Adhyaksa sebut Soekarno bangun Senayan buat RTH, bukan hotel & mall
Adhyaksa ingin moratorium pembangunan mall dan hotel di Jakarta.
Bakal Cagub DKI Jakarta Adhyaksa Dault memandang pentingnya moratorium pembangunan mall serta hotel di DKI Jakarta. Sebab, ruang terbuka hijau (RTH) bakal berkurang apabila tak ada moratorium itu.
"Saya akan moratorium agar daerah lain dapat ikut maju. Jangan semua orang ke Jakarta," kata Adhyaksa dalam keterangan tertulisnya, Senin (9/5).
Gagasan moratorium selalu disampaikannya dalam setiap pertemuan dengan sejumlah pihak seperti pada acara Gubernur Muslim Jakarta (GMJ) di Jakarta, Minggu (8/5) lalu.
Adhyaksa tak gentar apabila ide moratorium ditentang para pengembang. Dia janji tak akan takut dengan pengembang yang kerap mengintervensi eksekutif untuk membangun pusat perbelanjaan.
"Harus ada keberanian. Kawasan Senayan Jakarta itu, dulu Bung Karno membangun kan sebenarnya untuk RTH," tegas Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka ini.
Pada bagian lain, dalam acara GMJ, Adhyaksa berharap panitia GMJ segera menentukan figur yang akan didukung dalam Pilkada DKI Jakarta 2017. Sebab, tahapan pendaftaran calon gubernur (cagub) dan calon wakil gubernur (cawagub) dari jalur perseorangan direncanakan berlangsung Juli 2016. Sementara untuk pasangan calon (paslon) yang diusung partai politik (parpol), dijadwalkan September 2016.
"Tentuin aja calon gubernur dari GMJ siapa, siapa wakilnya," kata Adhyaksa, kemarin.
Apabila paslon yang diajukan GMJ harus melalui jalur perseorangan, Adhyaksa berkomitmen berjuang mengumpulkan Kartu Tanda Penduduk (KTP) sebagai persyaratan. "Kita kumpul KTP, berjuang. Kita harus berjuang," tegas mantan Ketua Umum Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) ini.
Sementara itu, Ketua Pelatihan Relawan GMJ Bagus Mulyono menjelaskan, penentuan paslon dari GMJ rencananya pada akhir Mei 2016. Keputusan berada di Majelis Tinggi GMJ.
Ketua Relawan Muda Adhyaksa, Faisal Moeliza mengatakan, Adhyaksa pasti menerima hasil keputusan GMJ. "Komitmen beliau tak perlu diragukan. Pasti beliau dukung," ujarnya.
Dia menambahkan, Adhyaksa bukan sosok yang mengejar jabatan. "Beliau bukan tipe pemimpin yang mengejar jabatan. Seandainya pun dipercaya menjadi pemimpin Jakarta, bagi beliau jabatan itu amanah," tegasnya.
Baca juga:
La Nyalla tak mau mundur dari PSSI, Adhyaksa siap turun tangan
Adhyaksa minta DPR pertimbangkan kenaikan syarat pengumpulan KTP
Sejak bertemu di Balaikota, Adhyaksa tak respek pada Ahok
Adhyaksa: Saya buka lebar partai untuk bergabung
Eksponen Muda Lintas Iman dukung Adhyaksa Dault maju Pilgub DKI
Pensiunan Polri hingga pengusaha dilirik Adhyaksa jadi cawagub DKI
-
Apa yang dilakukan Dudung Abdurachman di Pekan Raya Jakarta? Eks Kepala Staff Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI (Purn) Dudung Abdurachman kedapatan menghabiskan waktu luang bersama keluarga. Dia memilih untuk berkunjung ke Pekan Raya Jakarta (PRJ).
-
Siapa saja yang diarak di Jakarta? Pawai Emas Timnas Indonesia Diarak Keliling Jakarta Lautan suporter mulai dari Kemenpora hingga Bundaran Hotel Indonesia. Mereka antusias mengikuti arak-arakan pemain Timnas
-
Apa yang diuji coba oleh Pemprov DKI Jakarta? Penjelasan Pemprov DKI Uji Coba TransJakarta Rute Kalideres-Bandara Soekarno Hatta Dikawal Patwal Selama uji coba dengan menggunakan Bus Metro TransJakarta dikawal dengan petugas Patwal hingga ada penutupan sementara di beberapa persimpangan Penjabat Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono bersama jajaran Pemprov DKI Jakarta menjajal langsung TransJakarta menuju Bandara Internasional Soekarno-Hatta yang dimulai dari Terminal Kalideres.
-
Apa yang diumumkan oleh BPBD DKI Jakarta? Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mengumumkan, cuaca ekstrem berpotensi melanda Ibu Kota hingga 8 Maret 2024.
-
Apa yang diresmikan oleh Jokowi di Jakarta? Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan kantor tetap Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) Asia di Menara Mandiri 2, Jakarta, Jumat (10/11).
-
Kapan Djamaluddin Adinegoro lahir? Gunakan Nama Samaran Djamaluddin Adinegoro lahir di Talawi, sebuah kecamatan di Sawahlunto, Sumatra Barat pada 14 Agustus 1904.