Ada apa di balik serangan Rachmawati pada Megawati & Jokowi
Rachmawati Soekarnoputri sudah diketahui umum tak akur dengan Megawati Soekarnoputri.
Anak ketiga proklamator Bung Karno, Rachmawati Soekarnoputri sudah diketahui umum tak akur dengan kakak perempuannya Megawati Soekarnoputri. Hal itu seringkali memantik hujatan dari Rachmawati terhadap langkah politik Ketua Umum PDI Perjuangan itu.
Tak hanya itu, Rachmawati pun melaporkan Presiden terpilih yang diusung PDI Perjuangan Joko Widodo (Jokowi) terkait dugaan kasus korupsi kepada pimpinan DPR. Menurut temuan Rachmawati, kader kesayangan Megawati itu diduga terlibat beberapa kasus korupsi, salah satunya pengadaan bus Transjakarta.
Apakah sebenarnya yang melatarbelakangi kebencian Rachmawati terhadap kakaknya Megawati. Berikut penyebab perseteruan dua anak Soekarno ini, seperti dihimpun merdeka.com:
-
Mengapa Megawati, SBY, dan JK dianggap sebagai King Maker? Megawati, SBY dan Jusuf Kalla secara tidak langsung ikut bertarung di Pemilu 2024.
-
Mengapa Prabowo dan SBY ingin bertemu Megawati? Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyatakan keinginan untuk melakukan pertemuan dengan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.
-
Apa yang dibicarakan Prabowo dan Jokowi? Saat itu, mereka berdua membahas tentang masa depan bangsa demi mewujudkan Indonesia emas pada tahun 2045.
-
Kapan Prabowo bertemu Jokowi? Presiden terpilih Prabowo Subianto bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana kepresidenan, Jakarta, Senin (8/7) siang.
-
Apa yang ingin dilakukan Prabowo dan SBY terhadap Megawati? Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyatakan keinginan untuk melakukan pertemuan dengan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.
-
Kapan Jokowi memanggil dua menteri PKB tersebut? Presiden Joko Widodo (Jokowi) memanggil dua menteri Partai Kebangkitan Bangsa, yaitu Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Indonesia (Mendes-PDTT) Abdul Halim Iskandar dan Menaker Ida Fauziyah.
Rachmawati dan Megawati diduga diadu intilejen
Soekarno sebagai bapak bangsa masih menjadi panutan. Salah satu yang tak lekang adalah ajarannya mengenai Marhaenisme. Inti ajaran itu adalah Sosio Nasionalisme, Sosio Demokrasi dan Ketuhanan.
Peneliti Indonesian Public Institute (IPI) Karyono Wibowo menilai lawan politik dan pemikiran Soekarno masih mempunyai keinginan mengubur pemikiran sang proklamator yang tegas menolak penjajahan oleh bangsa lain dalam bentuk apa pun (neoliberalisme). Salah satu cara yang ditempuh adalah dengan memecah belah kelurga Bung Karno.
"Saya khawatir ada faktor intelijen yang melakukan infiltrasi di dalam keluarga Bung Karno. Gerakan untuk membusukkan dari dalam oleh lawan politik dan ideologi Bung Karno yang berperan menjadi pembisik membenturkan keluarga Bung Karno (Rachmawati dengan Megawati)," kata Karyono Wibowo saat dihubungi merdeka.com, Minggu (12/10).
Menurutnya kemungkinan faktor infiltrasi intelijen sangat dimungkinkan. Sebelumnya cara-cara menghancurkan ajaran Soekarno pun pernah dilakukan dengan bantuan intelijen.
"Dalam dunia politik bisa jadi. Antitesa terhadap ajaran Bung Karno masih terus berjalan, seperti dulu isu harta karun Soekarno, perempuan-perempuan Soekarno, dan keterlibatan dengan PKI," terang dia.
Perbedaan pandangan politik
Megawati dan Rachmawati merupakan anak biologis Soekarno yang sama-sama menyandang nama belakang Soekarnoputri. Namun, kedua perempuan ini memiliki perbedaan pandangan dalam politik yang lebar.
Deni JA dalam bukunya Partai Politik pun Berguguran terbitan LKiS (2006) mengungkapkan, jurang perbedaan politik yang dianut kedua saudara ini. Mereka masing-masing memiliki cara pandang yang berbeda guna mencapai kesejahteraan rakyat.
Rachmawati dipengaruhi oleh paham populisme yang berkembang di dunia pada tahun 1930-an. Negara harus memiliki keberpihakan dan tidak boleh bersikap netral terhadap kompetisi pasar menurut paham ini. Program kesejahteraannya dengan memperkenalkan subsidi kepada rakyat.
Sebaliknya, Megawati menganut paham new-populism. Menurut pandangan paham ini, subsidi harus dikurangi secara perlahan. Secara gradual, ekonomi harus bersandar pada kompetisi bebas. Peran negara nantinya hanya sebagai wasit.
Megawati lebih populer dari Rachmawati
Ada aspek psikologis yang diduga menjadi penyebab ketidakharmonisan hubungan kakak-adik anak Soekarno, Rachmawati dan Megawati. Peneliti Indonesian Public Institute (IPI) Karyono Wibowo menyatakan faktor rasa iri dalam karier politik sebagai sesama anak biologis seorang proklamator menjadi salah satu penyebabnya.
"Dari aspek psikologi ada kecemburuan, kenapa Megawati yang lebih populer dan terkenal padahal sama-sama anak Soekarno. Sebenarnya tidak ada perbedaan pandangan secara prinsipil yang bisa dijadikan alasan Rachmawati selalu menyerang Megawati," kata Karyono Wibowo saat dihubungi merdeka.com, Minggu (12/10).
Diketahui, Rachmawati sempat mendirikan Partai Pelopor namun tak berkembang. Hal itu berbeda dengan PDI Perjuangan yang dinakhodai Megawati yang muncul sebagai salah satu partai terbesar di Indonesia.
Rachmawati meledak-ledak, Megawati pendiam
Peneliti Indonesian Public Institute (IPI) Karyono Wibowo menyebutkan dalam sebuah wawancara Rachmawati mengaku sejak kecil tak akur dengan Megawati. Dia sering berebut sesuatu dengan ketua umum PDI Perjuangan itu.
"Dulu saya pernah membaca majalah, Rahcmawati pernah mengungkapkan cerita-cerita waktu kecil terjadi persaingan sampai perebutan barang, tapi saya lupa apa. Keterangannya Rachmawati itu dalam wawancara di Majalah Forum dan Tempo," kata Karyono Wibowo saat dihubungi merdeka.com, Minggu (12/10).
Menilik hal itu, Karyono menilai ada perbedaan karakter yang mencolok dari Rachmawati dan Megawati. Karakter ini pun ditengarai menjadi salah satu faktor ketidakharmonisan hubungan anak Soekarno ini.
"Ini kan menyangkut karakter dalam satu keluarga yang punya karakter berbeda. Megawati cenderung diam dan memegang prinsip kuat kalau Rachmawati karakternya meledak-ledak, soal prinsip juga kuat," terang dia.