11 Pidato Ali Sastroamidjojo Sang Pencetus Konferensi Asia Afrika
Ide KAA dari Pak Ali dapat ditelusuri langsung dari sejumlah pidatonya. Tercatat ada sebelas pidato Pak Ali dalam rentang waktu antara 1953 hingga 1955 yang menjelaskan soal ide KAA.
Memperingati 66 Tahun Konferensi Asia Afrika, Asian-African Reading Club (AARC) menggelar acara pembahasan pidato Perdana Menteri Ali Sastroamidjojo pada Sidang Penutupan KAA. Hadir dalam sesi pembahasan sebagai narasumber adalah Wildan Sena Utama (Penulis Buku Konferensi Asia-Afrika 1955) serta moderator Dosy Gulfusarak (Pascasarjana Universitas Pertahanan), Sabtu (23/4).
Menurut AARC, cara termudah memahami kelahiran sebuah gagasan besar adalah dengan membaca buah pikiran sang pencetusnya. Demikian pula halnya dengan Konferensi Asia-Afrika (KAA) yang dicetuskan idenya oleh PM Ali Sastroamidjojo yang karib disapa Pak Ali.
-
Kapan Konferensi Asia Afrika di Bandung digelar? Konferensi Asia-Afrika yang berlangsung pada 18 sampai 24 April 1955 menghasilkan 10 kesepakatan yang tertuang dalam Dasasila Bandung.
-
Di mana Konferensi Asia Afrika tahun 1955 berlangsung? Kongres ini menjadi sorotan dunia karena ramahnya Bandung dan Indonesia dalam menerima delegasi dari sejumlah negara.
-
Kenapa KTT ASEAN digelar di Jakarta? KTT yang akan diselenggarakan di Jakarta tersebut menjadi momen penting bagi Indonesia sebagai tuan rumah untuk memfasilitasi dialog dan kerjasama antara pemimpin negara anggota.
-
Apa yang dibahas Indonesia di Sidang Umum ke-44 AIPA di Jakarta? “AIPA ke-44 nanti juga akan membahas persoalan kesejahteraan, masyarakat, dan planet (prosperity, people, and planet),” kata Putu, Rabu (26/7/2023).
-
Kenapa Prabowo bertemu dengan Konferensi Waligereja Indonesia? "Intinya semuanya adalah kesatuan dan di situ di bawah judul kesatuan itu ada sekian banyak hal, yaitu pemilu yang jujur, dikatakan oleh Bapak Prabowo sendiri, damai, adil, dan sebagainya,” kata Uskup Agung Jakarta Kardinal Suharyo dikutip Antara.
-
Kapan Mekari Conference 2024 akan diadakan? Acara tahunan ini akan digelar pada 10 September 2024 di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD dengan tema besar "Sustainable Growth Through Limitless Digital Innovation."
Ide KAA dari Pak Ali dapat ditelusuri langsung dari sejumlah pidatonya. Tercatat ada sebelas pidato Pak Ali dalam rentang waktu antara 1953 hingga 1955 yang menjelaskan soal ide KAA.
Pidato perdana dia utarakan usai dilantik sebagai Perdana Menteri ke-8 RI di hadapan Parlemen RI. Yang kedua dia utarakan kembali di hadapan para Kepala Perwakilan RI di Pertemuan Tugu di bulan Maret 1954 yang sedang merumuskan kertas kerja KAA untuk bekal Pak Ali kelak di Konferensi Kolombo.
Lalu, pidato Pak Ali soal urgensi solidaritas KAA di hadapan empat Perdana Menteri peserta Konferensi Kolombo di bulan Mei 1954 adalah pidato yang ketiga. Pidato ini kelak berdampak pada disetujuinya ide KAA oleh Perdana Menteri Konferensi Kolombo.
Di bulan September 1954, dalam upayanya untuk meraih dukungan perhelatan KAA, Pak Ali tiga kali berpidato di India. Berkat kepiawaian Pak Ali, kunjungan Pak Ali di India itu membuahkan dukungan berupa Pernyataan Bersama Ali-Nehru untuk KAA.
Selang berapa hari kemudian, Pak Ali terbang ke Burma dan kembali menyampaikan pidatonya soal pentingnya merawat perdamaian bagi bangsa Asia Afrika. Serupa dengan sebelumnya di India, Pak Ali juga sukses meraih dukungan dari PM Burma U NU berupa Pernyataan Bersama Ali-U Nu.
Di penghujung Desember 1954, Pak Ali sebagai tuan rumah Konferensi Bogor yang dihadiri empat Perdana Menteri peserta Konferensi Kolombo sebelumnya dalam pidatonya mendorong perlunya segera menyepakati pelaksanaan KAA. Di konferensi itu juga, sejarah kemudian mencatat lahir kesepakatan menjadi Sponsor KAA.
Terakhir adalah dua pidato Pak Ali di perhelatan KAA mulai dari Sidang Pembukaan KAA pada Senin, 18 April 1955 hingga Sidang Penutupan KAA pada Minggu, 24 April 1955.
Pidato Pak Ali di Sidang Penutupan KAA terasa begitu dalam dan hening. Pasalnya, pidato itu seakan membekali empat ratus delegasi asal dua puluh sembilan negara Asia dan Afrika yang akan pulang ke rumah masing-masing di penjuru Asia dan Afrika usai bersidang sepekan penuh di Kota Bandung.
“Semoga Konferensi Bandung tetap menjadi mercusuar kemajuan bangsa Asia dan Afrika di masa depan,” ucap Pak Ali menutup rangkaian persidangan KAA enam puluh tahun silam.
(mdk/ian)