5 Sastrawan ternama ini dikalahkan Denny JA
Denny JA, selama ini lebih dikenal sebagai konsultan politik dan pendiri Lingkaran Survei Indonesia (LSI). Kok bisa?
Tim 8 bekerja sama dengan Pusat Dokumentasi Sastra HB Jassin mengumumkan 33 tokoh sastra paling berpengaruh di Indonesia. Salah satu di antaranya adalah Denny JA, yang selama ini lebih dikenal sebagai konsultan politik dan pendiri Lingkaran Survei Indonesia (LSI).
Tim Juri menjelaskan Denny JA terpilih karena dia melahirkan genre baru dalam puisi Indonesia yang disebut genre puisi esai. Jenis puisi ini kini menjadi salah satu tren sastra mutakhir yang sudah direkam dalam kurang lebih sepuluh buku.
Para juri pun panen kritik. Sosok Denny JA dinilai jauh dari layak untuk dapat penghargaan sastrawan paling berpengaruh. Bagaimana tidak, Denny yang biasa tampil bicara politik kini dianugerahi anugerah sastra.
"Apa yang aneh kalau Denny JA yang berlebih uang itu menukar modal finansialnya dengan modal sosial? "Kok repot amat analisanya? Panitia atau kuratornya jelas dibayar (mahal). Soal teori atau himpunan itu dibuat-buat saja supaya di dalam pembaiatan tidak terlalu vulgar," ujar Puthut EA, sastrawan Yogyakarta.
Banyak nama sastrawan besar dan berpengaruh yang tidak masuk. Padahal mereka dinilai lebih berprestasi dan lebih layak daripada Denny JA.
Berikut para sastrawan yang 'dikalahkan' Denny JA sehingga namanya tak masuk dalam penghargaan tersebut. Para juri pun menyebut mereka yang indah dan yang luput.
-
Kenapa Denny Chandra menjual aset-asetnya? "Itu mobil aku empat semua dijual-jualin tuh. Dari mulai SLK 2 pintu, ada Alphard, Caravelle, ada Teana. Itu satu-satu dijualin hanya untuk menyambung hidup," lanjut kang Denny.
-
Kapan Denny Caknan lahir? Denny Setiawan, yang lebih dikenal dengan nama panggung Denny Caknan, adalah seorang penyanyi dangdut terkemuka asal Ngawi. Ia lahir pada 10 Desember 1993.
-
Apa saja aset Denny Chandra yang dijualnya? "Itu mobil aku empat semua dijual-jualin tuh. Dari mulai SLK 2 pintu, ada Alphard, Caravelle, ada Teana. Itu satu-satu dijualin hanya untuk menyambung hidup," lanjut kang Denny.
-
Siapa Dewi Rengganis? Legenda Dewi Rengganis penjaga Gunung Argopuro Diceritakan bahwa Dewi Rengganis, putri dari Kerajaan Majapahit, diasingkan ke puncak gunung bersama enam dayangnya.
-
Kapan survei LSI Denny JA dilakukan? Sebagai informasi, survei LSI Denny JA ini dilakukan mulai 26 Januari hingga 6 Februari 2024.
-
Apa yang Denny Caknan lakukan setelah lagu Kartonyono Medot Janji menjadi populer? Sejak lagu Kartonyono Medot Janji mendapat popularitas yang luar biasa, Denny Caknan semakin tak terhentikan di panggung musik nasional. Karya terbarunya berhasil memukau hati penggemar dangdut koplo Jawa.
YB Mangunwijaya
Novel Burung-burung Manyar karya YB Mangunwijaya diganjar penghargaan sastra se-Asia Tenggara Ramon Magsaysay pada tahun 1996. Ceritanya memikat. Seorang anak beribukan Belanda dan ayah Jawa, tetapi letnan tentara Belanda.
Kisah anak bernama Setadewa ini mengalir dari zaman Belanda lalu Jepang, hingga kemerdekaan Indonesia dan Orde Baru. Sepanjang cinta Setadewa pada Atik.
Tentu karya YB Mangunwijaya tak hanya Burung-burung Manyar. Pria kelahiran 6 Mei 1929 ini pun bukan hanya sastrawan. Dia dikenal sebagai aktivis, rohaniawan dan salah satu arsitek dan tokoh pendidikan. Romo Mangun, panggilan akrabnya juga pejuang wong cilik.
Semasa Orde Baru dia beroposisi dengan pemerintah. Dia pula yang membangun pemukiman warga miskin di sepanjang Kali Code.
Romo Mangun produktif menulis. Bukunya Sastra dan Religiositas menjadi buku non-fiksi terbaik tahun 1982.
Ahmad Tohari
Soal menggambarkan detil suasana, Ahmad Tohari nyaris tak punya tandingan. Dia menceritakan suasana pedesaan seperti magis, dengan gesekan bambu, gemericik sungai dan nyanyian angin.
Kekuatan itu pula yang membuat novel-novelnya soal wong cilik terasa hidup. Tengoklah kisah Lasi, istri seorang penyadap nira yang kemudian jadi simpanan para pejabat dalam Novel Bekisar Merah.
Lihatlah juga Srintil dalam Trilogi Ronggeng Dukuh Paruk. Betapa tragis kisah hidupnya, tak tahu politik, tiba-tiba terseret geger 65. Ahmad Tohari menggambarkannya dengan sangat apik.
Pada tahun 1995 Ahmad Tohari menerima Hadiah Sastra Asean, SEA Write Award. Pria berusia 65 tahun ini masih produktif menulis hingga kini.
Wiji Thukul
"Hanya satu kata: Lawan!"
Sebaris kalimat itu jauh lebih terkenal dari Wiji Thukul sendiri, sesosok penyair dari Solo. Puisi Wiji Thukul tak berhiaskan metafora. Kata-katanya gamblang dan keras, membakar semangat perlawanan.
Suara-suara itu tak bisa dipenjarakan
di sana bersemayam kemerdekaan
apabila engkau memaksa diam
aku siapkan untukmu : pemberontakkan!
Wiji Thukul mungkin penyair yang paling ditakuti tentara dan Rezim Orde Baru. Saja-sajaknya dianggap bisa menggelorakan perlawanan. Karena itu dia jadi buronan pemerintah.
Mata Wiji Thukul sempat nyaris buta karena dihajar tentara. Nasibnya pun tak jelas. Dia hilang tahun 1998, saat kekuasaan Soeharto tumbang.
Ramadhan KH
Nama Ramadhan KH jauh lebih terkenal sebagai penulis buku-buku biografi daripada penyair. Dia menuliskan biografi sejumlah tokoh penting di Republik ini.
Kuantar ke Gerbang disebut sebagai salah satu karya terbaik ayah drummer Gilang Ramadhan ini. Novel biografi itu menceritakan kisah cinta Inggit Garnasih dengan Soekarno. Kelak Soekarno menceraikan Inggit yang tak mau dimadu dengan Fatimah atau Fatmawati.
Ramadhan KH juga yang menulis biografi Presiden Soeharto, pikiran, ucapan, dan tindakan saya tahun 1988 bersama G Dwipayana.
Dia juga menulis biografi Jenderal Hoegeng, Jenderal Sumitro, penguasa Pertamina Ibnu Sutowo hingga Gubernur Jakarta legendaris, Ali Sadikin. Membaca biografi Ramadhan KH seperti mendengar langsung para tokoh itu bercerita.
Sementara kumpulan puisinya yang diterbitkan dengan judul Priangan Si Djelita (1956), disebut salah satu buku puisi terbaik yang pernah terbit di Indonesia.
Utuy Tatang Sontani
Utuy Tatang Sontani tak pernah bisa pulang ke Indonesia hingga akhir hayatnya. Sastrawan angkatan 45 ini harus menjalani sisa hidupnya dengan menjadi pelarian politik. Pemerintah Orde Baru mencapnya sebagai komunis.
Pada tanggal 1 Oktober 1965, Utuy bersama sejumlah seniman lain sedang menghadiri undangan pemerintah China di Beijing. Bersama kawan-kawannya dia pergi ke Moscow dan meninggal di sana 17 September 1979 dalam usia 59 tahun. Ribuan kilometer dari tahan kelahirannya di Cianjur, Jawa Barat.
Dia menulis Novel Tambera. Setelah itu Utuy kumpulan cerita pendek, Orang-orang Sial.
Di antara lakon-lakonnya yang terkenal adalah Awal dan Mira (1952), Sajang Ada Orang Lain (1954), Di Langit Ada Bintang (1955), Sang Kuriang (1955), Selamat Djalan Anak Kufur (1956), Si Kabajan (1959), dan Tak Pernah Mendjadi Tua (1963).
Baca juga:
Buku '33 Tokoh Sastra' kado ulang tahun ke-51 Denny JA?
Kontroversi Denny JA, dari iklan SBY, Jokowi dan sastra
'Apa beda Sitok Srengenge dan Denny JA?'
GM merasa tak layak masuk 33 tokoh sastra paling berpengaruh
Benarkah Denny JA penggagas genre sastra baru 'puisi-esai'?