Baliho Puan Maharani di Klaten Ditempeli Poster Munir
Aksi menempel poster atau selebaran bernada sindiran kepada pemerintah terjadi di Kabupaten Klaten. Baliho Ketua DPR RI Puan Maharani pun turut menjadi sasaran penempelan.
Aksi menempel poster atau selebaran bernada sindiran kepada pemerintah terjadi di Kabupaten Klaten. Baliho Ketua DPR RI Puan Maharani pun turut menjadi sasaran penempelan.
Berdasarkan pantauan merdeka.com, Jumat (10/9) pagi, penempelan poster setidaknya terjadi di daerah Babadan, Desa Teloyo Kecamatan Wonosari, atau Jalan Pakis-Baki, Solo. Sejumlah poster juga ditempel di baliho, tembok warga, rambu sekitar SPBU, dan lainnya.
-
Kapan tebing tol di Bintaro longsor? Lurah Bintaro Riza Fauzi mengatakan, longsoran dinding pembatas tol setinggi enam meter tersebut terjadi pada pukul 13.25 WIB saat hujan deras mengguyur Jakarta.
-
Kapan Desa Panggungharjo dibentuk? Desa Panggungharjo dibentuk berdasarkan maklumat monarki Yogyakarta tahun 1946 yang mengatur tentang tata kalurahan saat itu.
-
Apa ciri khas Pantai Baros? Ciri khas dari pantai ini adalah pasirnya yang berwarna hitam bersih berpadu dengan birunya air laut. Selain itu, pemandangan di sekitar pantai juga sangat asri.
-
Kapan Taman Prasejarah Cipari buka? Taman Prasejarah Cipari terletak tidak jauh dari pusat kota Kuningan. Taman ini buka setiap hari mulai pukul 08.00 WIB hingga 15.00 WIB dan tidak ada biaya masuk atau tiket untuk memasuki taman.
-
Dimana lokasi Bukit Cendono? Bukit Cendono berlokasi di Desa Kemiri, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto.
-
Dimana lokasi Karimun Jawa? Karimun Jawa adalah sebuah kepulauan yang terletak di Laut Jawa, sebelah utara Jawa Tengah, Indonesia.
Baliho "Kepak Sayap Kebhinekaan" bergambar Puan Maharani termasuk yang ditempeli poster. Di bagian bawah baliho Ketua DPP PDIP itu tertempel 4 poster dari kertas HVS.
Dua poster di antaranya bergambar Aktivis HAM Munir Said Thalib yang meninggal pada 7 September 2004 lalu. Poster tersebut bertuliskan "Pak Jokowi Siapa Dalang Pembunuhan Saya?".
Poster lain bertuliskan: "Dipaksa Sehat di Negara yang Sakit", "Sebagai Kasus Berat HAM, Tuntaskan!!", dan lainnya.
©2021 Merdeka.com
Seorang warga, Agung Asmoro (45), warga Gedongan Baki mengaku tidak mengetahui siapa yang menempel poster itu. Ia menduga selebaran ditempel pada malam hari saat suasana sepi.
"Saya nggak tahu siapa yang memasang Mas. Tapi dari kemarin sudah ada," katanya.
Ucapan senada disampaikan seorang tukang tambal ban di terminal Teloyo. Pria yang enggan disebut namanya ini mengaku sudah melihat poster tertempel di depan tempat kerjanya sejak kemarin.
"Kemarin pagi sudah ada. Nggak tahu siapa yang masang. Tahu-tahu saya buka sudah ada," katanya.
Aksi penempelan selebaran yang menyindir penanganan wabah Covid-19 tersebar di beberapa titik di Kabupaten Klaten, pertengahan Agustus lalu. Tulisan pada kertas itu ditempel di sejumlah tempat strategis di pinggir jalan raya. Ada yang berisi sindiran terhadap politisi hingga kebijakan pemerintah soal perpanjangan PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat).
Selebaran yang ditempel di antaranya berbunyi: "17 Agustus Tahun ini Temanya 'Bertahan Hidup'". "Dipaksa Sehat di Negara Sakit", serta "PPKM Sampai Mampus", dan lainnya.
Baca juga:
PSI Soal Spanduk Anies Capres: Jangan Lupa Tanggung Jawab
Tanggapan Wagub DKI Soal Spanduk Anies Capres 2024
Gerindra Soal Spanduk Anies Capres 2024: Punya Potensi, Tapi Tak Semudah Itu
PKS Soal Muncul Spanduk 'Anies for Presiden 2024': Ini Bagian dari Demokrasi
NasDem Sambut Baik Spanduk Anies Capres: Bentuk Ekspresi Warga