Bambang Widjojanto Sebut Pemilu 2019 Terburuk, Ini Alasannya
Ketua Tim Hukum Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandiaga, Bambang Widjojanto menilai Pemilu 2019 adalah penyelenggaraan terburuk. Bambang memiliki sejumlah alasan.
Ketua Tim Hukum Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandiaga, Bambang Widjojanto menilai Pemilu 2019 adalah penyelenggaraan terburuk. Bambang memiliki sejumlah alasan.
"Pemilu kali ini Pemilu terburuk. Pertama, yang sudah beredar di publik adalah tidak ada Pemilu di dunia ini yang menghadirkan 700 korban jiwa," ujarnya dalam diskusi di Media Center Prabowo-Sandiaga, Jalan Sriwijaya, Jakarta Selatan, Senin (24/6).
-
Kapan Pemilu 2019 diadakan? Pemilu terakhir yang diselenggarakan di Indonesia adalah pemilu 2019. Pemilu 2019 adalah pemilu serentak yang dilakukan untuk memilih presiden dan wakil presiden, anggota DPR RI, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten Kota, dan DPD.
-
Mengapa Pemilu 2019 di sebut Pemilu Serentak? Pemilu Serentak Pertama di Indonesia Dengan adanya pemilu serentak, diharapkan agar proses pemilihan legislatif dan pemilihan presiden dapat dilakukan dengan lebih efisien dan efektif.
-
Kapan pemilu 2019 dilaksanakan? Pemilu 2019 merupakan pemilihan umum di Indonesia yang dilaksanakan pada tanggal 17 April 2019.
-
Apa saja yang dipilih dalam Pemilu 2019? Pada tanggal 17 April 2019, Indonesia menyelenggarakan Pemilu Serentak yang merupakan pemilihan presiden, wakil presiden, anggota DPR, DPD, dan DPRD secara bersamaan.
-
Partai apa yang menang di Pemilu 2019? Partai Pemenang Pemilu 2019 adalah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dengan persentase suara sebesar 19.33% atau 27,05 juta suara dan berhasil memperoleh 128 kursi parpol.
-
Apa yang menjadi fokus utama Pemilu 2019? Pemilu 2019 ini menjadi salah satu pemilu tersukses dalam sejarah Indonesia.Pemilu ini memiliki tingkat partisipasi pemilih yang sangat tinggi. Joko Widodo dan Ma'ruf Amin berhasil memenangkan pemilu.
Bambang mengutip angka kematian anggota kelompok penyelenggara pemungutan suara (KPPS). Data Kementerian Kesehatan petugas meninggal 527 jiwa dan yang sakit mencapai 11.239 orang.
Kedua, Bambang mencontohkan temuan 400 ribu amplop uang yang diduga bakal digunakan untuk serangan fajar. Temuan berasal dari operasi tangkap tangan politikus Golkar Bowo Sidik Pangarso.
"Ketiga, terungkap adanya keterlibatan penyelenggara negara aktif, massif dan sistematis, ini dilakukan oleh kepala daerah dalam sosialisasi pasangan calon petahana," kata Bambang.
Menurut Bambang, sejumlah rekomendasi Bawaslu juga tidak ditindaklanjuti dengan pemungutan suara ulang (PSU). Dia contohkan, kasus di Papua dan Surabaya.
Mantan pimpinan KPK itu menyebut jumlah kejahatan Pemilu masih banyak lagi. Kasus yang ditemukan seperti fenomena gunung es.
"Kejahatan Pemilu adalah fenomena gunung es hanya sedikit yang muncul dan tertangkap," kata Bambang.
Baca juga:
Semua Dalil Kubu Prabowo Terbantahkan, Kubu Jokowi yakin MK Tolak Gugatan
Atur Lalu Lintas, 600 Polisi Diterjunkan Saat Sidang Putusan MK 28 Juni
MK Disebut Bakal Putus Gugatan Pilpres Sesuai Fakta, Bukan Asumsi dan Imajinasi
Rais Aam PBNU Siapkan Kader Terbaik untuk Jadi Menteri di Kabinet Jokowi
Rais Aam PBNU Anggap Polemik Posisi Ma'ruf di Bank Syariah Sudah Selesai
Kuasa Hukum Jokowi Pertimbangkan Pidanakan Saksi 02 Diduga Beri Keterangan Palsu