Bambang Widjojanto 'terbakar' semangat Bandung Lautan Api
Pimpinan KPK non-aktif itu antusias mengikuti Festival Antikorupsi yang dipusatkan di Bandung.
Pimpinan KPK non-aktif, Bambang Widjojanto antusias mengikuti Festival Antikorupsi yang dipusatkan di Bandung. Dia hadir dalam konser musik garapan komunitas musik Bandung yang bekerja sama dengan KPK.
Kolaborasi KPK dengan komunitas menghasilkan konser bertajuk 'Uncorrupted Fest' yang menghadirkan Slank, serta musik-musik indie yakni Jeruji, Efek Rumah Kaca, Eye Feel Six dan Karinding Attack. Konser berlangsung di Lapangan Tegalega, di sekitar monumen Bandung Lautan Api.
"Musik paling dekat dengan realitas, musik menciptakan perlawanan," kata Bambang dalam jumpa pers di sela konser musik Uncorrupted Fest, kepada wartawan, Jumat (11/12).
Dia menambahkan, Bandung merupakan kota perjuangan. Salah satu sejarah perjuangan Bandung adalah peristiwa Bandung Lautan Api. Dia berharap, spirit peristiwa Bandung Lautan Api kembali terulang dan menjadi semangat perjuangan melawan korupsi.
"Festival ini bukan puncak, tapi hanya softlaunching untuk membangun semangat perlawanan masyarakat. Ini titik awal untuk membangun peradaban. Saya yakin Bandung akan menjadi Bandung Lautan Api yang kedua," katanya.
Dia menjelaskan, Bandung Lautan Api jilid dua tersebut bukan berarti Bandung mengalami kebakaran di mana-mana seperti yang terjadi pada peristiwa Bandung Lautan Api.
"Bandung Lautan Api membangun spiritualitas yang kini terlihat lewat musik-musik perlawanan yang lahir di Bandung. Musik tersebut hidup factual dan relevan dalam Festival Antikorupsi ini," ungkapnya.
Dia menilai, tak ada festival yang begitu solid dilakukan anak muda dan kaum perempuan selain di Bandung. Dia mengacu pada acara sebelumnya tentang pembentangan kain perca Integritas yang diwarnai oleh tarian tradisional yang dibawakan seniman dan ibu-ibu di Alun-alun Bandung, Kamis (10/12) lalu.
Dia menegaskan, tidak akan ada negara Indonesia tanpa peran anak muda dan kaum perempuan. Sumpah pemuda dilakukan oleh para pemuda, begitu juga penggulingan pemerintah Orde Baru.
Kini, dia berharap anak muda kembali berperan dalam perjuangan melawan korupsi. "Perjuangan melawan korupsi tidak harus berdarah-darah, tetapi bisa dilakukan melalui seni, musik dan perjuangan kebudayaan yang melibatkan segenap elemen masyarakat. Itu menjadi modal utama memberantas korupsi," katanya.
Menurutnya, selama ini pemberantasan korupsi yang menonjol hanya pada penangkapan yang dilakukan KPK. Lewat penangkapan itu, para tersangka justru diperlakukan bak selebritis, diliput secara luas oleh media.
Padahal, lanjut dia, pemberantasan korupsi jauh lebih penting dengan menanamkan nilai-nilai antikorupsi melalui kesenian, musik, dongeng, tarian dan lain-lain.
"Ini bukan sekedar festival, tapi pemahaman nilai-nilai antikorupsi," tandasnya.
Direktur Pendidikan dan Pelayanan Masyarakat KPK, Sujanarko, menambahkan dalam menggelar festival KPK menggandeng Konsorsium Komunitas Festival Antikorupsi dan sejumlah komunitas di Bandung. Ke depan, kolaborasi ini diharapkan bisa menular ke daerah lain di Indonesia.
Dia menuturkan, kerja sama KPK dengan komunitas musik bukan hal baru. KPK sebelumnya sudah intens kerja sama dengan band Slank. Kini kerja sama meluas dengan komunitas Bandung.
Dia mengklaim, kerja sama dengan komunitas Bandung berlangsung sukses. Buktinya, semua komunitas kompak menggelar kegiatan. "Dari sejumlah acara yang ada di Festival Antikorupsi ini, hanya 20 persen kegiatan yang digelar KPK, dan 80 persennya oleh komunitas," katanya.