliun dari sebelumnya Rp 2,19 triliun di Desember 2020.
PT Bank Syariah Indonesia Tbk mencatat, per Desember 2021, pertumbuhan laba bersih sebesar 38,42 persen. Di mana, pada periode tersebut, laba BSI mencapai Rp 3,03 triliun dari sebelumnya Rp 2,19 triliun di Desember 2020.
Direktur Utama BSI, Hery Gunardi mengatakan, laba ini ditopang oleh sejumlah aspek. Rinciannya, dari sisi aset tumbuh sebesar 10,73 persen menjadi Rp 265,29 triliun. Kemudian, dari sisi pembiayaan tumbuh 9,32 persen menjadi Rp 171,29 persen. Lalu, Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh 11,12 persen jadi Rp 233,25 triliun.
-
Apa yang diraih oleh Bank Syariah Indonesia? BSI mendapatkan penghargaan sebagai The Indonesia Customer Experience of The Year – Banking Award dalam ajang Asian Experience Awards 2023.
-
Apa yang diklaim sebagai informasi palsu yang beredar tentang Bank Syariah Indonesia? Beredar sebuah surat berisi pengumuman diklaim berasal Bank Syariah Indonesia (BSI) yang mengubah tarif transfer antarbank dari menjadi Rp150.000 per bulan.
-
Bagaimana OJK mendorong pengembangan perbankan syariah? Berbagai kebijakan dikeluarkan OJK untuk mendorong pengembangan perbankan syariah bersama stakeholders terkait beberapa inisiatif seperti: Mulai dari perbaikan struktur industri perbankan syariah yang dilakukan melalui konsolidasi maupun spin-off unit usaha syariah (UUS). Lalu penguatan karakteristik perbankan syariah yang dapat lebih menonjolkan inovasi model bisnis yang lebih rasional, serta pendekatan kepada nasabah yang lebih humanis; Pengembangan produk yang unik dan menonjolkan kekhasan bank Syariah, sehingga dapat memberikan nilai tambah bagi masyarakat untuk meningkatkan competitiveness perbankan syariah. Lalu, peningkatan peran bank syariah sebagai katalisator ekosistem ekonomi syariah agar segala aktivitas ekonomi syariah, termasuk industri halal agar dapat dilayani dengan optimal oleh perbankan syariah; dan Kelima, peningkatan peran bank syariah pada dampak sosial melalui optimalisasi instrumen keuangan sosial Islam untuk meningkatkan social value bank syariah.
-
Apa saja fungsi utama bank pemerintah di Indonesia? Bank pemerintah memiliki sejumlah fungsi penting dalam mengelola keuangan negara dan menyelenggarakan sistem keuangan. Berikut adalah beberapa fungsi utama bank pemerintah: 1. Manajemen Keuangan Publik Bank pemerintah bertanggung jawab untuk mengelola keuangan publik, termasuk penerimaan dan pengeluaran negara. Mereka memproses transaksi keuangan pemerintah, mengelola anggaran, dan memastikan keseimbangan keuangan yang sehat. 2. Penyediaan Layanan Perbankan untuk Pemerintah Bank pemerintah menyediakan layanan perbankan khusus untuk pemerintah. Ini termasuk penempatan dana pemerintah, pembiayaan proyek-proyek pembangunan, dan pelaksanaan transaksi keuangan pemerintah secara efisien. 3. Pelaksanaan Kebijakan Moneter Bank pemerintah seringkali menjadi pelaksana kebijakan moneter yang ditetapkan oleh bank sentral. Mereka dapat berpartisipasi dalam pengaturan suku bunga, kontrol uang beredar, dan kebijakan lainnya untuk mencapai tujuan stabilitas ekonomi. 4. Pembiayaan Pembangunan. Salah satu peran kunci bank pemerintah adalah memberikan pembiayaan untuk proyek-proyek pembangunan nasional. Mereka dapat memberikan pinjaman jangka panjang untuk mendukung sektor-sektor strategis seperti infrastruktur, energi, dan industri. 5. Dukungan terhadap Sektor-sektor Kunci. Bank pemerintah dapat memberikan dukungan finansial khusus untuk sektor-sektor yang dianggap strategis bagi pertumbuhan ekonomi. Hal ini dapat mencakup sektor pertanian, pendidikan, dan kesehatan. 6. Penyelenggaraan Program Pemerintah. Bank pemerintah dapat menjadi penyelenggara program-program pemerintah, seperti program bantuan sosial atau program kredit bagi sektor-sektor tertentu. 7. Pengelolaan Risiko Keuangan. Dalam kapasitasnya sebagai lembaga keuangan yang besar, bank pemerintah juga berperan dalam mengelola risiko keuangan. Hal ini mencakup pemantauan dan penilaian risiko, serta penerapan strategi untuk mengurangi dampak risiko keuangan yang mungkin timbul. 8. Mendukung Kestabilan Sistem Keuangan. Bank pemerintah dapat berkontribusi dalam menjaga stabilitas sistem keuangan nasional. Mereka memiliki peran penting dalam menangani krisis keuangan dan memberikan dukungan finansial guna mencegah dampak yang lebih besar pada perekonomian.
-
Apa yang ingin dicapai OJK dari pengembangan perbankan syariah? Bank syariah saat ini sedang kita coba arahkan untuk memberikan alternatif produkproduk perbankan syariah yang bukan merupakan bayangan dari produk-produk yang sudah ada di perbankan konvensional,” kata Dian.
-
Apa penghargaan yang diraih Bank Jatim? Kali ini, bankjatim berhasil mendapat penghargaan gold rank dalam The Asia Sustainability Reporting Rating (ASRRAT) 2023.
"Untuk yang terkait CSR (Corporate Social Responsibility) karena kita di bidang zakat, alhamdulillah zakat BSI bisa capai Rp 102 miliar karena didorong pertumbuhan laba bersih yang membaik juga, dan NPF Nett bisa mencapai 0,87 persen," katanya dalam konferensi pers Kinerja Triwulan IV 2021 BSI, Rabu (2/2).
Pada kesempatan yang sama, Direktur Finance and Strategy BSI, Ade Cahyo Nugroho mengatakan, tingkat provability ROE tercatat sebesar 13,71 persen. Lalu, tingkat ROA tercatat 1,61 persen.
"Provitalblity return on aset dari 1,38 persen jadi 1,61 persen dengan seiring berjalannya merger operasional BSI di 2021 catat perbaikan efisiensi dimana BOPO alami penurunan dari 84,61 persen jadi 80,46 persen," katanya.
Kemudian, tingkat COF menjadi sebesar 2,03 persen dan CAR meningkat menjadi 22,09 persen dari 18,24 persen.
Kinerja Tabungan BSI Posisi 5 Terbesar
Adapun BSI mencatatkan pertumbuhan tabungan sebesar 12,84 persen di Desember 2021. Angka ini meningkat menjadi Rp 99,375 triliun dari sebelumnya Rp 88,066 triliun di Desember 2022.
Pencapaian ini menjadikan BSI menempati posisi kelima secara nasional dalam peringkat tabungan per November 2021. BSI berada di bawah BRI, BCA, Mandiri, dan BNI.
Pertumbuhan tabungan BSI ini ditopang paling utama oleh jenis tabungan wadiah yang tercatat tumbuh 15,3 persen secara year on year.
"Kami bersyukur kepercayaan dari masyarakat indonesia terlihat dari pertumbuhan tabungan jadi 12,84 persen meningkat dari Rp 88,066 triliun menjadi Rp 99,375 triliun dengan ditopang oleh Tabungan wadiah tumbuh 15,3 persen," kata Ade.
Rinciannya, tabungan wadiah mencatatkan pertumbuhan 15,3 persen dari Rp 29,577 triliun menjadi Rp 34,102 triliun. Kemudian, Tabungan Mudharabah meningkat 11,60 persen dari RP 58,490 triliun menjadi Rp 65,273 triliun.
Reporter: Arief Rahman
Sumber: Liputan6
(mdk/bim)