4 Cawapres potensial perlu dilirik Jokowi
Mencari cawapres bukan pekerjaan mudah. Banyak kalkulasi politik dalam menentukan cawapres.
Empat partai besar telah resmi mengusung Joko Widodo kembali maju sebagai calon presiden 2019. Keempat partai itu adalah PDIP, Partai NasDem, PPP, Partai Golkar dan Hanura.
Nama Jokowi memang menjadi kandidat paling kuat saat ini. Hal itu terekam dalam beberapa lembaga survei. Hasil survei Poltracking Indonesia misalnya. Dalam survei yang dilakukan pada 27 Januari-3 Februari 2018, tingkat elektabilitas Jokowi 45,4 persen.
-
Kapan Jokowi mencoblos? Presiden Joko Widodo atau Jokowi telah melakukan pencoblosan surat suara Pemilu 2024 di TPS 10 RW 02 Kelurahan Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (14/2).
-
Kapan Prabowo bertemu Jokowi? Presiden terpilih Prabowo Subianto bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana kepresidenan, Jakarta, Senin (8/7) siang.
-
Apa usulan PKS untuk Presiden Jokowi terkait capres 2024? Sekjen PKS Aboe Bakar Alhabsyi atau Habib Aboe mengusulkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengundang bakal capres Ganjar Pranowo, Anies Baswedan dan Prabowo Subianto untuk makan siang di Istana Kepresidenan.
-
Siapa yang menggugat Presiden Jokowi? Gugatan itu dilayangkan Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI) melayangkan gugatan terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN).
-
Apa isi dari gugatan terhadap Presiden Jokowi? Gugatan itu terkait dengan tindakan administrasi pemerintah atau tindakan faktual.
-
Kapan Presiden Jokowi meresmikan Bandara Panua Pohuwato? Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan Bandar Udara Panua Pohuwato di Provinsi Gorontalo.
Setelah mendapatkan tiket maju sebagai capres, yang menjadi pekerjaan rumah Jokowi sekarang adalah mencari pendamping. Mencari cawapres bukan pekerjaan mudah. Banyak kalkulasi politik dalam menentukan cawapres.
Berikut ini cawapres-cawapres potensial yang perlu dilirik Jokowi. Setidaknya nama-nama ini terekam dalam survei:
Agus Harimurti Yudhoyono (AHY)
Siapa yang tak kenal Agus atau AHY sekarang. Namanya meledak dan dikenal luas masyarakat setelah ikut pertarungan Pilgub DKI 2017. Kini namanya mulai disebut-sebut bakal maju Pilpres 2019.
Nama AHY bahkan moncer di sejumlah lembaga survei sebagai bakal calon wakil presiden. Padahal namanya termasuk baru dalam panggung perpolitikan nasional.
Survei Indo Barometer menempatkan AHY berada di posisi teratas sebagai cawapres jika disandingkan dengan incumbent Joko Widodo (Jokowi). Pasangan Jokowi-AHY, menurut Indo Barometer, diprediksi akan meraup 48,6 persen.
AHY dinilai tinggi jika dipasangkan dengan Jokowi karena berlatar belakang militer. Jokowi disebut membutuhkan kombinasi sipil-militer di Pemilu 2019.
Survei ini dilakukan sejak 15-23 November 2017 dengan margin of error kurang lebih 2,83 persen dan 95 persen tingkat kepercayaan. Survei melibatkan 1.200 responden.
AHY bahkan siap bila dipercaya oleh masyarakat sebagai salah satu calon presiden maupun calon wakil presiden 2019. Apalagi saat ini putra Presiden SBY telah mulai bersafari politik ke berbagai daerah.
"Saya mengamini jika ada masyarakat yang berharap saya menjadi calon alternatif, suatu saat, kapan itu, hanya Tuhan dan sejarah yang tahu," katanya.
Gatot Nurmantyo
Tak hanya AHY, nama mantan panglima TNI juga menjadi kandidat terkuat mendampingi Jokowi maju di pilpres 2019. Hal itu terlihat dalam survei Media Survei Nasional (Median). Tingkat elektabilitas Gatot terus meroket. Pada bulan Oktober 2017, 2,8 persen, lalu meningkat di bulan Februari 2018 5,5 persen.
Cukup tingginya nama Gatot salah satunya dinilai oleh masyarakat merupakan sosok tegas, yaitu sekitar 21,4 %. Kemudian, Gatot dinilai sebagai sosok pembela umat Islam sekitar 14,3 persen.
Muhaimin Iskandar
Yang ketiga ada Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar atau Cak Imin. Bahkan dia dengan percaya diri meyakini Jokowi akan memilihnya sebagai cawapres di Pemilu Serentak 2019 mendatang.
"Saya masih optimis Pak Jokowi akan mengajak saya," kata Cak Imin beberapa waktu lalu.
Cak Imin mengklaim, mayoritas kader PKB menginginkan dirinya maju sebagai cawapres Jokowi. Namun, dia mengaku tak ingin terburu-buru mendeklarasikan diri karena masih akan berkeliling untuk menyerap aspirasi kader dan publik soal maju di Pilpres.
"Ya pastinya begitu mungkin, tapi kita tunggu saja hasil keliling saya ke berbagai tempat di seluruh Jawa dan Indonesia," tegasnya.
Hingga saat ini, PKB belum menentukan arah dukungan dan koalisi. Cak Imin menegaskan, keputusan akan diambil setelah mendapat pertimbangan dari para kiai. Namun, dia mengisyaratkan bakal kembali bergabung bersama partai koalisi pemerintah karena faktor kenyamanan.
Hasil survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI), Cak Imin pendapatkan persentase tertinggi sebagai calon wapres terkuat dari kalangan muslim. Cak Imin mendapatkan persentase suara sebesar 14,9 persen. Lebih tinggi dari empat calon lainnya yakni Ketum PAN Zulkifli Hasan dengan 3,8 persen, Ketua DPD Demokrat yang saat ini menjabat Gubernur NTB TGB M Zainul Majdi 2,2 persen, Presiden PKS Sohibul Iman 1,9 persen, dan Ketum PPP Romahurmuzy 1,1 persen. Sementara 76,1 persen responden menjawab tidak tahu, tidak jawab, rahasia, atau belum memutuskan.
Mahfud MD
Baru-baru ini yang ramai dibicarakan ada nama Mahfud MD. Mantan ketua Mahkamah Konstitusi itu juga potensial yang mewakili kalangan muslim, sama seperti Cak Imin.
Mahfud sendiri sudah memberikan sinyal bersedia bila dipinang Jokowi. "Soal saya karena saya katakan tidak ingin, tidak inginnya tidak aktif saya juga bukan tidak mau. Karena kalau tak mau itu diartikan sombong," kata Mahfud di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta , Rabu (14/3) lalu.