Ahli pastikan tak ada dendam Jessica pada Mirna
Firmansyah ditanya tentang sikap hasil pemeriksaan dari psikiater Natalia Widiasih Raharjanti soal Jessica.
Tim penasihat hukum terdakwa Jessica menghadirkan saksi kedua pada sidang ke-21 di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Kamis (15/9). Ahli yang didatangkan, yakni dr Firmansyah dari Psikiatri Rumah Sakit Marzuki Mahdi.
Pada kesaksiannya itu, Firmansyah ditanya tentang sikap hasil pemeriksaan dari psikiater Natalia Widiasih Raharjanti yang menyebutkan Jessica memiliki eskalasi peningkatan emosi. Itu terkait hubungan dengan mantan pacar Jessica, Patrick.
Kemudian kuasa hukum Jessica, Otto Hasibuan, menanyakan apakah hal tersebut bisa memicu kliennya berniat melakuan pembunuhan kepada Mirna. Firmansyah pun mengatakan semua kemungkinan bisa terjadi. Jessica berpotensi menyakiti Mirna jika emosinya meningkat. Namun, potensi tersebut sangat kecil.
"Sasaran pertama yang jadi pelampiasan stresnya itu orang yang membuatnya stres itu (Patrick)," kata Firmansyah.
Tim kuasa terdakwa Jessica yang lain Sordame pun menanyakan lebih detil. Dia memaparkan kesaksian yang diungkapkan Arif suami Mirna di persidangan.
"Kalau Jessica mengalami satu sakit hati atau tekanan secara lama waktunya untuk dia melakukan tindakan kekerasan terhadap dirinya atau orang lain yang menyakitinya, bagaimana itu?" tanya Sordame
"Variasinya banyak. Ada banyak fase. Banyak waktu yang diperlukan untuk menghubungkan satu peristiwa. Kalau dalam waktu singkat itu namanya stres akut. Responnya banyak. Jadi saya tidk bisa meunjukkan ada kaitannya," papar Firmansyah. "Stres akut busa terjadi selama 2 minggu," tambahnya.
Kemudian Sordame kembali mempertanyakan hubungan Jessica dan Mirna yang terlihat baik. Namun akhrnya ternyata Jessica diduga sebagai pelaku pembunuhan terhadap Mirna.
"Saya tidak bisa menduga hal itu bahwa tidak ditemui tidak ada hubungan tidak baik Jessica sama Mirna. Itu juga disampaikan sama dokter Natalia. Kemungkinan selau ada. Tapi kalau sebab dan akibat itu sangat kecil dan jauh. Kalau memang betul itu ada Jessica sakit hati karena menasehati itu sulit bisa dimengerti kalau ada kemungkinan itu kecil," terang Firmansyah.
"Kalau kita melihat skala-skala stress itu ada 4 lebih gejala stres seperti kematian pasangan, percerian dan lainnya. Kalau kasus Jessica mungkin stresore itu yang paling ringan. Kalau pun itu samgat bermakna bagi Jessica harusnya dilakukan secara langsung saat kejadian pas sakit hati," tutup Firmansyah.