3 Calon Ketua GP Ansor Jatim Dibaiat Jongkok di Depan Ketua PWNU
GP Ansor Jawa Timur sedang menggelar Konferensi Wilayah (Konferwil) dengan salah satu agenda memilih Ketua Umum Pengurus Wilayah. Tiga calon sudah ditetapkan untuk berlaga di Konferwil yang berlangsung di Pondok Pesantren (Ponpes) Sabilurrosyad Kota Malang.

Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor) Jawa Timur sedang menggelar Konferensi Wilayah (Konferwil) dengan salah satu agenda memilih Ketua Umum Pengurus Wilayah. Tiga calon sudah ditetapkan untuk berlaga di Konferwil yang berlangsung di Pondok Pesantren (Ponpes) Sabilurrosyad Kota Malang.
Sebelum berlaga, ketiga calon dibaiat oleh Ketua Umum Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PW NU) Jawa Timur. Ketiganya satu per satu duduk berjongkok sambil mengikuti kalimat yang diucapkan oleh KH. Marzuki Mustamar.
-
Kapan dokter Soebandi gugur? Mengutip situs Begandring, dokter tentara sekaligus wakil komandan Divisi Damarwulan ini gugur ditembak tentara Belanda dalam sebuah penyergapan di Desa Karang Kedawung, Jember pada 8 Februari 1949.
-
Kenapa dr. Soebandi gugur? Mengutip situs Begandring, dokter tentara sekaligus wakil komandan Divisi Damarwulan ini gugur ditembak tentara Belanda dalam sebuah penyergapan di Desa Karang Kedawung, Jember pada 8 Februari 1949.
-
Kapan sidang perdana PHPU untuk Anies-Cak Imin? Pasangan calon nomor urut 1, Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar alias Cak Imin, Timnas AMIN, serta Tim Hukum hadir dalam sidang perdana perselisihan hasil pemilihan umum (PHPU) Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2024 Mahkamah Konstitusi hari ini, Rabu (27/3).
-
Kapan Galang Rambu Anarki meninggal? Dia meninggal dunia pada 25 April 1997 di usia 15 tahun.
-
Apa yang disampaikan Anies Baswedan di sidang perdana PHPU? "Karena memang sebagai prinsipal di awal kami hadir menyampaikan pesan pembuka sesudah itu nanti disampaikan lengkap oleh tim hukum," kata Anies, kepada wartawan, Rabu (27/3).
-
Kapan Anya Geraldine lahir? Anya Geraldine lahir 15 Desember 1995 di Jakarta.
Kesempatan pertama diberikan kepada Ahmad Ghufron Siradj atau Gus Gufron yang diminta maju dan berjongkok. Calon diminta mengikuti bacaan dua kalimat syahadat, dilanjutkan kalimat baiat yang diucapkan tanpa teks.
"Ya Allah saya bersumpah mengikuti NU, manut NU. Demi Allah saya bersumpah mengikuti para kyai, para ulama, ahlussunah wal jamaah. Demi Allah saya bersumpah menjaga kehormatan organisasi Pemuda Ansor," demikian diucapkan KH. Marzuki Mustamar yang diikuti Gus Gufron.
Giliran selanjutnya Syafiq Sauqi atau Gus Syafiq. Seperti calon sebelumnya, Gus Syafiq mengikuti bacaan kalimat syahadat yang dilanjutkan membaca ikrar.
"Ya Allah, Saya bersumpah manut NU, manut kyai, ya Allah saya bersumpah, tidak akan menghianati NU, tidak akan menghianati Ansor, ya Allah saya bersumpah, sebagai bagian keluarga besar Tambak Beras (Jombang) saya bersumpah, tetap menjaga kehormatan para masyayikh dan kyai di lingkungan Tambak Beras," ucap Syafiq Sauqi mengikuti.
Sementara giliran ketiga dilanjutkan calon Moh Abid Umar Faruq atau Gus Abid. Pria asal Ploso, Kediri itu juga mengikuti yang disampaikan oleh KH. Marzuki Mustamar.
"Saya bersumpah tetap mengikuti, manut kepada NU, ya Allah saya bersumpah tetap mengikuti kepada masyayih di lingkungan NU. Ya Allah, saya bersumpah menjaga kehormatan organisasi , menjaga kehormatan Anshor, terkhusus kehormatan keluarga Ploso (Kediri). Demi Allah saya menjaga nama besar Mbah Kyai Jazuli. Demi Allah saya bersumpah menjaga nama besar Mbah Kyai haji, Zainudin Jazuli," ucapnya.
Setiap masing-masing nama dipanggil ke depan, para pendukung meneriakkan yel dukungan dan takbir. Kendati demikian, suasana berlangsung khusyuk, karena KH. Marzuki Mustamar mengajak seluruh hadirin juga beristigfar terlebih dahulu.
Sebelumnya, semua undangan yang hadir juga diajak berikrar untuk mencintai dan menjaga Nahdlatul Ulama (NU), Ahlussunah wal Jamaah, Ulama, Pancasila dan NKRI.
"Saya yakin sepenuhnya kepada yang datang di sini kompak menjaga Islam, menjaga Ahlussunah wal Jamaah, menjaga Ansor, menjaga keutuhan bangsa dan NKRI. Yang bikin kacau nggak usah ngaku jadi NU, nggak usah ngaku jadi santri. Nggak usah ngaku jadi anggota Ansor," ungkapnya.
Sementara itu, Ketua Umum Gerakan Pemuda Ansor, Yaqut Cholil Qoumas agar Konferwil berlangsung dengan suasana gembira. Karena siapapun yang terpilih mendapatkan amanah tidak menjadi persoalan.
"Kita ketawa-ketawa, menunjukkan kita sudah selesai dengan konferensi, tidak ada masalah siapa pun nakhoda kita. Semua sahabat kita," tegasnya.
Yaqut juga mengingatkan bahwa GP Ansor Jawa Timur menjadi barometer dunia, karena semua berkiblat pada GP Ansor Jawa Timur. Sehingga GP Ansor harus ditata dengan baik.
Yaqut mengingatkan, bahwa Ansor adalah NU masa depan, sekaligus masa depan NU, masa depan Indonesia. Sehingga tidak boleh asal-asalan dan main-main dalam mengelola GP Ansor.
"Kalau NU binasa karena kita salah mengelola Ansor, maka kita yang dibakar di neraka lebih dahulu," tegasnya mengingatkan.
"Kalau NU sirna, maka Indonesia ikut sirna. Kita tidak mau, negara yang didirikan, dimerdekakan, diperjuangkan muasis NU, punah gara-gara gak bener ngurus Ansor," sambungnya.
Yaqut berpesan semua yang berkontestasi adalah kawan dan sahabat, sehingga jangan pernah mendefinisikan tiga orang sahabat itu sebagai musuh. Dinamika organisasi tidak boleh menyisakan luka. Hingga malam ini Konferwil sedang berlangsung.
Baca juga:
GP Ansor Siapkan Kadernya Jadi Menteri Milenial di Kabinet Jokowi
Ansor Protes Pemprov DKI Undang Felix Siauw Isi Kajian di Masjid Fatahillah
Rekonsiliasi Pascapemilu, Ormas Pemuda Siap Jembatani Pertemuan Jokowi-Prabowo
Siap Jaga TPS, GP Ansor DKI Buat Gerakan Rabu Putih
GP Ansor Klaim Siap Terjunkan 4,7 Juta Kader di Gerakan Rabu Putih