Alisa Wahid: Orde Baru dulu tak ingin Islam berkembang
Kekuatan Islam awalnya dipakai untuk memberangus gerakan komunis Indonesia.
Kekuatan Islam dianggap sebagai kawan sekaligus lawan oleh rezim Orde Baru. Bahkan, Orde Baru disebut dengan sengaja menunggangi kekuatan Islam untuk memukul Presiden Soekarno dan Partai Komunis Indonesia.
Menurut Alisa Wahid dari Wahid Institute, kekuatan Islam awalnya dipakai untuk memberangus gerakan komunis Indonesia. Kemudian, setelah itu, perlakuan Orde Baru terhadap Islam berbalik. Menurut dia, Orde Baru tidak menginginkan kekuatan Islam tampil di permukaan, baik dari sisi sosial atau politik.
"Justru selepas peristiwa 1965, Islam justru dimusuhi oleh Orde Baru. Konflik justru dipelihara supaya Islam tidak berkembang," kata Alisa dalam peluncuran buku Teror Orde Baru, di Wisma Proklamasi, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (10/3).
Menurut Alisa, sikap Orde Baru mulai berbalik terhadap Islam sejak era 1970-an sampai 1990-an. Dia mengatakan, saat itu, Orde Baru cuma ingin Islam tidak berkembang, dan cuma berada di tataran ibadah saja.
Alisa menambahkan, sejak kemunculan intelektual muda muslim pada era 1970-an, Orde Baru mulai ketar-ketir. Menurut dia, akibat politik represif, Orde Baru pun mulai menebar teror kepada umat Islam. Bahkan, dia melanjutkan, beberapa lembaga dibentuk seolah-olah menampung aspirasi umat untuk menyalurkan eksistensi sosial dan politik.
"Jadi pada 1965 umat Islam banyak terlibat menebar teror buat kaum Komunis. Beberapa tahun kemudian mereka justru diteror," ujar Alisa.