Asap campur abu, kualitas udara di Palembang masuki level berbahaya
Sejak empat hari terakhir, kualitas udara di kota itu sudah memasuki level berbahaya.
Kondisi udara Palembang di penghujung September 2015 ini makin memburuk. Jika sebelumnya udara hanya tertutup kabut asap pekat, kini bercampur dengan abu sisa kebakaran hutan dan lahan di wilayah Sumsel.
Pantauan merdeka.com, tak hanya berhamburan di udara, abu berwarna putih itu juga masuk dan menempel di perabotan rumah tangga warga, termasuk ke mobil dan sepeda motor. Terlebih, terlihat jelas saat pagi hari.
Kondisi ini diakui Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Palembang, Thabrani. Menurut dia, sejak empat hari terakhir, kualitas udara di kota itu sudah memasuki level berbahaya.
Hal ini dibuktikan dari hasil tes indeks standar pencemaran udara (ISPU) yang berada di rentang 300 hingga 550 PSI.
"Benar, kualitas udara terutama di Palembang sudah berbahaya, ISPU-nya sangat tinggi," ungkap Thabrani, Sabtu (26/9).
Dia mengatakan abu yang menempel di rumah-rumah warga berasal dari sisa kebakaran hutan dan lahan yang terbawa angin.
"Warga perlu waspada dengan kondisi ini. Harus tetap memakai masker, baik di dalam rumah terlebih saat bepergian," kata dia.
Sebelumnya, pihak BMKG Stasiun Sultan Mahmud Badarudin (SMB) II Palembang menginformasikan kepada warga bahwa konsentrasi partikular (PM10) saat ini adalah sebesar 1.098,11 gram/m3. Sementara nilai ambang batas konsentrasi polusi udara yang diperbolehkan berada dalam udara ambien adalah 150 ugram/m3.
Dari data konsentrasi partikular tersebut, kepekatan kabut asap di Palembang sudah masuk zona berbahaya dengan jarak pandang hanya 100 meter.