10 Tahun tsunami, jemaah lintas negara gelar acara zikir di Aceh
Acara ini mengundang perwakilan negara Malaysia, Brunei, Thailand, India, Pakistan Syiria, Mesir, Libya dan Yaman.
Ratusan jemaah zikir dari berbagai negara akan menghadiri acara peringatan 10 tahun tsunami Aceh dan Haul Sultan Iskandar Muda ke-378. Rangkaian kegiatan yang dikemas dalam acara bertajuk "Malam Zikir Akbar dan Asean Bersalawat; Untukmu Ya Rasulullah" itu dilangsungkan di Banda Aceh, sejak tanggal 23 hingga 28 Desember 2014.
Acara yang digagas oleh Pemerintah Aceh bersama sejumlah mejelis zikir ini, bekerjasama dengan Himpunan Ulama Dayah Aceh (HUDA), turut mengundang perwakilan dari sejumlah negara seperti Malaysia, Brunei Darussalam, Thailand, India, Pakistan, Syiria, Mesir, Libya dan Yaman.
Selain tamu-tamu dari sejumlah negara tersebut, diketahui Sultan Iskandar Mahmud Badaruddin dari Palembang juga akan ikut ambil bagian dalam jamaah tersebut.
"Mulai hari ini sejumlah tamu akan tiba di Banda Aceh. Beberapa dari mereka (tamu yang hadir) sudah tidak asing lagi dengan Aceh. Ketika dilanda tsunami, mereka ikut menggalang bantuan dan menyalurkannya langsung ke Banda Aceh," kata Tgk Muhammad Balia selaku panitia penyambutan, di Banda Aceh, Rabu (24/12).
Tgk Balia mengatakan setiap acara yang akan digelar pada peringatan kali ini, terbuka untuk umum. Panitia juga mengundang masyarakat untuk hadir, demi melangsungkan zikir dan shalawat bersama para ulama dan jamaah lain dari berbagai negara tersebut.
Seorang ulama asal Malaysia, Syech DR Ismail Kassim, merupakan salah seorang ulama internasional yang kerap datang ke Aceh untuk berbagai keperluan. Bahkan, pada September lalu ia juga sudah menyempatkan diri berkunjung ke sejumlah kabupaten di Aceh, mulai dari Bireuen, Pidie Jaya, Labuhan Haji dan Kota Sabang.
Dan pada kedatangannya kembali ke Aceh akhir tahun ini, dirinya juga berencana akan menyalurkan bantuan kepada anak-anak yatim dan pesantren-pesantren di Banda Aceh, yang diharapkan akan berlanjut terus hingga masa mendatang.
"Misi kami di 10 tahun tsunami ini untuk silaturrahmi di antara dua negara, yang sudah terjalin dari dahulu. Tujuannya tak lain adalah untuk menanamkan iman dan tauhid melalui kalimah Lailahaillallah, supaya masyarakat Aceh tidak goyang dengan apa sahaja musibah yang telah berlaku,” kata Syech Ismail.
Menurutnya, kedatangan sejumlah tamu dari berbagai negara pada peringatan 10 tahun tsunami ini juga menandakan kepedulian berbagai pihak terhadap Aceh. “Kami peduli dan merasakan keperihan rakyat Aceh untuk bangun semula,” pungkasnya.
Diketahui, sejumlah tamu yang dikabarkan akan turut hadir antara lain, Profesor DR. Shahul Hameed (India), Muhammad Naveed (Pakistan), Habib Ibrahim al Ahdal (Yaman), Syech Abd Razak (Mesir), DR Farad Abdul Karim dan Saed Bukofa (Libya), Imam Ustaz Muhammad (Brunei Darussalam), Dato Pangeran Seri Amar Diraja Che Ku Mohd Sahidi Denang, serta Dato Paduka Che Wan Ibrahim Che Wan Ahmad (Malaysia).
Rangkaian kegiatan yang akan dilaksanakan dalam pagelaran tersebut antara lain, ziarah makam-makam korban tsunami di Banda Aceh (24/12), zikir di Masjid Raya Baiturrahman (25/12), upacara peringatan 10 tahun tsunami Aceh di Blang Padang (26/12), upacara adat dan Haul Sultan Iskandar Muda di komplek Makam Sultan Iskandar Muda (27/12), dan malam kesenian Asean Bershalawat di Blang Padang (27/12).