2 Kali berseteru di Pilgub Jatim, Soekarwo-Khofifah kini saling puji
Soekarwo memuji peran Khofifah di Kemensos, sedang si Menteri Sosial itu, memuji Soekarwo karena menutup 16 lokalisasi.
Dua kali berseteru di Pilgub Jawa Timur, Tahun 2009 dan 2013, Soekarwo dan Khofifah Indar Parawansa tiba-tiba saling memuji. Keduanya kembali dipertemukan di acara Konferensi Wilayah (Konferwil) Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) Jawa Timur, yang digelar di Malang pada 8 hingga 10 Januari 2015.
Soekarwo memuji peran Khofifah yang luar biasa di Kementerian Sosial (Kemensos). Sedang si Menteri Sosial itu, memuji sukses Soekarwo menutup 16 lokalisasi yang ada di Jawa Timur, meski masih menyisakan satu kawasan di Mojokerto.
Menariknya lagi, sanjung-puji kedua tokoh ini, diucapkan di hadapan Wakil Gubernur Jawa Timur, Saifullah Yusuf atau Gus Ipul, Ketua DPRD Jawa Timur, Halim Iskandar, Ketua PWNU Jawa Timur, KH Mutawakil Alallah, dan ratusan Muslimat NU.
Ini dianggap menarik, karena kabarnya, Gus Ipul akan kembali maju di Pilgub Jawa Timur 2018 mendatang. Pun begitu dengan sepupunya, Halim Iskandar, juga dikabarkan bakal ikut bersaing di pentas demokrasi lima tahunan di Jawa Timur tersebut.
Sementara --meski belum bisa dipastikan-- Khofifah juga diisukan masih berniat merebut kursi Jawa Timur 1, untuk yang kali ketiganya. Indikasi ini muncul, karena saat ini, si Bunda Muslimat ini cukup intens turun di Jawa Timur, dan kembali memperkuat jaringan Muslimatnya.
"Terakhir. Ini bukan di depannya Bu Menteri, asli ini. Kita hormat pada beliau. Beliau salah satu menteri terdepan di Pemerintahan Pak Jokowi. Hebat. Saya terus terang bu, saya lihat ibu jalan-jalan di Puncak Jaya WIjaya, saya itu ndak naik aja ngeri, ibu tenang-tenang saja di sana. Jadi Muslimat punya ketua umum yang luar biasa. Asli ini pendapat asli," puji Soekarwo menutup pidatonya, saat membuka Konferwil Muslimat NU Jawa Timur di Malang, Jumat petang (8/1) kemarin.
Pujian orang nomor satu di Jawa Timur ini, langsung direspon tepuk tangan oleh ibu-ibu Muslimat NU. Sementara Gus Ipul, yang duduk bersebelahan dengan Gus Halim (sapaan akrab Halim Iskandar), tampak tak seperti biasanya di setiap acara.
Gus Ipul yang biasanya selalu tertawa melucu, terpingkal-pingkal mendengar pidato Soekarwo yang dibumbui dengan joke-joke segar. Pun begitu dengan pidato-pidato kiai-kiai NU, yang sering diwarnai guyon. Namun, di acara Konferwil Muslimat NU ini, Gus Ipul lebih banyak diam dan kaku. Meski sesekali dia tersenyum kecil.
Sementara Khofifah, di sela pidatonya juga sempat memuji Soekarwo, yang berani menginstruksikan daerah-daerah untuk menutup seluruh lokalisasi di daerahnya, termasuk Gang Dolly di Surabaya.
Dalam pidatonya, Khofifah membahas masalah tingginya pengidap HIV/AIDS, AIDS, narkoba dan kasus kekerasan seksual anak. Dari hasil pemetaannya, ketika kali pertama menjabat sebagai menteri sosial, Khofifah mengumpulkan timnya untuk mencari tahu penyebab masalah tersebut.
"Lokalisasi terbanyak ternyata di Jawa Timur. Ketika Pak Gubernur (Soekarwo) bertekad membersihkan lokalisasi di Jawa Timur, ya memang itu yang harus dilakukan. Kalau lokalisasi yang sudah bertahun-tahun, (saat ditutup) sekarang kita petik AIDS. Itu (penderita AIDS) nomor satu di Jawa Timur, karena memang lokalisasinya banyak," puji Khofifah pada keberanian Soekarwo menutup lokalisasi di seluruh Jawa Timur.
Dia melanjutkan, "2015 kemarin, 16 lokalisasi bisa ditutup. Cuma satu. Masih ada satu di Mojokerto yang belum ditutup. Tapi yang AIDS sudah terlanjur AIDS," ucap Khofifah.
Sementara Ketua PC Muslimat NU Kabupaten Lamongan, Kartika yang ditanya soal kehadiran seluruh tokoh kunci di Jawa Timur di pembukaan Konferwil Muslimat NU Jawa Timur yang digelar di Malang ini, berdalih karena Banom NU yang dinahkodai Khofifah itu, dipercaya membenahi masalah keummatan. "Ya itu karena Muslimat dipercaya. Sehingga mereka mau hadir," dalih calon Wakil Bupati Lamongan terpilih ini, Sabtu (9/1).
Bahkan, mantan Ketua Komisi C DPRD Jawa Timur ini juga menolak anggapan, kehadiran Gus Ipul dan, Gus Halim, yang dikabarkan akan tampil di Pilgub Jawa Timur 2018 ini, sengaja datang satu paket dengan Gubernur Soekarwo, hanya sekadar 'tebar pesona' di Muslimat NU. "Saya rasa ndaklah. Ya itu, itu karena Muslimat NU sudah dipercaya untuk masalah keumatan," tandas dia.