Aher: Proyek Geothermal di Ceremai ramah lingkungan
Menurut Aher, seluruh potensi Geothermal itu ada di luar kawasan Taman Nasional Gunung Ceremai. Hal ini tak masalah.
Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan menepis isu Gunung Ceremai di Jawa Barat telah dijual pada PT Chevron senilai Rp 60 triliun.
Lewat akun twitter, Aher, panggilan akrabnya menegaskan kawasan Taman Nasional tak bisa diekspolitasi.
"Tidak boleh ada pemanfaatan kawasan hutan Taman Nasional Gunung Ceremai selain untuk sektor Kehutanan, apalagi dijual," tulis Aher, Senin (3/3).
Menurut Aher hal itu sesuai dengan SK Menhut 424/2004, tentang penetapan kawasan hutan Gunung Ceremai sebagai Taman Nasional.
"SK tersebut bukan untuk membuka perusahaan asing masuk, justru untuk melindungi Ceremai sebagai Taman Nasional. Yang mungkin dimanfaatkan adalah kekayaan Geothermal yang ada diluar Taman Nasional," kata politikus PKS ini.
Menurut Aher, seluruh potensi Geothermal itu ada di luar kawasan Taman Nasional Gunung Ceremai.
"Geothermal adalah sumber Energi Listrik yang paling ramah lingkungan, energi terbarukan dan sangat diperlukan untuk kehidupan. Mengoptimalkan Geothermal akan mengurangi ketergantungan kita pada Energi fosil yang tidak terbarukan dan tidak ramah lingkungan," jelasnya.
Geothermal menuntut kondisi hutan yang terpelihara dengan baik, karena sangat tergantung pada suplai air.
"Geothermal sama sekali tidak mengeluarkan gas beracun seperti yang diisukan," tegas dia.
Menurut Aher Geothermal bukan barang baru di Jawa Barat. Jawa Barat adalah penghasil Geothermal terbesar di Indonesia
"Geothermal yg selama ini sudah berjalan adalah di Gn Salak, Wayang Windu, Kawah Darajat, Kawah Kamojang, Karaha Bodas Patuha dan yang sedang proses di Tangkuban Parahu, Tampomas Sumedang dan Cisolok Sukabumi," jelasnya.